"Kyaa, Yunhyeong... toloooonggg," Pekik Jennie panik, ia segera menopang tubuh Yunhyeong sekuat tenaganya, sementara yang lain juga segera menyerbu kearahnya.
"Yunhyeongie, Yunhyeongie, ayo bangun kau kenapa?"Jennie bahkan menangis saking takutnya. Dengan langkah laju, menembus kerumunan yang ramai Hanbin segera datang dan dengan sigapnya langsung membopong Yunhyeong.
"Jen, ayo bantu aku, kita antar Yunhyeong ke rumah sakit, kunci mobilku ada di dalam saku sebelah kanan,"Ujar Hanbin cepat, Jennie segera menurut, ia merogoh saku kanan jacket Hanbin dan menemukan kunci mobilnya, mereka melesat secepat mungkin menuju parkiran dan segera mengantar Yunhyeong ke rumah sakit.
OoooO
Yunhyeong membuka mata perlahan, matanya masih terasa kabur namun ia bisa melihat sekeliling yang masih terasa asing baginya, kamar itu di dominasi warna putih, tercium bau obat pahit di sekelilingnya dan tempat itu sangat sepi, ia tak melihat siapapun disitu selain dirinya.
"Aku ada dimana?"Lirihnya pelan, Yunhyeong memegang kepalanya yang terasa berat dan sakit, ia mencoba bangun perlahan.
"Ini dimana?"Masih berkelut dengan kebingungan itu, pintu kamarnya terbuka, Junhoe masih dengan pakaian kantornya tampak berwajah galak.
"June,"
"Kau sudah sadar," Junhoe kemudian duduk di samping Yunhyeong
"June, marah?"tanya Yunhyeong takut, Junhoe menatapnya intens
"Iya, aku marah, apa yang kukatakan tentang istirahat?"Junhoe terlihat serius, Yunhyeong terlihat cemberut
"Aku bosan,"Kilah Yunhyeong manja membuatnya mendapatkan sentilan kecil di dahinya oleh Junhoe.
"Setelah ini, jangan keras kepala lagi, jangan nakal lagi, jangan bandel lagi, jangan sering-sering membuatku khawatir,"Ujar Junhoe kini mendekap bahu Yunhyeong, kemudian merebahkan tubuh mereka dan bersandar pada kepala tempat tidur, Yunhyeong mendongak menatap Junhoe
"Kenapa?"tanyanya pelan, Junhoe kini menatap Yunhyeong lurus, lama terdiam sebelum ia akhirnya buka suara.
"Karena kau akan menjadi seorang umma,"Jawab Junhoe setengah berbisik, mendengar sesuatu yang tak terbiasa seperti itu, Yunhyeong segera melepaskan pelukannya dan langsung menatap Junhoe tak percaya.
"Aku apa?"Tanyanya masih tak percaya
"Kita akan punya baby," Jawab Junhoe lembut, mendengar sesuatu yang membahagiakan seperti itu Yunhyeong sempat terbungkam beberapa saat, menyadarkan dirinya bahwa ini bukan mimpi
"June... tidak bohong kan?"tanyanya meyakinkan, Junhoe mengangguk lembut, sambil menangis haru Yunhyeong terpekik bahagia dan menghambur memeluk Junhoe.
"Gomawo sayang, gomawo,"Pekiknya kesenangan, Junhoe yang memeluknya ikut tersenyum bahagia
"Tidak, aku yang seharusnya berterima kasih, gomawo Sayang,"Ucap Junhoe kini mencium puncak kepala Yunhyeong, Yunhyeong tersenyum penuh haru.
OoooO
Sementara itu di luar dinding putih itu, Hanbin tampak begitu lemas, ia duduk menopangkan kepalanya dengan kedua tangannya, Jennie duduk disampingnya dengan tenang, dan sesekali melirik penasaran ke arah Hanbin.
"Setelah ini, Yunhyeong akan lebih bahagia,"Ucap Jennie penuh arti, Hanbin tak merespon namun dari balik gerakannya, Hanbin tampak lebih gusar
"Aku berharap tidak ada lagi yang mengganngu hubungan mereka,"Jennie melanjutkan, ia sungguh sedang menyindir Hanbin, Hanbin tak berniat membalas, ia hendak beranjak, dan dikagetkan oleh teriakan histeris Jennie saat tiga sahabat Yunhyeong tiba menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Goo's Wife
Fanfictionaku tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya, kau benar benar berbeda - Goo Junhoe kau, sungguh membuatku ingin melihat senyummu - Song Yunhyeong Peringatan! Alur maju mundur cantik