"Ibu kita mau nengok dede bayinya om Plana ya?" Tanya Ashsha antusias."Iya de." Jawab Maylan tersenyum
"Ihh ibu ko manggilnya de sih. Ashsha kan mau jadi kakak. Jadi manggil kak." Ashsha sewot.
"Hemm ade bayi belum keluar. Jadi predikat ade masih di pegang Ashsha dong." Ken ikut bersuara.
"Nggak mau! pokoknya maunya di panggil kakak titik." Ashsha nggak mau kalah dan memasang mode ngambek.
"Udah deh yah. Iyain aja dari pada nanti dia teriak." Kata Fariz, enggan mendengar teriakan sang adik.
Suaranya bisa-bisa bikin pecah kaca mobil. Kan nggak lucu masa naik mobil kacanya pecah semua. Nanti di kira abis di bobol maling dong. Pakai jurus semburan. Hehehe...
"Iya deh. Maaf ayah salah." Ucap Ken menoleh ke putri kesayangannya.
"Ayah, berarti om mau potong kambing ya?" Tanya Atha.
Ken hanya mengangguk, dan memilih fokus menyetir. Biar si ibu Maylan aja yang jawab pertanyaannya.
"Iya Kak. Om potong satu kambing."
"Kok dikit bu. Om pelit ya." Kata Atha.
"Iya bu. Kan satu kambing dikit banget dagingnya. Masa kalah sama opa yang kemaren potong sapi." Fariz menambahkan.
Maylan tersenyum dan menggelengkan kepala. Ada-ada aja omongan anak-anaknya. Masa aqiqahan anaknya om Prana mau di samain korban sapinya opa di Idul Adha kemarin.
"Sunahnya memang satu sayang. Soalnya bayinya tante Naya cewek. Kalau kemarin kan opa kurban." Jelas Maylan.
"Ouh beda ya. Kirain sama, berarti om nggak pelit ya bu?"
"Iya om itu nggak pelit. Om hanya menjalankan sunahnya Rosul buat potong kambing di hari ke tujuh anaknya."
"Lah kalau anak cowok satu kambing juga atau beda bu?" Tanya Ashsha.
"Ayo ayah jawab pertanyaan si kakak Ashsha. Yang lengkap ya pakai hadistnya." Maylan menepuk bahu Ken pelan. Giliran sang ayah dong.
Ken melirik ke arah Maylan.
"Ayah nggak bisa jawab ya?" Telunjuk triplet bergerak ke atas dan bawah kompak, melihat ayahnya yang masih diam.
"Kata siapa ayah nggak bisa jawab. Ayah cuma lupa aja he." Ken nyengir, menahan malu.
"Itu namanya bukan lupa tapi nggak tahu artinya." Celetuk Irie dari jok paling belakang.
"Emang lu tahu Rie?" Sahut Ken.
Irie hanya nyengir lebar sambil menggelengkan kepala.
"Sami mawon jenenge iku." Keluar deh logat jawa ibu triplet. (Sama aja namanya)
Triplet yang tahu artinya hanya tertawa cekikikan. Ternyata ayah sama om nya nggak jauh beda. Sama-sama nggak tahu. Musti di suruh ikut ngaji bareng triplet kayaknya nih.
Opa yang duduk di samping om Irie akhirnya bersuara membacakan satu hadits tentang penyembelihan hewan aqiqah.
"Hadits Ummul Mukminin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَمَرَهُمْ عَنِ الْغُلاَمِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ وَعَنِ الْجَارِيَةِ شَاةٌ
“Rasululllah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan mereka, untuk anak laki-laki aqiqah dengan dua ekor kambing dan anak perempuan dengan satu ekor kambing.” (HR. Tirmidzi)"
KAMU SEDANG MEMBACA
all about Triplet
Spiritual*End - complete ***sequel dari "UNTUKMU IMAM RAHASIAKU" (The Secret Husband) Riweuh pusing musti sabar banyak-banyakin baca istighfar panjang-panjangin usus kata orang jawa hehehe, buat ngasuh ketiga anak yang lahir di hari yang sama bulan yang sama...