"Aku memanggilmu kemari untuk memintamu pejelasan mengenai hasil rapat dengan anggotamu tentang kasus pembunuhan berantai!" ujar Kepala department polisi pada Nat dengan emosi.
"Mengacu pada bukti, dan saksi, kasus pembunuhan berantai ini berhubungan dengan....serigala...dan sejenisnya...." lapor Nat ragu.
"Oh, jadi kau ingin melaporkan ada serigala yang berkeliaran di dalam kota dan merencanakan pembunuhan berantai?" sindir kepala department polisi. "Permisi, apa kita perlu bekerja sama dengan polisi hutan untuk menangkap hewan tersebut?"
"Yang kubicarakan adalah manusia srigala..." tukas Nat.
"Ini tidak masuk akal!" teriak kepala department polisi. "Aku menjabat kepala polisi selama puluhan tahun, dan selalu mengutamakan logika dalam bertindak!"
Nat menghembuskan nafas dengan berat. "Aku juga selalu mengutamakan logika, tetapi..."
"Tetapi apa?! Jangan bilang kau percaya takhayul!" tukasnya.
Ia menatap Nat serius dan bertanya.
"Apa kau pernah nonton kartun scooby-doo?"
"Itu adalah kartun favoritku saat kecil..." jawab Nat.
"Siapa tokoh favoritmu dan apa alasanya?"
"Er...Emma...karena dia selalu memecahkan kasus dengan menggunakan logika..."
"Tepat sekali! Tidak perduli seberapa aneh dan tidak masuk akalnya kasus yang muncul di setiap episode, selalu ada penjelasan logika di akhir cerita yang memberitahu penonton bahwa monster, hantu, penyihir, wolverine itu tidak nyata! Apa kau mengerti?!"
"Lalu apa pendapatmu tentang hasil otopsi yang kutemukan?" Nat meletakkan folder laporan di atas meja.
Kepala polisi mengambil laporan tersebut dan membacanya sejenak, lalu membuang laporan tersebut ke lantai.
"Apa kau pernah melihat mahkluk itu dengan mata kepalamu sendiri?!" bentaknya.
"T-tidak pernah..." jawab Nat ragu.
"Lalu atas dasar apa kau percaya?! Cerita?"
"Tidak ada..." jawab Nat.
"Terus?"
"Aku akan membuat ulang laporan dan menyelidiki kasus ini lagi..."
"Kau membuat keputusan yang tepat! Ingat kau adalah detective, bukan paranormal atau hunter!"
Nat mengangguk mengerti.
"Satu lagi! Kuharap kau bisa memilih kata-kata yang bagus, saat kau menjelaskan kasus ini pada media?!" ia melototi Nat. "Jangan menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat dengan memberitahu anak-anak agar tidak keluar rumah pada malam hari karena ada monster berkeliaran!"
"Untuk sementara, kurasa itu perlu di lakukan, sampai kasus ini terpecahkan agar tidak muncul korban lagi!"
"Saat aku memberitahu putraku yang berusia lima tahun agar tidak bermain api karena itu berbahaya, ia malah membakar separoh rumahku karena penasaran dengan bahaya apa yang kumaksud..."
"A-aku mengerti..." sahut Nat gugup. "Permisi!"
Nat kembali ke ruangannya dan mengeluarkan sebuah frame foto dari laci meja kerjanya dan mengamatinya lama.
Tiba-tiba Fah mengetuk pintu dan mengagetkannya.
"P'Nat, kau melihat photo keluargamu lagi?"
"Ada apa?" tanya Nat pada gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahasa Indonesia - The Day, Where We Forget Each Other (THE END)
Hombres LoboCharacater : Singto-Krist/Arthit-Kongpop ; Ming Genre : Werewolf/Mystery Spoiler : Singto adalah seorang perwira polisi biasa, juga suami dan ayah biasa. Suatu hari dia diselamatkan oleh seekor anjing serigala putih, dan perjalanan hidupnya yang t...