Part 14

1K 175 24
                                    

Nickh menyamar sebagai perawat laki-laki dan diam-diam mengambil sampel darah Pim, sialnya ia tidak sengaja berpapasan dengan Shone di lorong. Pria itu melototinya lurus dan langsung mengenalinya sebagai werewolf dari aroma tubuhnya.

Nickh yang masih menyamar langsung berjalan menghindarinya. Shone mencoba mengikutinya untuk mencari tahu identitas dirinya, namun ia kehilangan jejak Nickh yang telah kabur lewat pintu belakang.

Nickh membawa sampel darah Pim dan Singto yang ia ambil sehari sebelumnya ke rumah sakit lain untuk melakukan pencocokan DNA bayi.

Malam itu adalah bulan purnama tanggal 15, dimana para werewolf baru yang berusia sekita 16-19 tahun akan menunjukkan cakar dan taringnya untuk pertama kalinya, dan melakukan perburuan pertama memangsa liver manusia.

Saat hendak kembali ke apartmentnya, Nickh menyadari bahwa ponselnya hilang. Ia curiga ponselnya terjatuh di rumah sakit saat melarikan diri dan mungkin di temukan oleh alpha tersebut. Nickh memaki dirinya sendiri karena ceroboh.

Tiba-tiba ia khawatir, alpha tersebut menemukan kontak Arthit dan menggunakannya untuk menjebak Arthit masuk perangkap, Nickh pun segera menuju ke apartment Arthit hendak mengingatkannya. Ia membunyikan bel berkali-kali dengan panik hingga akhirnya, Sung yang terbangun oleh suara bel membukakan pintu untuknya.

"P'Nickh?" tanya bocah it polos.

"Sung, kenapa kau yang membuka pintu? Dimana papamu dan P'Arthit?"

Sung menggeleng pelan. Nickh pun lalu menyerobot masuk dan langsung menuju kamar Arthit, ia menemukan Singto sedang tidur di ranjang, dan Arthit tidak ada di kamarnya.

Sementara itu, Arthit mengikuti GPS Nickh dan tiba di sebuah abandon pabrik di pinggiran kota. Arthit mengintai dengan hati-hati, ia bisa merasakan hawa werewolf yang pekat yang memberitahunya bahwa ada lebih dari 3 werewolf di sekitarnya.

Saat mendekati pintu dengan ragu, tiba-tiba saja ia mendapat pesan masuk dari Singto.

'P'Arthit, tinggalkan tempat itu, aku kehilangan ponselku! Nickh.'

Arthit membelalakkan matanya shock, ia baru menyadari bahwa ia telah dijebak. Arthit hendak meninggalkan tempat itu diam-diam, namun tiba-tiba Shone muncul dan menahannya.

Arthit tersentak kaget seketika, kini ia tidak bisa kabur lagi, pikirnya.

"Kita bertemu lagi!" sapa Shone.

Arthit menyeringai. "Apa kau segitunya mengidolakanku, sampai menghalalkan segala cara hanya untuk bertemu denganku?"

"Jangan bercanda! Katakan, siapa kau sesungguhnya?" tukas Shone. "Apa hubunganmu hubungan dengan werewolf?"

"Ha? Apa maksudmu?" tuding Arthit.

"Aku menangkap hewan peliharaanmu! Apa kau tidak ingin menolongnya?"

Arthit menyeringai. "Maaf, sepertinya kau salah! Aku tidak pernah memelihara hewan! Aku alergi bulu binatang!"

"Oh ya?!" tantang Shone. "Buka pintunya!" pinta Shone pada anak buahnya.

Saat pintu pabrik terbuka, Arthit bisa melihat seekor werewolf di ikat di pillar dan tubuhnya penuh dengan luka cabik.

Arthit membelalakkan matanya kaget, namun ia tau itu bukan Nickh.

"Wow, kostumnya keren!" seru Arthit. "Di mana kau membelinya?"

"Jangan berpura-pura bodoh! Dia adalah hewan peliharaanmu, Nickh dengan wujud aslinya! Apa kau tidak bisa mengenalinya?!"

"Kau sungguh lucu, sudah kubilang aku tidak memelihara hewan, kau tuli atau tidak mengerti ucapanku?!"

Shone melemparkan ponsel Nickh di atas lantai di depannya.

Bahasa Indonesia - The Day, Where We Forget Each Other (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang