Part 7

1.2K 179 63
                                    

Arthit merasa diikuti setelah mengantar Singto pulang ke apartemennya, dan ia dapat mencium bahwa yang mengikutinya bukan manusia, ia pun mengambil rute lain menuju ke gang yang sepi. Saat tiba di ujung jalan, dua ekor werewolf melompat ke hadapannya, lalu berubah wujud menjadi manusia.

"Katakan siapa dirimu, kenapa kau ingin membunuh teman kami Nickh?"

"Nickh?"

"Jangan berpura-pura! Kau yang ingin membunuhnya di warehouse waktu itu, bukan?"

"Aku bisa mencium baunya, dia juga salah satu dari kita!" ujar salah satu werewolf.

"Jangan menyamakanku dengan kalian!" tukas Arthit.

"Apa kau pikir kau manusia?"

"Aku berbeda dari kalian!" jawab Arthit lagi "Kebetulan sekali kalian menunjukkan diri, katakan dimana Pack Leadermu?"

"Pack Leader? Kami bukan anjing serigala, kami tidak berburu dalam grup!"

"Sungguh?!" Tanya Arthit menyeringai tidak percaya. "Ngomong-ngomong, dimana Nickh? Dia tidak bersama kalian?"

"Dia bersama kami tadi...tapi dia punya urusan lain yang belum selesai...."

Arthit seraya melototinya, ia curiga werewolf yang bernama Nickh, sedang mengintai apartment Singto. Dia menyesal membiarkannya lolos waktu itu.

--------------------------------------------------------------------

Sementara itu di apartment Singto....

Pria itu baru saja mandi dan bersiap-siap untuk tidur, namun tiba-tiba mendengar suara lolongan serigala. Singto kaget, ia teringat pesan Arthit dan segera memeriksa jendela dan pintu. Tiba-tiba Pim bangun dan mengeluh lapar, ia meminta Singto untuk membelikan cemilan malam untuknya.

Singto yang mengetahui kebiasaan istrinya itu itu sudah menyiapkannya persedian makanan di kulkas, namun saat membuka kulkas, seluruh persediaan daging habis.

Ia terkejut dan langsung menebak Pim telah menghabiskan semua daging itu sendirian.

"Kemana semua daging yang ada di kulkas?" Tanya Singto pada istrinya.

"Sudah habis..." jawab wanita itu santai. "Kenapa kau begitu emosi? Ini kan untuk anakmu!"

"T-tapi....itu tidak masuk akal!"

"Apanya yang tidak masuk akal? Aku sedang hamil dan butuh banyak makan!" tukas Pim.

"Tapi makanmu seperti serigala!"

"Kau bilang apa?!" Pim mulai emosi dan melototinya. "Jika kau tidak bisa menghidupiku dan anak ini, aku bisa menanggungnya sendiri!"

"A-aku tidak bermaksud begitu, hanya saja...."

"Kau mau bilang apa lagi?" bentak Pim. "Jangan bikin anak kau tidak sanggup memberinya makan!"

"Jaga ucapanmu!" tukas Singto emosi.

"Apa aku salah?! Aku hanya menghabiskan daging di kulkas kau langsung marah-marah! Toh kau membeli semua dagingitu unukku, kan?"

Singto berusaha menahan emosinya, dan mencoba bersabar. Ia tidak punya pilihan selain menyambar kunci dan dompetnya, menuju ke grocery store.

Namun begitu pintu di buka seseorang mendorongnya kuat dan menghempaskan tubuhnya ke lantai. Singto kaget setengah mati, begitu juga dengan Pim. Wanita itu segera membantu Singto berdiri.

"K-kau siapa?!" Tanya Pim ketakutan.

"Aku akhirnya menemukanmu!" Nickh menyeringai sambil menatap Singto.

Bahasa Indonesia - The Day, Where We Forget Each Other (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang