Multimedia: Shannon Nicole Beveridge.
*-----*
Bunyi alarm yang berdering keras di pagi hari membuat seorang gadis berambut brunette menggeliat tidak nyaman dari tidurnya yang lelap. Padahal gadis itu tengah bermimpi indah tadi, sialnya mimimpinya malah terganggu dengan alarm menyebalkan itu.
Bukan hanya dengan alarm, tapi juga dengan gedoran di pintu dengan disertai nada jengkel yang terus-terusan memanggil namanya berulang-ulang kali membuat gadis itu terpaksa membuka mata "Iya Bu, Aku bangun!" jawab si gadis seraya mulai bergegas pergi ke kamar mandi.
Air hangat menjadi andalan gadis tomboy itu untuk mengembalikan kesadarannya dan kemudian terbelalak kaget karena ia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 07:05. Sialan! Umpat gadis tomboy itu dalam hati. Mengapa ia bisa kesiangan di hari pertamanya sekolah?
Sambil meruntuk-runtuk kesal karena ia ceroboh dan bergadang semalam hanya untuk mengalahkan sobatnya dalam pertandingan play station, gadis itu segera bergegas pergi ke sekolah tanpa sarapan terlebih dahulu. Ia berlari cepat ke gerbang sekolah, dan saat ia sampai disana waktu menunjukkan pukul 07:12, artinya masih ada tiga menit lagi sebelum gerbang ditutup. Gadis itu tersenyum lega karenanya. Ternyata ada untungnya juga memiliki rumah berdekatan dengan sekolah.
"Shannon!"
Gadis bertubuh jangkung itu kemudian mencari-cari suara yang memanggilnya ke semua penjuru lorong, gadis itu mengernyit saat ia tidak menemukan sosok yang memanggilnya tadi jadi ia hanya lanjut melangkah menuju kelasnya yang kebetulan berada di paling ujung lorong.
"Shannon!!"
Lagi-lagi, gadis yang memakai sweatshirt berwarna merah maroon disertai dengan celana jeans dan sepatu converse putih itu melirik hanya untuk mendapati kekosongan lorong yang membuat ia jadi mengerutkan kening lebih dalam. Berusaha mencuekkan suara apapun yang berada di belakang punggung lebarnya, Shannon kembali melangkah menjauhi asal suara yang masih mengiang-ngiang di telinganya.
"SHANNON BEVERIDGE!!!!"
"Kena Kau bangsat!!!"
Vanessa tertawa keras saat Shannon mencekiknya. Gadis tomboy berrambut keriting itu langsung saja menggigit lengan Shannon dan membuat gadis tomboy yang di gigit jadi berteriak keras karenanya. Berlari ketakutan karena sekarang Shannon terlihat memiliki tanduk dua di dalam pandangannya, Vanessa kemudian menyerah karena langkah Shannon lebih cepat dan panjang darinya. "Bercanda, bro nyantai lah"
Tahu betul kalau Vanessa sedang enggan bercanda dengannya, Shannon kemudian melepaskan sobatnya dan membawa gadis itu menuju kelas mereka "Oh ya Shann, bagamana dengan pekerjaanmu di kantor?" ujar Vanessa saat Shannon merasakan getaran dari gadgetnya.
Mengabaikan sobatnya hanya untuk melihat aplikasi tumblrnya dipenuhi dengan pesan random yang menjodohkannya dengan gadis bernama Cammie, gadis itu kemudian memutuskan untuk mengirimi gadis cantik berrambut blonde serta memiliki pipi chubby itu pesan singkat awkward.
NowThisIsLiving: "Hahaha Aku tidak tahu kenapa mereka menjodohkan Kami disini. Aku bahkan tidak tahu siapa Kamu"
Dan gadis tomboy itu hanya terkekeh saat melihat jawaban dari seberang.
CammieScott: "Hahaha Aku juga tidak mengerti kenapa mereka melakukan itu"
Shannon bisa merasakan tepukan lembut di bahunya dan hal itu tentu saja membuatnya jadi menggantikan fokus pada sobatnya yang menatapnya dengan tatapan malas "Aku bertanya sudah sejak tiga puluh detik yang lalu, Shannon Beveridge. Apa Kamu tidak berniat untuk membalas pertayaanku?"
Shannon terkekeh kecil merasa bersalah "Pekerjaanku di kantor baik-baik saja. Lagipula Aku bisa mempercayai saudariku Casey untuk membantu beban Debra dalam mengerjakan pekerjaanku" jelas gadis tomboy itu membuat Vanessa jadi tersenyum sebagai jawaban.
"Bagaimana dengan kerja sama yang Kamu inginkan dengan perusahaan Hilton Hills?"
Shannon menggedigkan bahunya tidak tahu harus menjawab apa. "Perusahaan Hilton Hills itu perusahaan yang sangat besar, Vanessa. Tidak mudah untuk membuat kerja sama dengan mereka"
"Ku dengar CEO perusahaan itu masih seumuran denganmu"
"Ya. Namanya Ally Hills. Aku sempat bertemu gadis itu beberapa kali" balas Shannon sambil lalu duduk di pojok kelas yang memang sudah jadi spot khasnya.
Vanessa menyusul lantas lalu duduk di samping Shannon yang memang selalu ditempati olehnya "Kamu tahu kan kalau Beveridge bar adalah bar ternama di Lost Angeles? Kenapa Kamu ragu untuk menawari sebuah kerja sama?"
Shannon kembali menggedigkan bahu karena tidak tahu harus menjawab apa sampai kemudian bel sekolah tanda masuk pun berbunyi dan membuat keduanya terpaksa harus menghentikan pembicaraan mereka.
*- WeAreOne by RiskaPramitaTobing -*
Shannon mengambil roti lapis yang baru saja di siapkan oleh kakaknya Casey dan membuat gadis cantik yang memiliki tinggi lebih pendek dari adiknya sendiri itu jadi melempari adiknya dengan remahan roti dan membuat dapur mereka berantakan.
Debra memperhatikan mereka dengan tangan melipat di dada memuat Casey dan Shannon jadi terkekeh karena tahu kalau Ibu mereka akan segera menghukum keduanya jika saja mereka tidak cepat-cepat membereskan kekacauan yang terjadi.
"Bagaimana pekerjaan di Bar?" tanya Shannon selagi membersihkan remah-remah roti dari atas counter dengan menggunakan tangannya. Debra mendekat sambil lalu menyerahkan lap untuk putrinya "Nanti counter dipenuhi dengan sidik jari kalau kamu tidak menggunakan itu. Soal pekerjaan di Bar, Kamu tidak perlu khawatir. Ibu dan Casey bisa mengurusnya"
Casey mengangguk mengiyakan "Lagipula belakangan ini tidak ada pesanan yang terlalu membebankan. Setidaknya Kamu tidak usah khawatir dan bisa fokus dengan sekolahmu" jelas gadis itu sambil menyimpan roti di atas kabin.
Melihat kalau kakaknya kesulitan menggapai kabin atas karena badannya yang kecil, Shannon kemudian mendekat hanya untuk membatu "Tumbuh itu ke atas, jangan ke samping" ujar Shannon menirukan salah satu iklan komersial yang sering ia dengar di TV.
"Shannon!" Debra menaikkan nada bicara sebagai teguran pada putri bungsunya dan itu membuat si gadis tomboy jadi terkekeh karenanya. "Aku hanya bercanda, Bu" jawab Shannon yang tentu saja hanya bisa dibalas Debra dengan gelengan kecil.
"Wajar saja Kakakmu lebih pendek darimu. Sewaktu kecil, Dia tidak suka minum susu dan semua jatah susunya diminum olehmu. Lagipula, Casey mendapat genetic dariku dan Aku adalah gadis pendek. Sementara Kamu mendapat genetic yang bagus dari Ayahmu" bela Debra yang tentunya membuat Casey menjulurkan lidah pada gadis tomboy itu sebagai balasan dari ejekannya.
"Sudah, sudah. Jangan bertengkar terus. Shannon, bagaimana sekolahmu?"
Terduduk di dekat meja makan, gadis tomboy itu kemudian menaikkan salah satu kakinya untuk ia silangkan "Sekolah baik-baik saja" jawab gadis itu mencari aman. "Apa Kamu tidak membolos lagi?" dan Shannon menggeleng cepat sebagai jawaban "Seharian ini Aku dikurung oleh Vanessa di kelas Kimia, untung saja Aku tidak membiarkan kepalaku pecah disana" balas Shannon mendramatisir.
"Bagaimana dengan Shea? Ibu dengar, dia akan berkunjung ke Lost Angeles minggu ini" tanya Debra selagi ia membiarkan Casey pergi untuk beristirahat setelah membantunya bekerja di Bar.
Shannon menggedig "Shea tidak jadi datang karena ujian mendadak"
"Bagaimana dengan Kamu, apa Kamu sudah menemukan seseorang yang cocok?"
Shannon terkekeh kecil "Banyak orang di social media tumblr milikku menjodohkanku dengan gadis cantik itu dan kupikir dia sangat lucu meskipun Aku belum tahu siapa dia sebenarnya" ujar Shannon seraya menunjukkan profile picture milik Cammie pada Ibunya.
"Ya, Kupikir dia cukup lucu"
*-----*
Riska Pramita Tobing.
KAMU SEDANG MEMBACA
WeAreOne (Lesbian Series)#2 |COMPLETED|
FanfictionTanpa disangka semesta membiarkan kita berjumpa. Seolah dirinya memang memiliki rencana untuk kita berdua. Menyatukan kita yang berbeda dengan segala cara. Sehingga kita menjadi sama. Riska Pramita Tobing 2018 -----COMPLETED-----