Part 15

1.1K 176 22
                                    

Krist diam-diam menjaga Singto mengantar Sung ke sekolah, kemudian ke kantor polisi untuk memastikannya selamat. Ia bisa mencium aroma manusia serigala yang mengintai, dan bersembunyi di dekat pos penjagaan sampai situasi aman dan pergi untuk memeriksa Sung sesekali.

Singto mendapat jadwal patroli malam ini, tapi ia kembali ke rumah terlebih dahulu untuk bersiap-siap sekaligus untuk mengecek Arthit apakah sudah pulang ke rumah. Dia begitu khawatir karena tidak mendapatkan kabar dari Arthit selama beberapa hari, dia mencoba menghubungi ponsel Arthit tetapi tidak aktif begitu juga dengan Nickh.

"Haruskah aku menciummu untuk memberimu semangat?" Tanya Ming saat melihat pria itu terus memperhatikan ponselnya dan tampak tidak bersemangat.

"Urusi saja dirimu sendiri? Jangan menggangguku!" tukas Singto.

"Well, kita dapat tugas patroli bersama malam ini! Tidakkah seharusnya kau memberiku sedikit perhatian? Aku merasa seperti cinta bertepuk sebelah tangan!" Ming cemberut.

"Seperti katamu, kita sedang berpatroli bukan kencan!" tukas Singto sambil melotot pada Ming.

"Ide yang bagus! Ayo kita berkencan, bagaimana?"

"Aku sedang tidak ingin bermain denganmu!" jawab Singto sambil fokus pada ponselnya.

"Setidaknya, perhatikan pekerjaanmu dan..."

Pada saat yang sama Singto tidak sengaja menabrak fire hidrant di tengah jalan dan terbentur tepat di batangnya.

"Jalan di depanmu..." tambah Ming berusaha untuk tidak tertawa.

Singto menekan selangkangannya sambil berputar-putar berusaha untuk tidak berteriak sambil menahan sakit. Beberapa pejalan kaki tertawa saat melewatinya.

"Tertawa saja, jangan di tahan!" teriak Singto sambil melototinya.

"Saking lucunya, sampai-sampai aku bahkan tidak bisa tertawa!"

"Tumben, kau baik sekali!"

"Aku bisa memberimu blowjob, kalau kau mau!" tawar Ming.

"Diam kau!"

Tiba-tiba Singto melihat seorang wanita dirampok beberapa blok di depan, jiwa heronya pun muncul seketika, ia dengan cepat melesat ke ke sana mencoba untuk menghentikan kejahatan. Ming mengejarnya dari belakang dan membantu wanita itu sedangkan Singto mengejar perampok yang melarikan diri.

Tiba-tiba sebuah van berhenti di depannya, lalu dua orang keluar dan mencengkram lengannya, sementara seorang lagi mengarahkan pistol ke kepalanya.

"Masuk ke dalam mobil!"

Ming terkejut ketika melihat ke arahnya dan hendak menyelamatkan Singto, tetapi tiba-tiba wanita itu menyerangnya dengan pisau, untungnya dia berhasil menghindar dengan gesit lalu mengeluarkan pistolnya dan segera menghentikan wanita gila tersebut.

Dia mengamankan pisau dan memborgol tangan wanita itu ke belakang, lalu berbalik mencari Singto, sayangnya pria itu telah pergi. Dia tidak punya pilihan lain selain memanggil rekannya yang juga sedang berpatroli disekitar dan menyerahkan wanita itu kepadanya, lalu naik sepeda motor dan mengejar van yang membawa Singto setelah memanggil bala bantuan.

Tangan Singto diikat ke belakang punggungnya, begitu juga dengan mulut dan matanya, ada empat manusia serigala di dalam mobil. Dia hanya duduk dengan tenang karena tidak bisa berbuat apa-apa selain mencoba memperhatikan sekelilingnya, mencari petunjuk di sepanjang jalan mereka membawanya.

"Jadi, apakah kau tahu siapa Arthit?" tanya seorang pelaku kepadanya.

"Bagaimana dia bisa menjawabmu dengan mulut terikat, idiot!" rekannya memukul kepalanya.

Bahasa Indonesia - The Day, Where We Forget Each Other (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang