✔ MATE - 6

9.9K 942 65
                                    

...

Dara masih saja melihat curiga ke arahku saat aku keluar dari dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dara masih saja melihat curiga ke arahku saat aku keluar dari dapur. Malam ini aku memasak spagheti. Melangkah ragu menuju meja makan, di sana sudah ada Ali dan Dara.

Ali sibuk sama ponselnya sementara Dara sesekali melirikku dari balik kacamatanya.

"Makan malam udah jadi!" seruku sambil meletakkan sepiring besar spagheti.

Ali langsung meletakkan ponselnya dan beralih mengambil spagheti. "Enak nih, udah laper banget gue!"

Dara mengendik pelan lalu ikut mengambil spagheti.

...

Aku melahap spaghetiku dengan ragu. Ali terlihat biasa saja sementara Dara terus melirikku. Aku tau, tingkat kekepoan Dara sangat tinggi, tidak mungkin jika ia akan tinggal diam melihat kejanggalan ini.

"Bang, lo di cariin Mami. Disuruh balik ke rumah!" seru Dara tiba-tiba sambil melahap spaghetinya.

"Ntar kalo libur kerja gue pulang!" sahut Ali santai.

"Katanya, Mami mau ngomong penting sama Bang Elang!"

"Iya iya. Bilangin besok Minggu gue pulang. Bawel lo ah!"

"Bang---"

"Hm,"

"Kenapa Mbak Prilly bisa ada di dalam kamar Bang Elang?"

Spontan spagheti yang baru saja masuk ke dalam mulutku langsung meluncur mulus ke tenggorokanku. Aku terbatuk-batuk dan Dara langsung mengambilkan minum untukku.

"Thanks, Ra!" ucapku setelah meneguk air putih pemberian Dara.

"Kalo gue ngomong jujur sama lo, lo ngadu sama Mami gak?" tanya Ali balik.

Aku langsung panik. Ali mau jujur sama Dara. Jujur soal apa ini? Apa Ali mau bilang sama Dara kalau aku menginap 2 hari di sini? Atau Ali mau jujur soal ciuman panas itu?

Aku menatap tajam ke arah Ali. Tanpa sepengetahuan Dara, aku mengepalkan tanganku lalu meniupnya dan mengarahkan ke wajah Ali. Ali malah terkekeh pelan melihat tingkahku.

Bocah sableng.

"Jujur? Soal apa, Bang?" tanya Dara sambil menatap ke arahku dan Ali bergantian.

Mampus. Aku hanya bisa pasrah kalau seandainya Ali ngomong jujur soal kejadian tadi dan alasan apa aku sampai menginap di apartemennya.

"Gue dan Prilly---"

"KALIAN PACARAN?" teriak Dara tiba-tiba. Aku sampai terkejut dibuatnya.

Aku menatap ke arah Ali sementara Ali tampak terlihat santai.

"Gue belum selesai ngomong!" Ali menoyor kepala Dara pelan membuat gadis itu meringis sambil nyengir. "Prilly lagi ngerjain laporan keuangan. Dia butuh bantuan gue!"

✔ MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang