Fah mengangkat kardus dan berjalan masuk ke ruangannya dengan susah payah, melihat itu Kit segera membantunya dan tanpa sengaja menjatuhkan sesuatu di lantai. Singto yang kebetulan lewat langsung membantu memungutnya, ia kaget saat melihat knuckle claw.
"I-ini...." Mata Singto terbelalak kaget sambil menihat Kit dan Fah bergantian. "Kalian berhasil menangkap pelakunya?"
"Hah? Pelaku apa?" Tanya Fah bingung.
"Pelaku yang membunuh korban dengan mengenakan kostum wolverine!"
"Bagaimana kau tau?"
"Aku bertemu dengannya tadi malam dan hampir saja menjadi korban!"
"Hah?!!" Kita dan Fah berseru serentak dan membelalakkan mata kaget.
"K-kau bilang, kau hampir terbunuh tadi malam?" seru Fah.
"Ya, untungnya seorang teman menyelamatkanku!" jawab Singto.
"Sudah kubilang kau sangat beruntung!" Fah menepuk dadanya. "Lalu apa kau menangkap pelakunya?"
"Hah? Kupikir kalian yang menangkap pelakunya, soalnya kostumnya ada disini..." Singto bingung.
Kit memutar bola matanya malas, ia lalu merebut knuckle claw dari tangan Singto dan menggunakannya untuk mencakar pria itu.
"Ouch!!! Apa yang kau lakukan?" Singto kaget dan langsung memeriksa lengannya dan bingung. "Itu mainan?"
"Tentu saja! Jika asli kami sudah menutup kasus dan pergi berlibur!" sahut Kit. "Ini karena teori Fah, yang menyebutkan pembunuhnya mungkin wolverine, jadi ia ingin memancingnya keluar dengan mengenakan kostum!"
"Tunggu! Kau bilang kau bertemu pembunuhnya tadi malam?" tanya Fah. "Apa kau melihat wajahnya?"
"Lihat sih...tapi...." Ia terdiam sejenak.
"Tapi apa?" Tanya Fah tidak sabaran.
"Seperti katamu pembunuhnya benar-benar wolverine! Er...maksudku werewolf..." sahut Singto. "Tapi apa itu masuk akal?"
Singto menggaruk kepalanya, Kit dan Fah saling bertukar pandang kebingungan. Kemudian Singto melirik kostum werewolf di dalam kotak dan mengeluarkannya.
"Kau mau apa?!" seru Kit.
Singto memaksanya dengan seksama sambil membandingkannya dengan sosok makhluk yang ia lihat tadi malam.
"Ini kostum jaman sekarang?"
"Hah? Maksudnya?" Kit dan Fah bingung.
"Tidak, tidak aku pasti salah lihat! Mana mungkin di dunia ini ada werewolf atau mutan! Ini gila!"
"Tentu saja, kau gila mempercayai hal begituan?!" komentar Kit. "Ini pasti kerjaan hollywood!"
Fah bungkam sejenak mengingat hasil otopsi mayat criminal yang ia temukan beberapa waktu lalu.
"Ada apa N'Fah?" Tanya Singto penasaran. "Kau menemukan sesuatu?"
"Dia terobsesi pada wolverine dan percaya pembunuhnya adalah werewolf, makanya ia meminjam kostum mainan ini!" Kit tertawa, Fah menendang kakinya kesal.
"Semoga pelakunya cepat di temukan! Aku mau pergi bertugas dulu! Sampai jumpa!" pamit Singto.
"Sing, jika kamu bertemu Ming katakan padanya bahwa aku akan menaruh dokumen di mejaku, dia bisa melihatnya nanti..."
"Apa yang terjadi?" Tanya Singto curiga. "Oh iya, aku dari pagi tidak melihat Ming, kalian tau dia kemana?"
"Kulihat dia sudah berangkat untuk bertugas pagi-pagi sekali!" jawab Fah. "Dia kelihatan aneh hari ini, apa yang kau lakukan padanya Kit?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahasa Indonesia - The Day, Where We Forget Each Other (THE END)
LobisomemCharacater : Singto-Krist/Arthit-Kongpop ; Ming Genre : Werewolf/Mystery Spoiler : Singto adalah seorang perwira polisi biasa, juga suami dan ayah biasa. Suatu hari dia diselamatkan oleh seekor anjing serigala putih, dan perjalanan hidupnya yang t...