Suatu hari, sang kakek meninggal dunia, dan sang cucu dibesarkan oleh para serigala, dan setelah dewasa diam-diam kembali ke desa dan berbaur dengan para penduduk. Mereka tidak mencurigai bahwa pemuda tersebut adalah anak yang di juluki manuasia serogala, yang diusir oleh penduduk ke dalam hutan bersama kakeknya belasan tahun yang lalu.
Suatu hari sang pemuda yang bernama Arthit ini bekerja di rumah seorang saudagar kaya sebagai budak, yang juga memiliki seorang putra seusianya, Kongpop. Suatu kali ia pergi mengumpulkan kayu bakar di hutan, sang putra majikan mengikutinya diam-diam karena merasa curiga.
Ia mengintip dari pepohonan, dan melihat budak keluarganya itu berdiri di tengah-tengah kawanan serigala, namun ia merasa aneh karena pemuda itu tidak menunjukkan ekpresi takut sedikitpun, ia malah membelai kepala serigala yang paling besar dengan santai.
Tiba-tiba saja, ia tidak sengaja membuat gerakan dan seekor serigala seraya melompat hendak menerkamnya, namun ia beruntung di selamatkan oleh budak keluarganya tersebut. Arthit memintanya merahasiakan apa yang di lihatnya di hutan. Keduanyapun berteman baik sejak saat itu.
Dengan berlalunya waktu, hubungan Arthit dan Kongpop semakin akrab, dan keduanya pun saling jatuh cinta. Mereka terlihat sering keluar masuk hutan bersama, untuk merahasiakan hubungan terlarang tersebut. Tidak ada yang merasa curiga, hingga suatu hari sang putra majikan di jodohkan dengan seorang gadis namun ia menolaknya.
Suatu ketika, gadis ini mengikuti mereka ke hutan dan tidak sengaja menangkap basah keduanya sedang bercumbu mesra, dan dikelilingi oleh para serigala. Iapun memberitahu seluruh penduduk desa apa yang dilihatnya.
Namun Kong berusaha melindungi kekasihnya, dan membuat persyaratan dengan sang gadis, ia berjanji akan menikahinya jika gadis itu mengubah kesaksiannya. Gadis itu setuju, namun muncul ketidak puasan di dalam hatinya, ia lalu berpura-pura sembunyi di hutan dan meminta seorang pelayannya memberitahu keluarga calon suaminya bahwa ia di culik oleh kawanan serigala.
Malangnya gadis ini benar-benar menjadi mangsa para serigala yang kelaparan di hutan, mengetahui kenyataan ini, Kongpun merasa curiga pada Arthit, dan tidak menolongnya saat para penduduk desa mengikatnya dikayu bakar dan mengeksekusinya, lalu membuang mayatnya ke hutan agar di mangsa oleh serigala.
----------------------------------------------------------------------
"P'Nat! Aku menemukan bukti baru dari autopsy!" ujar Fah.
"Oh, apa yang kau temukan?"
"Bulu binatang, taring dan cakar..." ia berhenti sejenak. "Tertanam di dalam tubuh korban..."
"Maksudmu?"
"S-sepertinya korban bukan manusia..."
"Jangan bercanda!"
Fah lalu menunjukkan bukti dan photo padanya, yang menunjukkan struktur tulang dan gigi korban berbeda dari manusia, selain itu pada punggung dan selangkanganya terdapat bulu binatang yang tumbuh dari bawah kulitnya.
"Jangan masukkan bukti ini ke dalam laporan sebelum kita menemukan bukti yang akurat!" pinta Nat. "Dan jangan katakan pada yang lainnya sebelum ku instruksikan!"
"Kenapa?" Fah bingung.
"Karena aku tidak ingin yang lain memunculkan opini yang tidak masuk akal!"
"Baik, aku mengerti!" jawab Fah. "Lalu bukti ini bagaimana?"
"Biar kusimpan dulu!" Nat mengambil dokumen dari tangan Fah. "Kau tidak membuat copyannya, kan?"
"Tidak..." sahut gadis itu masih bingung. "Bagaimana dengan pihak rumah sakit?"
"Beritahu dokter yang melakukan autopsy untuk merahasiakan hal ini! Jika hal ini sampai tersebar, nama departemenkita jadi taruhannya! Aku tidak mau orang-orang menganggap kita gila! Hal ini sungguh tidak masuk di akal!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahasa Indonesia - The Day, Where We Forget Each Other (THE END)
Hombres LoboCharacater : Singto-Krist/Arthit-Kongpop ; Ming Genre : Werewolf/Mystery Spoiler : Singto adalah seorang perwira polisi biasa, juga suami dan ayah biasa. Suatu hari dia diselamatkan oleh seekor anjing serigala putih, dan perjalanan hidupnya yang t...