Pukul 8 pagi. Hari-hari sumpek harus Figo telan selama ia berada di ruangan yang penuh dengan kebosanan, hanya bisa mengingat sedikit kenangan yang pantas untuk diingat. Ia tak pernah membayangkan apa yang akan muncul dalam 1X24 jam di hari itu...
LINE 🎵🎶
Figo meraih handphonenya yang berada di atas meja dekat ranjangnya.
Betapa kagetnya Figo setelah membaca pesan dari seseorang yang Figo segani dan paling ia hormati.Ka Padli:
"Saya sudah di Sulawesi Selatan sekarang, tunggu kaka!Seketika Figo bergairah dan membara melihat chat dari saudaranya yang telah lama Figo tak dengar kabarnya. Figo takut, sedih, bahagia, dan kaget karena saudara sedarahnya sudah berada di provinsi yang sama dengannya.
Figo:
"Ada keperluan apa Kaka kemari? Apa ada urusan penting? Kenapa tidak informasikan ke saya kalau Kaka mau pulang?"Ka Padli:
"Tidak sempat."Figo:
"Baik, Ka! Semoga lancar melaksanakan kepentingan Kaka.Ka Padli:
"Tunggu saya di ruangan mu."Figo benar-benar terkaget bukan main melihat balasan Kakanya yang menimbulkan banyak tanya untuk Figo. Ia khawatir jika kepulangannya berkaitan dengan kondisinya yang sekarang.
Figo:
"Maksudnya, Ka?"Namun Figo harus menelan rasa penasaran yang berkepanjangan, sebab pesan yang ia kirim tak dibaca dan tak digubriks oleh Kakaknya.
"Apa sebenarnya tujuan ia kemari? Apakah benar ada kaitannya dengan saya! Ataukah ia punya kesibukan lain? Arggghhh!!! Intinya alasannya pasti bukan karena saya, mana mau dia pulang hanya karena saya!", debat Figo dengan dirinya sendiri.
Figo masih memikirkan tujuan Kakaknya kemari hingga ia tak sadar bahwa ia melakukan hal yang sama begitu lama... Jam di dinding menunjukkan pukul 2 siang. Betapa kagetnya lagi dan lagi Figo...
Tok...Tok...Tok...
"Siapa?", tanya Figo.
Tak ada jawaban, orang yang mengetuk itu langsung saja masuk.
Ternyata..."Saya, Dek!", kata Andi Riztan.
Figo terpaku dengan wajahnya yang polos dan bodoh.
"Si-silahkan masuk, Ka.", gugup Figo.
Andi Riztan berjalan menuju ranjang Figo lalu duduk di dekatnya...
"Bagaimana keadaanmu hari ini, Dek? Apa kata Dokter dengan perkembanganmu selama seminggu ini?", tanya Andi Riztan.
"Ba-baik saja, Ka. Kata Dokter katanya hari ini saya sudah bisa pulang, tapi karena masih pusing sedikit saya putuskan untuk pulang besok saja.", jawab Figo yang terpaku.Andi Riztan berjalan ke arah jendela dan membukanya membiarkan angin sepoi masuk...
"Tidak masalah kan dek kalau saya biarkan angin masuk?", tanya Andi Riztan.
Figo merasa hari ini Andi Riztan begitu berbeda, entah ada apa dengannya.
"Tidak masalah, Ka! Malahan saya berterima kasih membiarkan kekayaan alam itu masuk.", jawab Figo.
Andi Riztan memandang Figo dengan wajah yang penuh pilu...
"Dek, sebenarnya hanya ackting ataukah benar nyata rasa kagum adek ke saya? Apakah semua yang adek rasakan ke saya itu benar adanya?", tanya Andi Riztan ke Figo yang penuh rasa.
Figo benar-benar tak menyangka akan datang hari itu... Ia merasa membuka peti harta karun yang berisi banyak harta!
"Ma-maksudnya?", tanya balik Figo yang tunduk tak berani menatap mata Andi Riztan.
"Adek tahu maksud saya!", kata Andi Riztan yang sedikit emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
saudara tak sedarah
Teen FictionSebuah kisah yang dibumbui dengan imajinasi epic, yang bercerita tentang seorang individu yang sulit menjadi dirinya sendiri. individu ini menjalani takdir yang luar biasa dengan menemui seseorang dalam naskah kehidupannya yang mampu membuat dirinya...