Merasa bahwa sahabat baiknya sudah memiliki rangkulan baru, sakit batin tersendiri dirasakan oleh para sahabatnya! Sudah berada dititik lelah, berjuang pun mungkin sudah tak berguna lagi.
"Woeeee jar! Udah gak usah mikirin mereka lagi...", hasut Dendi.
"Gue? Anjirr loo! Mana mungkin gue masih mikirin mereka... Yang ada mereka kali yang bodoh banget tetap mau jadi orang-orang gue!", balas Figo dengan sombong.Sesampainya Figo dan Dendi di kantin, mereka disambut oleh teman-teman Dendi yang dari tadi sudah melakukan kegiatan yang merugikan.
"Woee, Den! Gabung, cuyyy! Bawa temen lo sekalian biar kita seru-seruan bareng!! Iya gak, guys... Hahaha!", sapa Reza sambil tertawa keras.
"Yoiiii, kenalin nih! Figo! Bakal jadi temen seru kita, guys!", kata Dendi sambil memperkenalkan Figo ke teman-temannya.
"Ahhh, udah!! Sini aja cepat gabung! Nganggur nih rokok ama minuman...", ajak Reza.Seketika hati Figo berbisik...
"Aduh, ini kali pertama gue minum kayak ginian! Dampaknya sih gua tau pasti bahaya..."
Melihat Figo melamun, Dendi mengagetkan Figo yang membuat pikirannya buyar.
"Oeeee!!! Mikirin apa sih, bro? Santai aja kali... Ini tuh bakal bikin hati lo seneng!", kata Dendi.
"Apaan sih! Lo pikir gue takut minum ginian? Anjirrr... Tenang aja, gua akan bikin minuman nih masuk ke daftar wajib gua!", kata Figo menyembunyikan kecemasannya.1 tegukan, 2 tegukan, 3 tegukan...
"Aishhhhh... Kok pait bener, rasanya aneh! Ada yah minukan kek gini! Tapi gak apalah, daripada Dendi ngejatuhin gue mending gue minum!"
Figo dan Dendi benar-benar lupa waktu, minuman membuat mereka mabuk dan tidak menghiraukan bahwasanya mereka masih dalam proses belajar mengajar.
"Den, asikk euyyy! Sering-sering lah ajakin gue kek gini!", kata Figo yang sudah benar-benar mabuk.
"Tentu mas broo! Oeee, Reja! Lu denger kan kata Nih bos gua! Besok undang dia lagi!", balas Dendi yang sudah tidak terkontrol juga.***
Tibahlah jam ke tujuh tapi Figo juga belum datang. Guru yang berpredikat killer tiba dikelas, Figo akan semakin bermasalah karena ulahnya yang kekanakan."Selamat pagi, anak-anak!", sapa Pak Yusuf.
"Pagi, Pak"Terlihat Pak Yusuf memainkan alisnya menandakan ia merasa bingung... Ada yang kurang.
"Tunggu dulu! Coba sebutkan siapa yang tidak hadir hari ini!?", tanya Pak Yusuf dengan suaranya yang selalu menakutkan.
"Mana ketua kelas!?", sambungnya.Seketika atmosfir di kelas semakin terasa menusuk saja, oksigen terasa tidak tersisa lagi untuk kami.
"Sa-saya, Pak!", jawab gugup Rizal.
"Maju!!! Siapa hari ini yang tidak hadir? ", bentak Pak Yusuf.Semakin gugup, Rizal merasa seperti hilang arah dan fokus sehingga membuatnya mati pandangan seketika... Namun seketika ia terkaget karena teriakan si guru killer tepat di telinganya.
"Aduh, ini anak melamun... Rizaaaal!!!", teriak Pak Yusuf.
"Aaa-aa-apa, Pak?", tanya gugup Rizal yang kagetnya minta ampun.Pak yusuf merasa jengkel dan membuat ia hampir melayangkan tangannya ke pipih Rizal.
"Saya bilang siapa yang tidak hadir ini hari?", tanya Pak Yusuf kesekian kalinya.
"Fi-Figo, Pak! Sebelum jam istirahat masih hadir, Pak. Tapi setelah jam istirahat Figo belum pernah masuk.", jawab Rizal.Pandangan Pak Yusuf yang tajam dari Rizal seketika ia palingkan dengan cepat dan tajam tepat langsung ke sekelas Rizal...
Yang tadinya memperhatikan Rizal di bentak langsung berubah menjadi tidak karuan!

KAMU SEDANG MEMBACA
saudara tak sedarah
Teen FictionSebuah kisah yang dibumbui dengan imajinasi epic, yang bercerita tentang seorang individu yang sulit menjadi dirinya sendiri. individu ini menjalani takdir yang luar biasa dengan menemui seseorang dalam naskah kehidupannya yang mampu membuat dirinya...