Empat Dua

41 6 28
                                    

Somi masih terjaga dalam keheningan malam.
"Yuk berusaha sama aku." kata-kata yang Daniel lontarkan sukses membuat Somi tidak bisa tidur. Somi sudah bersiap tidur dari tadi, namun matanya masih saja enggan terpejam karena gelisah mengingat maksud dari ucapan Daniel waktu itu.

"Apa udah saatnya buat aku buka hati lagi? Setelah banyak kisah sakit yang aku alamin." kata Somi memandang langit-langit kamar.

Sudah beberapa minggu berlalu. Tapi Somi masih terus memikirkannya. Setiap mereka berdua bertemu, Daniel tidak membahasnya lagi. Itu yang membuat Somi sedikit tidak yakin dengan Daniel.

Jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari, Somi berusaha membuatnya tertidur karena besok dia harus pergi ke kantor. Somi pun terlelap.

Kring kring..

Suara alarm membangunkan Somi. Somi beranjak dari tempat tidurnya.
Seperti biasa, dia berdandan sesederhana mungkin. Dengan dress kantor yang dibalut jas diluarnya. High heels dengan tinggi 5 cm dan tas berukuran sedang yang biasa dia bawa.

Somi mengikat rambutnya menjadi satu bagian. Dia sekarang tinggal di apartemen karena ingin mandiri. Somi menyiapkan secangkir teh dan membuat sandwich untuk sarapannya. Selesai sarapan dia bergegas pergi ke kantor.

"Somi!" panggil seseorang dari balik pintu ruang kerjanya. Ruang kerja Somi sekarang digabung dengan ruang kerja Atasannya.

"Iya pak? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Somi sopan.

"CEO AFC company ingin menemui anda. Dia berada dilobby." kata salah seorang pria yang sepertinya dia adalah karyawan disini namun Somi tidak mengenalnya.

Somi berjalan keluar. Dia mencari siapa orang yang ingin menemuinya itu.

"Yak Hwang Minhyun!" panggil Somi yang kemudian menutup mulutnya karena banyak yang mendengarnya memanggil Minhyun seperti itu.

"Kamu ya gak ada sopan santunnya." kata Minhyun menepuk kening Somi. Somi hanya terkekeh malu.

"Nanti makan siang bareng aku ya. Aku mau ngomongin soal Yoora. Please!" pinta Minhyun.

"Jadi kamu kesini cuma mau ngajak makan siang?" tanya Somi.

"Enggak, tadi aku ada meeting sama manajer 2 disini jadi sekalian deh. Ya? Mau kan? Bantu aku lah Som." Kata Minhyun berharap. Somi pun mengangguk setuju.

"Dikantin kantor aja ya tapi, aku males keluar." kata Somi.

"Yaudah 30 menit lagi kan jam makan siang, aku kesana dulu" kata Minhyun.

"Oke lah, aku mau lanjut kerja dulu ya. Tunggu aja dikantin. Bye!" pamit Somi.

Minhyun pergi ke kantin terlebih dahulu. Minhyun duduk di bangku paling ujung. Beberapa orang menatapnya. Minhyun yang menyadarinya hanya acuh tak acuh.

"Itu kan CEO AFC ya."

"Wah parah sih ternyata ganteng juga."

"Single gak ya."

"Keknya sih single. Yakali udah punya istri."

"Tapi katanya udah punya calon."

"Eh demi apa? Yah padahal gebet aja tuh duitnya banyak."

"Tanya Somi aja. Kayanya sih temennya Somi deh. Tadi aku liat mereka ketemu"

"Modus aja lewat Somi."

"Sekalian aja lewat pak Malik."

Minhyun yang mendengar bisik-bisik dari para karyawan yang sudah mulai memenuhi kantin hanya menghela nafasnya. Beberapa saat kemudian Somi datang.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang