ngidam yang aneh

10.8K 811 19
                                    

Hari ketiga di rumah sakit.

Maylan duduk di pinggir ranjang rumah sakit. Matanya menatap keluar jendela kamar ruang rawat inapnya.

Raganya disini, tapi entah pikirannya ada dimana. Rindu, kangen, dan sedih semua jadi satu. Ini waktu terlama baginya meninggalkan triplet. Walaupun hampir 5 kali sehari dia video call dengan ketiga anaknya. Tapi tetep saja rasa rindunya belum terobati sepenuhnya.

Pemandangan Maylan tak luput dari kedua mata Ken. Dilepasnya kacamata dan diletakkannya laptop yang sedari tadi ada di atas pahanya. Walaupun di rumah sakit menjaga Maylan, Ken masih menyempatkan kerja. Memeriksa beberapa laporan yang Prana emailkan.

Ken melangkah menghampiri Maylan, dan duduk disebelahnya. Merangkul bahu Maylan dengan satu tangan. Satu tangannya lagi menggenggam lembut jari-jemari Maylan.

"Apa yang kamu pikirkan sayang?"ucap Ken lembut.

Maylan menoleh ke Ken, memperlihatkan senyum tipisnya dan kembali menatap keluar jendela.

"Kamu mau keluar? Aku ambil kursi roda ya,,,"pinta Ken.

Maylan menggeleng, kemudian memeluk Ken. Terdengar isakan dari Maylan.

Ken mengusap punggung Maylan beberapa kali, menenangkan tangisan istri tercintanya.

"Jangan nangis ya, ntar sikembar ikut nangis loh,,,"

Mendengar perkataan Ken, Maylan melepaskan pelukannya dan menatap Ken cemberut. Bibirnya udah manyun.

Cup

Plakk

Ken mencium bibir Maylan yang manyun, tapi Maylan membalasnya dengan memukul lengan Ken.

"Ihhh,,,, kok mas malah di pukul sih?"ken mengelus lengannya.

"Habis mas masih aja nyuri kesempatan. Ade kan lagi sedih,"kata Maylan dengan muka masih cemberut.

"Hehehe,,,, siapa suruh bibirnya di maju-majuin. Mas kira kamu minta dicium."

"Ade kan lagi kangen sama triplet mas,,,,"keluh Maylan, matanya berkaca-kaca.

"Mau video call lagi? Tadi kan udah sampai sejam malahan."

"Lan mintanya ketemu langsung, pengin meluk mereka."maylan menjeda beberapa detik." Mas tuh nggak ngrasain. 9 bulan mereka di perut ade, dan selama hidup mereka juga nggak pernah jauh sama ade. Tapi gara-gara disini ade harus jauhan sama mereka,"kata Maylan terisak, air mata tak lagi terbendung di matanya.

Ken hanya manggut-manggut mendengar curhatan istrinya.

"Mereka pasti sedih kayak ade, nggak bisa meluk ibunya. Nggak bisa manja-manjaan, nggak bisa main sama ade, nggak bisa makan masakan ade, nggak bisa tidur bareng ade,,,,,"ujar Maylan panjang lebar langsung memeluk Ken. Air mata keluar deras dari kedua matanya.

Ken masih diam, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya. Masih memberi kesempatan buat istrinya meluapkan semua keluh kesahnya.

Maylan kembali melepaskan pelukannya.

"Mas tau nggak sih??? Ikatan batin antara ibu dan anak itu kuat banget tau.... Ade ngrasa kalau setiap video call sama mereka. Mereka tuh kangen banget sama ade,,,,"lanjut Maylan masih terisak, sesekali menghapus airmatanya dengan ujung khimarnya.

Sekali lagi Ken, hanya menggut-manggut kepalanya. Mirip kayak boneka di dashboard  mobilnya.

"Ihh,,,, kok mas cuman manggut-manggut sih?"keluh Maylan kesal memukul dada bidang Ken.

all about Triplet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang