✔ MATE - 3

10.2K 976 68
                                    

...

Aku menggeliat dalam tidurku. Meringis sedikit saat kepalaku terasa berat. Saat mataku terbuka sepenuhnya, aku sadar. Aku sekarang sedang di dalam sebuah kamar.

Bukan kamarku.

'Enemy has been slain'

Kepalaku refleks menoleh ke samping saat mendengar suara itu. Seseorang sedang bermain game Mobile Legend.

 Seseorang sedang bermain game Mobile Legend

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ali?

Tanganku langsung meraih bantal di sampingku dan memukul wajahnya.

"NGAPAIN LO TIDURAN DI SINI?" teriakku nyaring.

"Awsh. Lo apaan sih? Melek langsung nyerang orang?" gerutunya sambil menyingkarkan bantal yang hampir saja menutupi wajahnya. Ali kembali fokus dengan game di tangannya.

"Kenapa gue bisa ada di sini?" tanyaku sarkastik.

"Mana gue tau,"

"Ali, ih. Lo kan yang bawa gue kesini?"

"Kalo iya kenapa?"

"Iiiih. Lo ngapain aja semalem?"

"Tidur!" sahutnya singkat sambil terus bermain game online.

"Gak percaya gue. Cowok mesum kayak lo gak mungkin tidur. Pasti lo ngapa-ngapain gue kan? Jawab!"

Ali seketika menoleh dan menatap tajam ke arahku, mengabaikan game yang saat ini sedang berjalan. Ia lantas tersenyum miring.

"Coba lo pikir. Cowok sama cewek berduaan di dalam kamar, semaleman. Trus ceweknya mabuk. Apa yang mereka lakuin?"

Mataku membulat sempurna. Aku langsung tau arah pembicaraannya. Mungkinkah semalam aku dan Ali...

Aku langsung mengintip ke dalam selimut dan mendapati baju yang aku pakai semalam sudah berganti dengan sepasang piyama. Dengan gerakan cepat aku menarik selimut tebal itu dan menutupi dadaku.

"LO GILA!" umpatku dan kembali menyambar guling, langsung memukul wajah Ali berkali-kali.

"Pril, stop it. Prilly. Gue bilang berhenti!"

"Rasain. Rasain. Ini sebenarnya gak cukup buat hajar lo. Rasain! Rasain!" aku terus memukul wajah Ali dengan sebuah guling putih itu. "Dasar sepupu sialan. Mesum. Berani-beraninya lo lakuin itu sama gue. Rasaiiiiin!"

Entah kenapa airmataku malah merembes keluar. Tidak menyangka jika Ali akan melakukannya.

"Prilly, hentikan!"

"MATI AJA LO SEKALIAN!!"

"PRILLY, STOP IT!" teriak Ali.

Otomatis pergerakan tanganku terhenti saat Ali mencengkram kedua lenganku. Tiba-tiba saja tubuhnya sudah berada di atasku. Aku menoleh ke samping kiri dan kanan, menatap tanganku yang di cekal oleh Ali.

"Gue gak sehina itu. Gue gak semesum itu buat nidurin lo. Gue masih waras, Prill!" jelasnya. Aku hanya diam dan menatap kedua bola matanya yang hitam. "Gue terpaksa bawa lo ke apartemen gue. Semalem lo mabuk dan gak mungkin gue bawa lo pulang dalam keadaan kacau!"

"Lo yang bikin gue mabuk!" sahutku cepat.

"Gue gak bermaksud bikin lo mabuk. Itu cuman Fruit Wine, kadar alkoholnya paling rendah---"

"Ya lo harusnya tau kalo gue gak pernah minum alkohol!" potong gue. Airmata gue semakin deras mengalir.

"Gue minta maaf soal itu. Gue juga minta maaf soal----ciuman itu!"

"Ciuman?" Jadi benar Ali menciumku semalam? Aku kira itu hanya mimpi. "SIALAN. BRENGSEK LO. ITU CIUMAN PERTAMA GUE!" aku kembali kalap dan meronta tapi sama sekali tak terlepas dari kungkungan tangan Ali.

"Dengerin dulu penjelasan gue!" pinta Ali.

"Bullshit sama penjelasan lo. Sekali brengsek tetep brengsek. Mati aja gue daripada punya sepupu kayak lo---"

"Dengerin gue!" desisnya tajam. Kedua tangannya menangkup kepalaku dari samping kiri dan kanan. Tubuhku mendadak kaku dan kepalaku malah mengangguk dengan bodohnya. "Kalo gue gak lakuin itu, mereka bakalan terusan gangguin lo. Cara satu-satunya biar lo aman adalah dengan ngakuin kalo lo cewek gue,"

"Kenapa gak jujur aja sama mereka kalo kita sepupuan?" tanyaku pelan.

Ali melepas tangkupan tangannya di wajahku dan menopang badannya dengan kedua sikunya. Kembali menatapku. "Itu malah lebih bahaya lagi. Mereka akan lakuin apapun untuk dapetin lo. Lo belum kenal mereka!"

"Ya. Dan gue juga gak kenal lo, sepupu mesum!" ucapku lebih menekan di akhir kalimat. "Minggir lo, ngapain masih di situ?"

Ali seolah tersadar dengan posisinya. Tapi ia malah tersenyum miring, bukannya malah menjauh tapi ia malah mendekatkan wajahnya ke arahku.

"Maju lagi gue tendang lo!" ancamku.

"Dalam posisi kayak gini lo masih berani ngancem gue?" alis Ali terangkat sebelah.

Aku menelan salivaku dengan susah payah. Benar juga apa yang dikatakan Ali. Posisiku sulit saat ini. Dengan kedua kaki terkunci di bawah tubuhnya, aku bisa apa?

Aku meringis sambil menggaruk pelipisku. "Mm, lo laper gak? Gue bikinin sarapan ya sebelum berangkat kerja!" tawarku, mencoba bersikap semanis mungkin. Berharap Ali tidak akan bertindak lebih. Walaupun umurnya masih belia tapi aku tidak yakin dengan kekuatan yang aku miliki. Apa bisa menahan Ali yang nantinya tiba-tiba berubah mesum lagi.

"Hm, sarapan? Oke juga!" Ali tersenyum jahil dan semakin mengikis jarak di antara kami.

"Ali, lo connect gak sih sama apa yang gue omongin?" aku menahan dada Ali agar ia tidak terus maju.

"Paham gue. Sarapan kan?" senyum di wajahnya membuatku bergidik ngeri. "Tapi gaya sarapan gue beda!"

"Beda? Kenapa bisa beda?" tanyaku bingung. Yang aku tau, sarapan adalah makan nasi di pagi hari.

"Mau tau model sarapan gue?" tawar Ali.

Aku meringis ngeri. "Kayaknya gak deh, gak yakin gue sama model sarapan lo! Minggir!"

Ali terkekeh pelan dan masih betah dengan posisinya. "Gue janji, setelah ini gue bakalan minggir!"

Aku berdecak pelan lalu memutar bola mataku. "Oke. Cepetan kasih tau gue, lo mau sarapan apa!"

"Oke. Menu sarapan gue---ini."

CUP!

Mataku kembali membulat saat Ali mencium bibirku singkat. Ia langsung beranjak dan melenggang pergi masuk ke dalam kamar mandi.

"ALI. SIALAN LO. LO NYIUM GUE LAGI!!" teriakku.

"Gak pa-pa. Lagian bibir lo udah gak perawan lagi!" balasnya sambil berteriak dari dalam kamar mandi.

Sepupu mesum.

...


Surabaya, 23 April 2018
Ayastoria

✔ MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang