epilog-3

2K 151 16
                                    

Chanwoo tak makan dengan banyak malam itu, bukan karena dia sakit, tapi karena cuma pada saat itulah kesempatan terbesarnya tiba, dimana ia bisa menelpon appanya dengan bebas tanpa gangguan siapapun termasuk ummanya. Yunhyeong sibuk membantu teman-temannya yang lain di dapur tak sadar bahwa Chanwoo sudah meninggalkan makan malamnya.

Drrt..drrt... Junhoe mengangkat ponselnya cepat

"Chanu,"

"Appa..." Suara lantang sang putra terdengar, ia begitu rindu dengan putra semata wayangnya itu

"Chanu, baik-baik saja kan?" tanya Junhoe lembut

"Emm," Chanwoo mengangguk merasakan seolah appanya bisa melihat "Appa, Chanu ada di Ghana sama umma,"

"Ia appa tahu, appa akan menyusul kesana,"

"Jinja?! Nee kesini cepat-cepat ya appa,"

"Memangnya kenapa? Chanu mau dibelikan sesuatu? Apa umma kehabisan uang?"
"Tidak appa." Jawab Chanwoo "Umma punya banyak uang dalam dompetnya, tapi umma tidak bisa membeli panggung drama musicalnya,"

"Membeli panggung drama musical?" Junhoe balik tanya

"Emm," lagi-lagi ia mengangguk "Panggung drama musical itu sudah dijual, kasihan umma, dia sedih appa,"

"Nee, kalau begitu Chanwoo jaga umma ya, nanti appa kesana appa belikan umma panggung drama musical lagi,"

"Ok appa," dan Chanwoo menutup telepon sepihak, Junhoe kaget ia bahkan belum sempat mengatakan selamat malam untuk putranya. Kebiasaan mematikan telpon sepihak? Chanwoo benar-benar miniatur Junhoe.

"Chanu..." desah Junhoe geli

OoooO

Namun berhubung penyelidikan panggung M.U.P berlanjut, dan rapat pemegang saham belum selesai keesokan harinya, keberangkatan Junhoe ke Ghana terpaksa di tunda. Chanwoo melaksanakan tugasnya dengan baik, ia menjaga ummanya sungguh-sungguh. Keberadaan Yunhyeong dan rekannya di rumah sakit itu memberikan bantuan tersendiri, pasalnya hari dimana mereka berkumpul di Ghana untuk mempertahankan panggung adalah hari dimana, rumah sakit itu mendadak banjir pasien, tak sedikit pasien yang datang berobat, tentu saja berkaitan dengan wabah yang beberapa hari ini menyerang warga. Meski tak berpengalaman dalam tindakan medis, namun Yunhyeong dan rekannya membantu sebisa mereka.

"Pasien ini, muntah-muntah sejak beberapa hari ini, dan lihat seluruh tubuhnya kering," Seunghoon berkata pada Serra, mereka terlihat kebingungan

"Apa yang harus kita lakukan, mana dokternya," Serra panik, "Aku bahkan tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya,"

"Astaga bagaimana ini, dia semakin lemah," Seunghoon semakin panik, Serra melakukan apa yang bisa, memposisikan pasien sebisa mungkin, dan berusaha untuk menyadarkan pasien dengan terus memanggil namanya. Dalam keadaan serba darurat itu, Chanwoo yang kala itu seharusnya berada di kamar, keluar tanpa sepengetahuan Yunhyeong, ia melihat Seunghoon dan Serra dalam keadaan panik dan bertanya.

"Ahujussi, ahjumma ada apa?" tanyanya, namun suaranya yang kali ini terbilang pelan, tak terdengar olah kadua teman ummanya itu, Serra melihat Chanwoo berada di dekat mereka, dan buru-buru menoleh kesana kemari memastikan keberadaan Yunhyeong

"Chanu, apa yang Chanu lakukan, ayo ke kamar saja, disini banyak orang sakit," Bujuk Serra, merangkul Chanwoo dan mengajaknya kembali ke kamar

"Emm, orang itu dehidrasi, ahjumma, paling tidak beri ia larutan garam, sebelum sempat di infus," Ucap Chanwoo polos, sama polosnya seperti pernyataannya jika ingin meminta es krim, Seunghoon dan Serra saling pandang, kemudian mengangguk mantap, Serra berlari entah kemana

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr.Goo's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang