Fariz masih menangis dalam pelukan ayahnya. Yang Ken lakukan hanya membiarkan jagoan kecilnya menangis menumpahkan rasa sedihnya. Bukan, bukan maksud Ken membiarkan salah satu dari triplet ini tetep menangis. Yang Ken lakukan hanya membiarkan tangisan si kakak reda sendiri, agar dia bisa menasehati kembali tanpa ada airmata yang keluar dari dua mata Fariz. Dan bisa menanyakan kenapa Fariz takut punya adik.Hampir lima menit Fariz masih menangis, tapi kali ini tinggal sesenggukan tanpa airmata yang keluar lagi.
"Kakak mau minum?" Tanya Ken lembut.
Fariz hanya menjawab dengan anggukan.
"Bentar ayah ambilin," jawab Ken dengan senyum. Dan berdiri sambil menggendong Fariz menuju salah satu pojok kamar yang ada dispenser air.
Dengan perhatian Ken meminumkan air putih ke Fariz.
"Haus ya kak?" Kata Ken melihat satu gelas air tandas di teguk Fariz.
Selesai minum, Ken menidurkan Fariz diikuti dirinya yang tiduran di samping anak keduanya.
"Baru kali ini ayah lihat, kakak nangis lama. Ngalahin rekornya Ashsha hehehe." Goda Ken.
Wajah Fariz tampak cemberut mendengar omongan ayahnya.
"Jangan manyun, jelek loh kak. Anak ayah kan nggak ada yang jelek." Cium Ken di pipi kiri anaknya.
"Oh ya kak, Ayah boleh nanya nggak? Jujur ya kak, Ayah penasaran. Tau sendiri kan kalau orang penasaran pasti pengin cepet-cepet tahu jawabannya. Biar nggak kepikiran gitu. Kayak kakak kalau nanya ke ayah atau ibu dan menurut kakak jawabannya nggak meyakinkan kan pasti kakak nanya lagi. Iya nggak?"
Fariz mengangguk.
"Ayah mau tanya apa?" Fariz bersuara, menatap wajah ayahnya.
"Tapi kakak nggak boleh nangis lagi. Kalau nangis lagi, ayah nggak akan beliin buku baru lagi buat kakak." Kata Ken dengan nada sedikit mengancam, yang langsung dapat tanggapan pipi menggembung Fariz.
"Hehehe, jelek ah kayak gitu. Kayak ikan apa ya kak?"
"Ikan buntal. Mrs. Puff gurunya spongebob." Ucap Fariz tersenyum mengingat salah satu kartun favoritnya. Ya walaupun hanya dapat jatah dua jam setiap harinya untuk nonton kartun.
"Iya bener kakak dapat satu buku gratis dari ayah!"
"Hore!" Teriak Fariz girang.
"Lanjut ke pertanyaan ayah ya kak." Ken memberi jeda perkataannya menunggu si kecil mengijinkannya untuk bertanya.
Fariz tampak mengangguk, walaupun jelas muka Fariz sedikit masam. Sepertinya si pintar ini tahu apa yang akan ayahnya katakan.
"Kakak kenapa takut, ibu mau punya anak lagi?"
Binggo
Fariz langsung mengalihkan wajahnya melihat ke jendela. Tanpa mau kembali menatap ayahnya.
Ken menghela nafas pasrah, sepertinya pertanyaannya tidak akan di jawab Fariz. Ken mulai menutup matanya, memikirkan kembali cara untuk mengetahui alasan Fariz.
"Ayah, ayah, ayah kok tidur." Kata Fariz mengguncang tubuh Ken.
"Ayah nggak tidur kok, ayah minta maaf ya kak. Kalau kakak nggak mau jawab sekarang nggak apa-apa kok." Ken membuka mata dan menatap lembut Fariz.
"Kakak kakak takut kalau nanti kakak nggak di perhatikan lagi sama ayah dan ibu," ujar Fariz takut-takut, mengucapkan kata demi kata.
"Ya Allah kak, kok kakak mikirnya gitu?" Suara Maylan memasuki kamar. Ternyata dari tadi Maylan sudah ada di depan pintu mendengarkan semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
all about Triplet
Spiritual*End - complete ***sequel dari "UNTUKMU IMAM RAHASIAKU" (The Secret Husband) Riweuh pusing musti sabar banyak-banyakin baca istighfar panjang-panjangin usus kata orang jawa hehehe, buat ngasuh ketiga anak yang lahir di hari yang sama bulan yang sama...