Owl

1.3K 220 31
                                    



"Kapan kalian ketemu sama dede twins?" ucap Prana menatap ke ketiga bocah yang lagi sibuk main dengan si kecil Keyra.

"Dede twins siapa om?" tanya balik Ashsha bingung.

"Calon adik kalian itu loh. Yang di perut ibu."

"Oh dede satu dua Sha, maksud om Pelana." Fariz mengingatkan pada sang adik.

"Ohhh."

"Om penasaran ya?" tunjuk Atha sambil cengar cengir meledek Prana.

"Hemmm,,," nyesel deh Prana nanya.

"Sama om kita juga penasaran." Atha tampak lesu ketika menjawab.

"Kata Ibu bulan ini terus bulan depannya kita bakalan ketemu mereka." Fariz berujar.

"Bentar lagi dong."

Triplet kompak mengangguk sambil terus fokus dengan mainan mereka.

Sesaat setelah mereka ngobrol, tante Naya datang dengan wajah yang sulit diartikan. Di tangannya tampak handphone berwarna hitam.

"Abi." panggil Naya dengan suara sedikit cemas.

"Ada apa umi?"

"Sini." tante Naya jalan menjauhi triplet diikuti Prana yang tampak bingung.

"Ada apa?" tanya Fariz pada sang kakak.

Atha sendiri hanya mengangkat bahu dan kembali bermain bareng Keyra.

"Sha, coba nanya ke om gih." suruh Fariz.

"Ihh kak Fariz, inget kan pas ayah bilang. Kalau tidak semua yang orang dewasa bicarakan kita musti tau." terang Ashsha mengingat pesan sang ayah.

Fariz terlihat pasrah mendengar perkataan sang adik. Meskipun mereka masih kecil dan belum genap 5 tahun tapi apa yang orangtua mereka pesankan akan mereka ingat selalu. Kalaupun satu lupa ada dua lainnya yang mengingatkan. Begitupun sebaliknya.

Karena nggak semua urusan orang dewasa itu menyangkut anak-anak. Tapi urusan anak-anak pasti menyangkut urusan orang dewasa. Mulai dari perilaku anak-anak, pasti ada peran pola asuh yang di terapkan oleh orantuanya.

Beberapa saat kemudian om Prana datang. Senyum terpaksa dia pemerkan ke triplet. Fariz yang menyadari akan perubahan si om semakin di buat penasaran. Sebenarnya ada apa?

"Om." panggil Fariz

"Iya Riz, ada apa?"

"Ada apa?" timpal Fariz.

"Yee, om tanya ada apa kenapa kamu malah balik nanya ada apa lagi?" Prana di buat bingung sendiri.

"Iya ada apa? kok tante Naya jadi sedih gitu." tunjuk Fariz ke tante Naya yang masih sibuk dengan si gepeng hitam di telinganya.

"Nggak apa-apa. Tante Naya cuman lagi telponan sama saudaranya."

"Oooo..." jawab Atha.

"Saudara siapa om?" tanya Fariz masih nggak terima dengan jawaban om Prana. Sifat kritis dan kekepoan Fariz mulai on.

"Urusan orang dewasa kak Fariz." ucap Ashsha.

Fariz menghela nafas, mungkin ini memang urusan orang dewasa dan bukan ranah dia untuk tahu.

"Om Prana, kok om Irie lama sekali?" tanya Atha menanyakan keberadaan om bule jepangnya yang tadi janji akan balik ke sini lagi.

"Bentar lagi juga dateng kok. Kayaknya lagi jemput tante Fathiya dulu baru kesini." jawab om Prana.

all about Triplet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang