part 22

1.5K 124 17
                                    

Yunhyeong merogoh tas tangannya, mencari-cari ponsel pribadi miliknya dengan Junhoe, ia menemukan cukup lama, matanya tak lepas dari keberadaan Junhoe dan yeoja antah barantah itu, setelah beberapa menit tangannya berjuang di dalam, ia akhirnya menemukan benda penting itu, dan secepat kilat menekan nomor Junhoe.

"Maaf nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkau..." mendengar sahutan petanda ketidakatifan ponsel Junhoe, Yunhyeong buru-buru mendial ulang, dan mendapat jawaban yang sama setelah beberapa kali mencoba.

"June bahkan mematikan ponselnya," Batin Yunhyeong sedih, ia menghentakkan kakinya kesal sekali.

Ia ingin menghampiri Junhoe saat itu juga, tapi tak punya nyali, sekali ini saja sejak hamil ia merasa semakin sensitif dan cenderung pasrah.

"June selingkuh, hiks, June selingkuh dengan yeoja lain, hiks hiks padahal Aku kan sedang hamil," Batinnya, matanya mulai berair, ia masih tercekat di tengah kerumunan orang ramai dengan para bodyguardnya.

"Yaa, Goo Yunhyeong, kita bertemu lagi," Suara itu, Hanna, kembali menghampiri

"Kau kenapa?" Tanyanya sambil memperhatikan wajah Yunhyeong yang tertunduk, tapi Yunhyeong tak urung mengangkat kepalanya

"Nee Hanna-shii kurasa kau benar, Junhoe benar-benar selingkuh," Ucap Yunhyeong pelan, Hanna mengerutkan dahi bingung

"Hah dasar orang hamil, kenapa kau begitu sensitif, aku kan Cuma bercanda," Ujar Hanna santai, Yunhyeong masih tak juga mengangkat wajahnya, Hanna melihat sekeliling tak bermaksud melihat hanya sekadar mengalihkan wajahnya sejenak dari Yunhyeong, namun matanya membulat sempurna saat melihat Junhoe tak jauh dari mereka

"Omoo... itu kan suamimu?" Hanna menunjuk Junhoe, dan kini matanya tambah membelalak

"Omoooooo suamimu dengan seorang yeoja,...Tapi itu kan..."

"Aku pulang dulu," Hanna belum sempat meneruskan kata-katanya,Yunhyeong sudah buru-buru pergi

"Ya... Goo Yunhyeong, kau salah faham, Ya..." Hanna meneriaki Yunhyeong yang semakin menjauh

"Hah terserah kau saja," Tukasnya tak mau ambil pusing, Hanna hendak melangkah lebih jauh namun teriakan kepanikan membuatnya memutar tubuhnya lagi, tak jauh darinya, Yunhyeong dengan perutnya yang masih besar, terkulai tak sadarkan diri, dalam dekapan para bodyguardnya. Naluri kemanusiaan Hanna tiba-tiba saja menariknya untuk menghampiri.

"Hah, kenapa lagi sih si pabo itu," Kesal Hanna namun kakinya tak berhenti untuk tetap menghampiri.

"Ya, ada apa dengan Nyonya besar kalian?"Tanya Hanna pada sang bodyguard

"Nyonya tiba-tiba pingsan, kami akan mengantarnya ke rumah sakit," Sang Bodyguard membopong Yunhyeong menjauh dari keramaian, dan Hanna tak mengikuti, ia melihat sekeliling lagi kemudian tersadar sesuatu...

OoooO

Matahari sudah hampir tenggelam, sudah sangat sore, jendela kamar Yunhyeong belum di tutup gordennya. Yunhyeong masih terbaring cantik di tempat tidur single itu, tubuhnya terbalut selimut tipis, wajahnya merona, nafasnya berhembus teratur. Seseorang menggenggam tangannya lembut, Yunhyeong menggerakkan jemarinya dan mengelus pelan tangan itu.

"Kau sudah bangun?" Seseorang mengelus rambutnya, harum ini, suara ini, sentuhan ini, ia hafal semuanya, Goo Junhoe suaminya...

Tiba-tiba Yunhyeong tersentak dan mengingat sesuatu yang menyakitkan, ia membuka matanya

"Sayang," Junhoe memanggilnya pelan, dan lembut, Yunhyeong menatap Junhoe dengan mata bulatnya.

"June, hiks hiks hiks hiks," Dan ia menangis...

Mr.Goo's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang