✔ MATE - 14

8K 929 60
                                    

...

Aku masuk ke dalam rumah dengan langkah tergesa dan langsung menuju kamar, mengunci pintunya. Tangisku meledak dan tak mempedulikan suara Mama yang memanggilku.

Hatiku rasanya sakit sekali saat melihat Ali bercumbu dengan wanita lain.

Dia lupa atau apa? Sering sekali Ali mengatakan perasaannya padaku tapi apa yang dilakukannya kebalikan sama apa yang ia katakan.

Kalau seperti ini terus aku yang akan tersiksa.

Aku membaca pesan masuk dari Max. Rasanya tak adil jika aku melampiaskan emosiku pada Max. Ia tak salah dan tak seharusnya aku mengabaikannya.

Are you okay?

Maaf, gue cmn kecapekan.

Syukurlah.
Aku benar-benar khawatir.
Apa malam ini bisa bertemu?

Aku berpikir sebentar dan membalasnya. Apa salahnya aku menerima ajakan Max malam ini? Mungkin dengan ini aku bisa melupakan kekesalanku.

Oke.

Balasan singkatku membuat Max langsung menelponku. Sebenarnya aku tak ingin berbicara dengan siapapun, tapi mau bagaimana lagi?

"Ya, Max?" sahutku pelan.

"Aku akan menjemputmu pukul 7!"

"Oke."

Setelah mengatakan hal itu aku menutup sambungan telpon. Menghela nafas panjang lalu beranjak ke kamar mandi.

...

Setengah jam lagi Max akan datang tapi aku sudah rapi. Dress lengan pendek sepanjang lutut menjadi pilihanku. Aku menoleh cepat saat hpku berdering dan mengernyit saat mendapati nama tak dikenal terpampang di layar hpku.

"Ya, halo," sapaku hati-hati.

"Selamat malam Mbak Prilly. Saya datang untuk menjemput Anda. Saya tunggu di bawah!"

Setelah itu sambungan telpon terputus. Aku beranjak dari tempat dudukku, menyibak gorden kamarku dan mendapati sebuah mobil sedan hitam terparkir di depan rumahku.

Aku langsung keluar dari kamar dan kebetulan berpapasan dengan Mama.

"Itu yang di depan mobil siapa, Prill?" tanya Mama dengan nada khawatir.

"Gak tau, Ma."

"Loh, kamu mau keluar?" tanya Mama lagi. Aku hanya mengangguk sambil tersenyum kecil. "Sama Max ya?"

"Iya,Ma. Ya udah aku berangkat sekarang ya, Ma," pamitku.

"Itu Max? Kok gak di suruh masuk aja?"

"Bukan, Ma. Kayaknya itu sopirnya. Aku berangkat ya, Ma!"

"Hati-hati, Sayang!" seru Mama.

Aku melangkah keluar rumah dengan langkah lebar. Mendapati seorang laki-laki berdiri di sebelah pintu penumpang. Laki-laki itu tersenyum ramah lalu membukakan pintu untukku.

"Makasih!" ucapku pelan lalu masuk ke dalam.

Aku tak menyangka Max akan seromantis ini. "Kita mau kemana, Pak?" tanyaku penasaran.

"Mbak Prilly tenang saja. Saya akan membawa Mbak Prilly dengan selamat. Sebelumnya maaf, saya harus menyampaikan satu hal!"

"Apa itu, Pak?" tanyaku bingung. Laki-laki itu menoleh sambil mengulurkan sebuah kain merah kecil ke arahku.

"Setelah sampai, tolong tutup mata pakai kain ini. Ini surprise untuk Mbak Prilly!"

Aku meraih kain itu sambil tersenyum. Sepertinya malam ini aku akan bahagia. "Oke, Pak. Siap!"

✔ MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang