Akhir.

16 2 1
                                    

     Pagi hari ini terasa berbeda, seolah ada yang hilang namun entah apa. Semua masih baik-baik saja, ku yakin akan baik-baik saja pada akhirnya. Kesedihan hanya sementara begitupun kebahagiaan. Tak ada yang abadi, kita hanya manusia.

Tring...Tring...Tring...

Suara bel yang berbunyi keras menandakan pembelajaran akan berlangsung.

"Figo mana yah, kok belum datang? Bukannya hari ini seharusnya dia udah ke sekolah?", Tanya Lusil.

Dimas hanya mengangkat bahunya menandakan ia tak tahu.

"Entah... Mungkin dia masih tidak enak badan.", Jawab singkat Ayu.
"Kan dia sudah istirahat total banget.", Kata Vivi yang kebingungan.
"Iya juga sih, tapi siapa yang tahu kan setiap orang berbeda-beda. Bisa jadi Figo lagi pengen di manjah sama Kakak nya... Hahahahah", Canda Ayu.

Semuanya hanya tersenyum dan tertawa kecil.

"Bisa jadi sih... Secara udah bertahun-tahun Figo baru ketemu lagi sama Kakaknya.", Kata Vivi.

Dari belakang seseorang mengendap-ngendap...

"Doorrr!!!!", Teriak Rizal.

Sontak semuanya menjadi kaget dan  kesal.

"Eh ayam!!! Eh ayam bakar Mail!!", Teriak Ayu yang kaget.

Ayu mengelus-ngelus dadanya agar tenang.

"Astaga Rizal! bikin kaget saja!", Kesal Wilya yang dari tadi sibuk main Hp.
"Iya nih... Bikin jantungan pagi-pagi!", Sambung Vivi.
"Bikin incezzz kaget pagi-pagi! Gak lucu!", Kesal Ayu.

Rizal hanya memasang wajah yang tak berdosanya sambil cengar cengir.

"Habisnya kalian tegang banget. Lagi bahas apaan sih?", Tanya Rizal.
"Ini nih anak-anak pada kepo banget semuanya... Pada nyariin Figo.", Jawab Dimas.

Lusil menatap Dimas beberapa detik...

"E-e-eh... Apa?", Kata Dimas yang salah tingkah.
"Kepo? Siapa juga yang kepo...", Jawab Lusil dengan nada kesal.
"Baiklah... Aku salah, aku mengalah!", Jawab Dimas.
"Sudahlah... Kalau Figo tidak datang ke sekolah hari ini, kita saja yang jenguk Figo sepulang sekolah. Ide bagus kan?", Saran Wilya.
"Aku setuju banget!", Jawab Rizal.
"Aku juga, sekalian bawain Figo buah-buahan dan makanan ringan. Gimana?", Tanya Dimas.

Ayu memasang muka datar...

"Dan yang makan kamu juga kan?", Tanya Ayu.
"Eh... G-gak lah... Kan makanan Figo yah untuk Figo.", Gugup Dimas yang tertangkap basah atas sarannya.
"Hahahahah... Ayu emang peka banget maksud si Dimas! So sweet.", Goda Wilya.
"Sepasang sejoli yang cemumut eakk... Wkwkkwkw", Ledek Vivi.

Dimas tetap calm and cool dengan semua godaan sahabatnya, itu semua sudah menjadi makanan sehari-harinya.

"Sudahlah... Ayo masuk kelas, guru juga sudah mau datang.", Seru Ayu.

Lusil dkk masuk ke kelas dan duduk di bangku mereka masing-masing.

🔴🔴🔴

"Ibu, aku sudah terlambat... Ayah belum juga keluar dari WC!", Keluh Putri yang menunggu ayahnya.

Dari arah dapur Ibu putri datang...

"Heii!!! Ayah! Putri sudah mau berangkat ke sekolah cepatlah!", Teriak Ibu Putri.
"Baiklahh! Tunggu!", Balas Ayah Putri.
"Makanya kalau sudah dini hari tidur! Nonton bola terus!", Sindir Ibu Putri.
"Baiklah... Aku mengalah.", Jawab Singkat Ayah Putri.
"Hei, Nak... Kamu dengar kan Ayahmu barusan! Kita ini sebagai wanita selalu menang dan menjadi penguasa atas segalanya...", Goda Ibu Putri.
"Ibu.... Sudahlah. Aku akan menunggu Ayah di depan saja.", Kata Putri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

saudara tak sedarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang