Part 1

3.6K 251 29
                                    

Saat itu pukul sepuluh malam, jalanan sudah mulai sepi, dua orang polisi muda yang baru saja keluar dari sebuah club malam menjalankan tugas raziahnya, tiba-tiba melihat seorang pemuda sedang menghabisi nyawa seorang wanita di gang belakang Pub.

"Hei, berhenti! Apa yang kau lakukan?" kedua polisi mengarahkan batons pada pelaku. Perkelahian pun terjadi seorang polisi terkena sabetan pisau di dadanya oleh pelaku dan terluka.

Melihat itu pelakupun segera kabur.

"Berhenti! Jangan kabur!" polisi lainnya segera mengejar pelaku, namun ia menoleh sejenak pada rekannya.

"Ming, kau tidak apa-apa?"

"Pergilah, Sing! Aku akan memanggil bantuan!"

Singto mengangguk sekali dan segera mengejar pelaku.

"Berhenti! Kau tidak akan lolos!" teriaknya pada pelaku.

"Hati-hati!"

Singto kehilangan jejak pelaku di lokasi konstruksi dan berhenti untuk memeriksa sekitarnya, lalu menyalakan senter dari ponselnya untuk menerangi jalannya, menyelinap di sekitar dinding dan pilar setengah jadi, ada banyak puing yang menghalangi jalan.

Dia berjalan dengan hati-hati, lalu tiba-tiba mendengar suara anjing menggeram dari kejauhan. Ia mengabaikannya dan terus mencari jejak pelaku yang ia yakinin sedang bersembunyi di sekitar kontruksi bangunan.

Tiba-tiba ia melihat bayangan di belakang sebuah pilar tidak jauh darinya, ia langsung menduga bahwa itu adalah pelakunya, iapun segera mematikan senternya dan menyelinap untuk menyergap pelaku dari belakang.

Namun saat akan mendekat, ia tidak sengaja menendang batu dan jatuh terjerembab, pelaku menggunakan kesempatan itu untuk menyerangnya. Ia mengarahkan pisau ke arah kepala Singto, pria itu langsung berguling untuk menghindar namun terkena sabetan di lengan kanannya.

Pelakupun kembali lagi, kali ini ia menghujamkan pisau ke wajah Singto, pria itu menahan tangan pelaku dengan kuat, mata pisau hampir mengenai matanya kirinya. Tangannya gemetaran menahan pisau dan berkeringat dingin.

Tiba-tiba seeokor anjing putih menerkam sang pelaku dari belakang dan menggigit lengan kirinya, hingga ia secara reflek mengayunkan pisaunya pada anjing tersebut agar melepaskan gigitannya.

Anjing tersebut reflek menghindar namun mata pisau berhasil melukai kaki kiri depannya. Singto mengambil kesempatan itu untuk bangun dan memukuli tangan pelaku dengan baton, membuatnya melepaskan pisaunya seketika. Anjing itu pun kembali menggigitnya.

Pelaku mencoba melepaskan diri dari gigitan anjing tersebut sambil berusaha menghindar dari pukulan Singto. Ia benar-benar terperangkap kali ini. Hingga akhirnya ia menyerah dan Singto mengambil kesempatan dengan segera memborgol tangannya.

Setelah itu iapun menghubungi pusat untuk mengirimkan bantuan. Sambil menunggu, ia mengusap kepala sang anjing yang membantunya.

"Kau menolongku lagi, kawan! Terima kasih!" ucap Singto lalu berjongkok memeriksa luka pada kakinya.

Anjing tersebut terus menggongong sambil menggoyangkan ekornya dan melompat sambil mengangkat sebelah kakinya. Sementara darah terus mengucur dari lukanya.

"Kau terluka karena menolongku!" Singto hendak memeluk anjing itu, namun ia berusaha menghindar, dan mendekat untuk menjilati luka di lengan Singto. Pria itu kaget dan memandanginya sambil tersenyum.

"Apa kau mengikutiku?" tanya Singto pada anjing itu lagi sambil membelai kepalanya. "Kau selalu muncul saat aku dalam bahaya, aku ingin sekali memeliharamu, sayangnya keluargaku tidak menyukai anjing..."

Bahasa Indonesia - The Day, Where We Forget Each Other (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang