kakak Hero

6.7K 732 34
                                    

Di balik kemudi, Irie masih saja memasang wajah manyun. Padahal hampir sepuluh menit mobil yang dibawanya menembus kemacetan jalanan ibukota. Senyum ramah kepada ketiga keponakannya benar-benar hilang, di gantikan bibirnya yang maju lima senti. Butuh ikat rambut Ashsha sepertinya untuk mengikat bibir yang setia di monyongin dari tadi.

"Om nggak ikhlas ya nganterin kita?" Atha bersuara mewakili kedua saudaranya.

Irie hanya manggut-manggut dengan pandangan masih lurus ke depan. Moodnya benar-benar hancur, rencana jalan-jalan mengabadikan lewat lensa kameranya yang dia susun demi mengobati luka hatinya harus rela kandas. Sang si CEO dengan sikap bossynya mulai bertingkah. Sang Ayah Triplet, meminta om bule jepang untuk mengantar sang keponakan ngaji.

Baru juga mau mengobati luka malah harus tersiram air garam. Bagaimana nggak, luka yang baru saja mengering harus terbuka lagi. Kalau harus bertemu kembali dengan seseorang yang menggores luka dalam di hati Irie.

"Seharusnya om nolak aja. Kita nggak apa-apa kok nggak ngaji." Lanjut Atha.

"Iya om, dari pada om manyun terus." Sambung Fariz mengejek.

"Kata opa, kalau manyun nanti nggak dikabulin doanya sama Allah." Kali ini si cantik Ashsha berkomentar.

Irie menghembuskan nafasnya kasar, hingga kedua pipinya menggembung. Mirip ikan Koi.

"Hihihi kayak ikan pipinya upzz," ujar Ashsha buru-buru menutup mulutnya, takut kalau si om marah.

"Maaf om manyun," ujar Irie lirih, menyesali tingkahnya yang kekanak-kanakan.

"Nggak apa-apa om. Ini juga ulah ayah. Kalau nggak dapat kabar kalau tante Naya lahiran pasti ayah yang nganterin kita." Fariz tersenyum. Yang di bales senyuman terpaksa dari si om terlihat di spion tengah mobil.

"Iya ini kan jadwal ayah. Apalagi ayah penasaran sama kakak Hero." Ucapa Ashsha.

"Who is kakak Hero?" Tanya Irie bingung. Baru kemaren kenal namanya kakak cantik yang bikin patah hati, sekarang ada kakak Hero. Siapa lagi nih? Tapi kalau dilihat dari panggilan mereka kayaknya laki-laki.

"Pokoknya kakak Hero, hebat om. Nggak ada yang ngalahin. Kemaren ya om, dia sampai naik pohon loh." Semangat Ashsha menceritakan sosok Hero.

Apa dia pahlawan ya? Super Hero kali yah.

"Naik pohon?" Irie terkejut.

Mereka bertiga kompak mengangguk.

"Ngambil mangga tetangga ya? Hehehe." Si om terkekeh.

"Huh om. Itu nyuri kata opa. Nggak boleh." Protes Ashsha.

"Dosa tau, om!" Atha dan Fariz tak mau kalah, ngingetin omnya.

"Maaf deh." Irie masih terkekeh, sedangkan triplet manyun.

"Terus ngapain tuh si kakak Hero kalian naik pohon?"

"Nylametin kucing om." Kata Atha.

"Kucing? Sampai naik pohon?" Irie masih terkejut.

"Iya tau om! bukan cuman kucing. Dia juga berani megang ular. Tapi Ashsha suka kalau kakak Hero bawa kura-kura hehehe."

"Tapi, sering tiba-tiba pergi kalau dapat telpon. Padahal kan kakak Hero udah janji mau cerita tentang kisah-kisah Nabi." Keluh Atha.

Makin penasaran nih si Om sama kakak Hero. Siapa ya? Tapi kalau dengar cerita mereka kayaknya laki-laki. Hemm, saingan si om nih jadi favoritnya triplet.

Sepanjang perjalanan menuju tempat ngaji, triplet terus-terusan cerita soal kakak Hero. Bikin si om kepo banget plus penasaran sekeren apa? Dan sehebat apa orang yang di panggil kakak Hero.

all about Triplet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang