✔ MATE - 1

16.2K 1K 52
                                    

...

Apa yang ada dalam benak kalian saat menatap foto ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa yang ada dalam benak kalian saat menatap foto ini?

Foto itu diambil saat acara Ulang Tahun Dara yang ke 17. Dara Divandra, adik dari Elang Alifiandra. Masih sekolah di SMA TUNAS BANGSA.

Yang tengah itu Elang, tapi aku memanggilnya Ali. Nama Elang terlalu bagus untuknya dan sama sekali tidak cocok. Tingkahnya tengil dan menyebalkan. Sering membuatku marah-marah.

Dan yang paling kanan itu aku. Prilly Ornella. Anak dari seorang laki-laki tampan bernama Orlando dan wanita cantik bernama Raquella.

Ali dan Dara adalah saudara sepupuku, anak dari Om dan Tanteku. Ali umurnya 3 tahun di bawahku tapi saat ini ia sudah diberi ijin untuk menghandle sebuah Perusahaan besar. Sementara aku?

Aku pikir jadi anak tunggal itu menyenangkan. Apapun yang kamu minta pasti akan dikabulkan.

Salah besar.

Anak tunggal. Akan selalu dijaga dan dilarang untuk melakukan apa yang dia inginkan. Umurku sudah 25 tahun tapi aku diperlakukan layaknya seorang bayi.

Aku tidak boleh melakukan hal yang membahayakan. Contohnya bawa motor dan mobil.

OMG baby.

Kedua orang tuaku benar-benar kolot. Mereka mengijinkan aku pergi jika di antar oleh keluarga atau Ali.

Ali?

Mendengar namanya saja membuatku ingin tenggelam ke dasar laut jawa. Kemanapun aku pergi, Ali selalu bersamaku. Mereka yang tidak mengenalku mengira kalau Ali adalah pacarku.

OMG baby.

Ali masih bocah. Mana mungkin aku akan berpacaran dengan bocah? Lagipula Ali saudaraku.

Saat ini aku bekerja di Eagle Group, menjabat sebagai Manager Keuangan. Perusahaan itu milik Om dan Tanteku dan sialnya, CEO di Perusahaan itu adalah Ali.

Double Damn.

Kapan aku akan terbebas dari segala masalah yang berhubungan dengan Ali?

"Prill, lo cek laporan keuangan bulan lalu ya. Kayaknya ada yang selisih!" ucap Ali sambil meletakkan map kuning di atas meja kerjaku.

Aku memilih tak menjawab dan langsung menyambar map kuning itu. Kulirik ke arah Ali yang masih betah berdiri di depan meja kerjaku.

"Ngapain lo masih di sini?" seruku ketus.

"Ngomong sama atasan kayak gitu? Gue potong ntar gaji lo!"

Aku mencibir dan memilih melanjutkan pekerjaanku, membiarkan Ali yang sepertinya akan lama berdiri di situ.

Tapi lama kelamaan aku merasa tidak leluasa. Bagaimana tidak? Kedua pasang mata Ali sepertinya tidak bisa lepas dari sosokku.

Aku mendesah panjang dan menarik tanganku dari atas papan keyboard laptop. Menurunkan kacamata bacaku lalu menatap ke arah Ali.

✔ MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang