Tiga Belas

45 10 9
                                    

"Bisakah sebentar saja kau menoleh ke arahku? Agar kau tau, betapa berharganya dirimu untukku"

.

.

.

.

.

.

Hening dan diam. Woojin dan Somi hanya saling menatap tanpa bicara. Hanya ada suara alunan musik dari Cafe tersebut. Entah mengapa, ketika melihat Woojin, Somi seperti melihat Aera. Somi teringat dengan kata-kata Aera tadi.

"Aera-" Somi membuka obrolan terlebih dahulu. 

"Iya aku tau." kata Woojin masih menatap Somi dengan tatapan matanya yang lembut. Somi mengalihkan pandangannya dari Woojin. Somi menghela nafasnya. Nafasnya terasa seperti tidak beraturan.

"Jauhin aku jin." ucap Somi ketus. 

"Maaf tapi aku ngga bisa." jawab Woojin. Woojin meraih tangan Somi. Woojin menggenggam erat tangan Somi. 

"Aku mohon, jangan paksa aku buat ngejauh dari kamu. Dan jangan paksa aku buat berhenti mencintai kamu." kata Woojin. Somi melepaskan genggaman tangan Woojin darinya.
Somi berdiri dari tempat duduknya. 

"Terserah kamu! Kalo kamu ga mau jauhin aku. Aku yang akan jauhin kamu!" kata Somi pergi dari Cafe. 

Somi menghentikan Taxi didepan cafe, Woojin mengejarnya namun Somi sudah lebih dulu pergi dengan Taxinya.
Woojin mengacak acak rambutnya frustasi. 

"Siall!!" teriak Woojin menghentakkan kakinya.

Somi Pov.

Aku berlari pergi meninggalkan cafe. Aku tidak ingin terlalu lama bersama Woojin. Aku membencinya. Kenapa dia bisa berkata seperti itu sedangkan dia sudah tau bahwa Aera mencintainya. 

"Maafin aku ra." gumamku lirih.

LINE

Jaehwan
Hai?
Udah sampe rumah?
Kamu pulang sama siapa?

Somi
Masih dijalan
Taxi

Jaehwan
Oh oke, ati ati dijalan ya
Sampe rumah jangan lupa mandi terus istirahat :)

Somi
Iya :)

Jaehwan
besok aku jemput ya?
(Read)
Somi?
(Read)
Okee berarti jawabannya iya :)
(Read)

Aku membuang hpku ke atas kasur. Aku sangat lelah. Lelah memikirkan Woojin, Aera dan Jaehwan. Jaehwan? Dia sangat baik padaku. Setiap hari dia mengirim pesan padaku. Menanyakan aku sedang dimana, memperhatikanku, dan lainnya.
Namun melihat perhatiannya kepadaku seperti itu, membuatku risih. Aku memang belum pernah berpacaran. Tapi aku tahu seperti apa ciri-ciri seorang pria yang sedang mendekati wanita. Bahkan aku sudah sering mendengar semuanya itu dari Eunbi,Nahee ataupun Yoora.

Aku pergi membersihkan tubuhku. Selesainya aku membuka laptop, menyetel music video favoritku. Aku mengikuti setiap tariannya. Aku sangat menyukai musik dan tari. Aku juga masuk ke UKM seni musik dan tari. Bahkan bulan depan aku akan mengikuti pagelaran seni musik dan tari yang diadakan oleh UKM universitas. Itu adalah mimpiku. Mimpi besarku. Akupun pernah menginginkan memiliki kekasih yang satu selera denganku. Seorang pria yang bisa bermain gitar, memiliki suara yang merdu, dan menyukai dunia seni sama sepertiku.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang