Singto dan Ming berlari keluar melihat apa yang terjadi, namun ia tidak menemukan pria itu. Keduanya pun berpencar dan mencari sekitar lima menit.
"Kit! Kit! Kau dimana?!" panggil Ming khawatir. "Semoga tidak terjadi sesuatu padamu! Kumohon!"
"Ming, Disini! Aku menemukan Kit!" Singto berteriak dari arah parkiran.
Ming segera melesat menuju ke lokasi Singto, dan menemukan Kit duduk di lantai bersandar pada sebuah pillar dan tidak sadarkan.
"Kit!!!!" Ming berteriak panik dan langsung berhambur untuk memeluk tubuh pria itu, terdapat luka cakar di lengannya.
Jantung Singto berdebar kencang saat tangannya memeriksa nafas Kit dengan gemetaran.
"Dia masih hidup!" lapor Singto, Ming menghembuskan nafas lega.
"Cepat ambilkan kotak obat dan telepon ambulans!" pinta Ming, Singtopun segera melesat ke dalam ruangan.
Ming memeluk tubuh pria itu erat dan mencium keningnya.
"Kit, bangun dan buka matamu! Kau bisa mendengarkanku?" panggil Ming sambil mengusap wajah Kit di pangkuannya. "Jika terjadi sesuatu padamu, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri...seharusnya aku menemanimu berpatroli..."
Tidak lama, kelopak mata Kit bergerak dan ia membuka matanya perlahan menatap Ming, namun tatapan matanya kosong.
"Kit?! Hei, apa yang terjadi?!" Ming terkejut sambil meletakkan tangannya di leher Kit.
"S-serigala...." Kit berbisik pelan.
"Apa?!"
"A-aku melihat....serigala...."
"Dimana?"
"Dia...menyerangku...."
"Hah?!" Ming kaget. "Serigala liar?"
"Bukan....manusia serigala....aku diserang manusia serigala...." ujar Kit lagi.
"M-manusia serigala? Kau yakin?"
Kit mengangguk pelan dengan sisa tenaganya dan mendesis kesakitan karena luka ditangannya.
Tidak lama Singto kembali lagi dengan kotak P3K dan membantu Kit menghentikan pendarahan. Singto teringat bentuk luka Kit sama persis seperti yang di alami Arthit.
"Kau bilang kau melihat manusia serigala?!" tanya Singto pada Kit. "Bagaimana rupanya?"
"Seperti serigala, besar dan tinggi, bertaring, dan mempunyai cakar...namun berdiri dengan dua kaki menyerupai manusia..." tutur Kit.
Ming membelalakkan matanya tidak percaya.
"Apa kau melihatnya dengan jelas? Kau yakin itu bukan kostum?"
Kit menggeleng. "Aku melihatnya makan..."
"Maksudmu?!" Singto dan Ming berseru serentak.
"D-dia mengorek hati Pao dan memakannya...lalu kabur saat aku melihatnya..." ujar Kit. "Kemudian aku mengejarnya kemari....dan ia langsung menyergapku...."
"Lalu apa yang terjadi?" tanya Singto.
"Anjingmu menolongku..."
"Krist?! Dia kemari?"
Singto dan Ming saling bertukar pandang terkejut.
"Lalu dimana dia sekarang?"
"Dia mengejar manusia serigala itu..."
"Apa?!" giliran Singto shock dan panik. "Apa kau melihat kemana mereka lari?"
"Aku tidak lihat, maaf, monster itu melemparku dengan kuat sebelum kabur...dan aku pingsan. Kuharap anjingmu selamat..." ia mencengkram lengan Singto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahasa Indonesia - The Day, Where We Forget Each Other (THE END)
WerewolfCharacater : Singto-Krist/Arthit-Kongpop ; Ming Genre : Werewolf/Mystery Spoiler : Singto adalah seorang perwira polisi biasa, juga suami dan ayah biasa. Suatu hari dia diselamatkan oleh seekor anjing serigala putih, dan perjalanan hidupnya yang t...