Hari itu adalah hari pertamanya mengukir tapakan kaki setelah dinyatakan diterima di sekolah, tak terasa dia mulai masuk ke dunia dewasa dan secara perlahan melupakan dunia kekanakan. Hal itu juga berarti bahwasanya ia harus memaksimalkan detik dalam hidupnya bersama pembentuk dirinya, karena masa SMA adalah season terakhir dari dunia gemilang yang bodoh.
Langkah demi langkah telah ia ciptakan di sekolah itu dan akan datang masa naungan itu menampung sejarahnya. .. Dan menjadi tempatnya untuk menoreh nama.
Jam di tangan telah menunjukkan pukul 07.30, Tring... Tring... Tring...
Bel berbunyi, menandakan proses ospek dimulai. Begitu banyak karakter dari individu yang terlihat, begitu banyak jasad yang dapat dipandang, begitu banyak warna aspirasi yang nampak.
Dalam hatinya berceloteh,"Wow, inikah makna sejati dari masa SMA itu? begitu banyak calon warna yang terlihat, apakah aku akan sanggup menjadi warna yang menarik?".
Dia selalu tak percaya diri. Mereka dikelompokkan menjadi beberapa agar prosesnya bisa berjalan terpimpin, ia berpikir ini adalah pembodohan! Karena dimulai dengan penggerombolan yang dianut oleh para domba.
Betapa bangganya dia, karena tak menyangka bahwa individu sepertinya bisa dipercaya masuk ke dalam golongan kelas MIPA, padahal passion nya di zona berkata, terkadang ia merasa menyesal karena tak masuk ke kelas IPS. Mungkin inilah makna sejati dari takdir manusia, karena seseorang dengan aspirasi dan karakter yang luar biasa yang akan menjadi saudara akan bertugas untuk mengontrol di kelasnya. Tak ada yang menarik dan kisah yang menonjol di awal pertemuan mereka, karena sejatinya dia langsung merasa connect saja, seperti bercermin... melihat diri sendiri.
Hai, perkenalkan si dia, namanya Muhammad Figo Dirgantara individu bodoh yang memiliki semangat luar biasa, aspirasi yang membara, keegoisan yang tinggi, kesombongan yang over, dan kebodohan melebihi batas. Dia tak semerta merta mendapat predikat itu, ia dapatkan dari cacian dan hinaan bodoh dari mereka yang tak bisa menghargai orang lain, dan bodohnya lagi Figo menyikapinya dengan sikap yang tak bijak... Wajarlah, masih berada dalam ruang lingkup ketidakdewasaan.
Quotes:
"Jangan benci dengan mereka yang membuatmu terlihat bodoh, tapi hargai! Karena tanpanya kau bukan siapa siapa."
KAMU SEDANG MEMBACA
saudara tak sedarah
Teen FictionSebuah kisah yang dibumbui dengan imajinasi epic, yang bercerita tentang seorang individu yang sulit menjadi dirinya sendiri. individu ini menjalani takdir yang luar biasa dengan menemui seseorang dalam naskah kehidupannya yang mampu membuat dirinya...