Ibu,,,,Ayah,,,, bisa nggak lain kali kalo mau gituan di kamar?"ujar Fariz kesal. Memergoki adegan dewasa di depan mata kepalanya sendiri.
Ceritanya sih Maylan lagi masak, terus Ken nyamperin. Dan kebiasaan Ken dimulai.
Melingkarkan tangannya ke pinggang Maylan. Menyandarkan dagunya di bahu Maylan, dan sesekali meniup telinga Maylan yang tertutup hijab. Membuat Maylan geli.
"Maaf sayang,,,"kata Maylan menatap anaknya yang sekarang sedang minum.
Ken buru-buru melepas tangannya dari pinggang Maylan.
"Kaka haus ya?"tanya Ken.
Fariz hanya mengangguk, kemudian meletakkan gelas yang di pegangnya tadi di meja.
Fariz kembali melangkahkan kakinya menuju kamar, tapi baru beberapa langkah dia menoleh.
"Ayah,,, inget ya. Jangan diulangin yang tadi. Kan ada kamar, kenapa harus di dapur!"kata Fariz kemudian kembali melangkahkan kakinya.
Maylan tertawa, sedangkan Ken memijat pelipisnya. Antara malu dan bingung kok bisa sih anak keduanya selalu saja menciduknya sedang adegan mesra dengan si ratu.
"Dengerin, omongan anaknya, di kamar aja nggak usah di dapur!"kata Maylan di sela tawanya menggoda sang suami.
Fariz anak kedua Maylan memang unik, dia tipe pendiem dan dingin. Tapi sekali dia ngomong membuat Maylan dan Ken bertanya-tanya. Darimana dia belajar ngomong gitu, dan setiap perkataan dan pertanyaannya sukses buat Ken dan Maylan bingung tapi kadang juga bengong.
Dari masih bayi, Fariz memang paling lucu. Kalau Ken lagi pengin bermesraan sama Maylan, pasti Fariz nangis. Walaupun udah tidur, dia pasti terbangun. Apalagi kalau Ken tiba-tiba meluk atau mencium Maylan di depan dia lagi tertidur.
"Mirip siapa sih de, Fariz itu? Posesif banget. Ayahnya pengin meluk ibunya aja nggak di bolehin,"keluh Ken kesel.
"Mirip Mas lah!, kalau di kantor kan persis banget kayak Fariz, pendiem dan dingin plus posesif banget. Inget kan sampe ade manggil mas Ice Prince."
"Masa sih de? mas gitu banget." Kata Ken bingung.
"Hemm, buah jatuh tak jauh dari pohonnya,"ujar Maylan kembali sibuk memasak.
"Iya kah?"kata Ken masih memikirkannya.
"AYAHH!"
Ken menghembuskan nafasnya.
"Mulai lagi deh," kata Ken pasrah.
"Udah,,,, Mas Samperin mereka. Pasti itu suara Ashsha. Ade mau lanjut masak."
Ken melangkahkan kakinya menuju asal suara teriakan anaknya.
Ashsha dan Atha sedang berebut mobil-mobilan. Dua-duanya nggak mau kalah. Sedangkan Fariz menutup telinganya. Dan matanya masih tertuju dengan buku di pangkuannya.
"Ayah!" kembali Ashsha teriak melihat kedatangan Ken.
Ashsha yang melihat kedatangan Ken, melonggarkan pegangannya pada mobil-mobilan langsung jadi kesempatan Atha untuk merebutnya.
"Ayahhh!" kembali Ashsha teriak, tau kalau mobil-mobilannya kini di pegang Atha.
"Aduh,,, anak cantik kok teriaknya kayak Tarzan sih,"kata Ken berdiri mensejajarkan tingginya dengan anak perempuannya yang baru berumur 4 tahun.
"Ini Ashsha ayah, bukan Tarzan. Kalau Tarzan kan cowok, dan tinggal di hutan. Kalo Ashsha kan Princess,"kata Ashsha polos.
"Mana ada Princess teriaknya bikin kaca jendela pecah,"kata Atha asyik memainkan mobil-mobilannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
all about Triplet
Spirituale*End - complete ***sequel dari "UNTUKMU IMAM RAHASIAKU" (The Secret Husband) Riweuh pusing musti sabar banyak-banyakin baca istighfar panjang-panjangin usus kata orang jawa hehehe, buat ngasuh ketiga anak yang lahir di hari yang sama bulan yang sama...