Raja memang keras kepala. Seberapa kali aku menentangnya, Tetap saja.
Sudah sering Aku bilang untuk jangan lagi datang ke rumah sakit hanya untuk menjengukku. Hanya untuk melihat ketidak berdayaanku.
"Aaa.."
"Buka mulutnya maimunah."
Aku menggeleng.
Bukan apa-apa. Sekarang tubuhku tidak bisa menerima apapun bentuk makanan.Aku pasti akan memuntahkannya.
"Ya udah, kamu mau apa? Biar aku ambilin."
Lagi lagi aku menggeleng. Karena aku memang tidak bisa lagi banyak bicara. Hanya pada waktu tertentu.
Kadang Raja selalu cerita seperti sekarang. Dan aku hanya mendengarkan ceritanya.
"Kamu tau? Tadi pas ulangan Fisika aku dapat nilai tertinggi lo di kelas."
"Aku dapat nilai 70. Hebat gak?" Aku tersenyum. Menurutnya nilai 70 sudah hebat.
"Yang penting aku tertinggi hhe."
"Tapi tetap remidi, Padahal itu pas kkm. Sedih banget kan?"
"Untungnya mereka pada bilang selamat sama aku, sama minta traktiran lagi."
"Kan gak lucu."
Seperti itulah setiap hari, setiap pulang sekolah sampai malam dia hanya di sini. Kadang juga bermalam di sini.
Aku sedih, Raja pasti lelah karena setiap hari hanya menunggu seseorang yang tidak akan bangun lagi seperti aku.
Ini tidak akan lama lagi Raja. Saat itu pasti akan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilusi Tak Bertepi
Short Story#Trueshortstory [COMPLETED] "Kapan kamu mengijinkanku masuk dalam hidupmu?" Ucapnya tenang meremas tanganku. "Kamu sudah masuk dalam hidupku." Kataku. "Aku juga sudah mengijinkanmu masuk dalam hidupku, Jangan menangis sendirian. Itu sama saja kamu t...