"Mengapa harus ada yang menjadi asing ketika kita mulai saling mengenal. Mengapa janji tak bisa digenggam walau kita sanggup. Apakah meninggalkan satu-satunya jalan? Pikirmu aku kuat... Sayangnya diriku adalah yang terlemah. Genggam tangan ini walau sebentar, kau buat hati individu dihargai."
Pagi itu pikiran Figo masih tidak karuan. Perasaan yang masih campur aduk antara jalan hidupnya sekarang dan siraman dari sahabatnya masih tak bisa ia temukan jalan tengahnya...
"Malas rasanya ke sekolah, pasti dapat mereka-mereka aja yang buat gua makin bad mood aja!", ngeluh Figo.
***
Putri orang terakhir yang berkomunikasi dengan Figo bertanya-tanya akan Figo yang belum kunjung juga datang...
"Lus, kok Figo belum datang yah? Padahal ini kan udah mau jam masuk...", tanya Putri.
"Iya juga sih, Put! Figo gak kayak gini nih yang suka telat ke sekolah... Jangan-jangan dia sakit!", jawab Lusiana.
"Tapi kan maunya dia harus titip surat gitu... Ke siapa aja kek kan gak susah!", kata Putri.
"Entar juga datang...", kata Lusiana dengan senyum kecut.Pelajaran pertama telah selesai... Sambung ke pelajaran 2, 3 dan 4 Figo kunjung tak datang...
Tring... Tring... Tring...
Akhirnya bunyi bel berbunyi..."Go, lo mana sih! Bahaya loh ini kalau lo gak sering hadir kek gini!" kata Putri dalam hati.
Melihat Putri yang dari tadi melamun tak karuan, Dimas pun menuju Putri...
"Eh Put! Ngapain ngelamun? Mikirin apa?", tanya Dimas.
Seketika Putri melihat Dimas dengan kehampaan dan kekosongan... Lalu berkata...
"Dim, Figo siapasih?", tanya Putri.
"Figo? Hahahaha... Figo sahabat kita lah!", jawab dimas dengan tertawa.
"Kalau bagi lo sendiri, tanpa memandang kata kita, Figo siapa?", tanya Putri lagi dengan nada yang berat.Dimas merasa kaget karena Putri bertanya seakan Figo telah tiada...
"Figo... Kau taulah! Dia itu emang paling beda dengan kita, paling jahil! Dia itu orang paling ngeselin yang selalu kita ajak ribut! Tapi entah kenapa susah banget bisa benci dan berani ngatain dia bukan sahabat!", balas Dimas dengan senyum calm.
Mendengar jawaban Dimas, Putri tersenyum memberi isyarat bahwa ia senang mendengar jawaban Figo.
"Dimas... Mr. Cuek! Kalian adalah sahabat... Kau sahabatku! Ku mohon pertahankan.", kata Putri yang sangat adem.
"Tenang saja! Andai bukan karena kalian, siapalah saya di dunia SMA ini!", kata Dimas.***
"Put, bentar deh! Itu bukan Figo yang nongkrong di bengkel?", tanya Lusiana.
"Eh... Iya itu Figo, Lus! Lus, kok Figo ngerokok! Astaga... Samperin yuk!", kata Putri yang kaget liat Figo.
"Gak ah, masa Figo ngerokok!", bingung Lusiana.
"Lus, samperin!!!", kata Putri dengan tergesah-gesah.Putri dan Lusiana berjalan menuju Figo...
"Go!!!", teriak Putri.
"Eh Put... Sini! Gabung yook...", kata Figo dengan enteng.
"Lo ngapain ngerokok?", kata Putri sambil ngelempar rokok Figo.
"Sini!!!", kata Putri sambil ngelempar rokok Figo.Melihat rokok nya di sita dan di buang... Figo melihat sinis Putri! Figo berdiri lalu berkata...
"Masalah lu apa sih ama gua!?", tanya Figo dengan marah.
"Masalah gua lo udah bikin diri lo sakit! Gua gak mau peduli, tapi gua takut kehilangan lo!", kata Putri dengan nada tinggi.
"Lo siapa berani ngatain gua kayak gitu!?", tanya Figo dengan nada tinggi
"Gua? Enteng banget lu nanya!", kata Putri dengan amarah.
"Masa siihhh!!! Au ahh!! Eh Lus, diam aja! Gak mau gabung!?", tanya Figo.
"Melihat kerusuhan yang terjadi, salah satu teman baru Figo menghampirinya lalu menghasut Figo...
"Apaan nih ribut-ribut! Udahlah Go... Yok sini lagi kita masuk! Gak usah gubriks mereka lagi! Gak penting...", bisik Dendi.
"Ok, Den! Tentu gua denger lu... Yok masuk! Disini udah bikin gerah... Den bagi rokok dong!", kata Figo lalu masuk ke dalam.Melihat Figo yang tidak menghiraukan dan seolah-olah menyepelekan, Putri sakit hati lalu pergi meninggalkan Figo yang sudah benar-benar berubah.
"Lus, ayo kita pergi aja! Kita tidak patut memperjuangkan dia yang tidak bisa melihat makna sahabat.", kata Putri.
Putri dan Lusiana pun meninggalkan Figo yang sudah beda arah dengan mereka...
KAMU SEDANG MEMBACA
saudara tak sedarah
Dla nastolatkówSebuah kisah yang dibumbui dengan imajinasi epic, yang bercerita tentang seorang individu yang sulit menjadi dirinya sendiri. individu ini menjalani takdir yang luar biasa dengan menemui seseorang dalam naskah kehidupannya yang mampu membuat dirinya...