Selasa, hari favorite bagi Figo, karena pada hari itu juga ia belajar sejarah.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi anak-anak.", ucap Ibu Nurfaidah sambil berjalan menuju kursinya.
"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh", serentak mereka menjawab salam.
"Sudah Ibu ingatkan kan, kalau hari ini adalah hari pembagian kelompok untuk tugas dalam bentuk digital?!", sambung Ibu.Dijawab dengan anggukan saja.
"Bu, bagaimana kalau kita bagi kelompok sesuai keinginan, Bu.", saran Figo.
"Saranmu bagus, Figo... Tapi nanti ada siswa yang lain tidak masuk kelompok karena tidak ada yang pilih. Ibu bagi saja secara acak, coba hal baru, Figo.", jawab Ibu dengan nada halus.Selalu saja keinginan siswa tak di iyakan, setidaknya itulah yang Figo katakan dalam hatinya. Setelah pembagian acak yang membosankan, Figopun terpilih masuk ke kelompok 2 dan menjadi ketua tim.
"Jadi, Figo kamu berkelompok dengan Nurazizah Fajria Putri, Lusiana, Dimas Tri Januari, Rizaluddin, Wilya Yuliandini Rishan, Vivi Rahmawati, dan Ayu Auliana, bagai..."
"Hellow, Bu! Masa saya harus satu kelompok dengan Figo, malas Bu sama Figo terus... Dari TK sampai SMA sama Figo mulu!", salip Ayu.
"Ibu tidak memilih dengan keinginan sendiri, tapi ini acak, nak. Kamu itu Ayu!", jawab Ibu.Itulah Ayu Auliana, satu kelas Figo sejak dari TK hingga sekarang, walaupun sudah kenal dan bersama dalam waktu yang lama tak sedikitpun cinta tumbuh di antara mereka.
Tring...Tring...Tring...
Bunyi bel yang menandakan siswa terlepas dari sel tahanan. Seperti biasa, tujuan sejati ke sekolah pastinya berburu ke kantin-kantin terdekat. Sambil mengunyah dan memilih makanan, Figo dan kawan se-tim membicarakan tentang konsep tugas mereka.
"Woeee, Go! Gimana soal tugas, lo aja yang urus yah... Soalnya pemikiran lo yang terluas di tim, udah 4G!", kata Dimas sambil tertawa.
"Enak aja lo ngomong kalau cuman Figo yang pinter, gue juga kali...", nyolot Ayu.Melihat kegaduhan diantara kedua sejoli itu yang mulai menebar risih, Vivi pun berteriak dengan keras.
"Udahhhhhhhh! Kalian tuh yah, lama-lama gue bawa ke pelaminan, susah amat nyatunya... Katanya gak mau berantem lagi", tegur Vivi.
Putri hanya bisa makan dengan lahapnya tanpa merisaukan yang sedang terjadi.
"Cieee, Vivi udah bisa negur...", gurau Wilya.
Kenalin, Vivi Rahmawati, dikenal sebagai organisme tak bertulang belakang, hanya perandaian.
"Apaan sih, Vi! Dia dulu tuh yang nyolot!", sambung Ayu.
"Aduh, cinta kalian rumit yah... Gak bisa akur!", goda Lusiana.
"Iya deh, aku ngaku salah... Maaf yah bebeeeeeeeeeeeb....", ucap Dimas dengan nada gombal sambil nyubit pipih ayu.
"Zal, diem diem baeee... Ngoppi woe!", goda Lusiana ke Rizal.
"Kalau kita lagi makan tuh yahh, jangan bicara... Entar keselek lohh! Ada hadist nya loh!", ucap Rizal.
"Betul pak uztad! Makan tuh makan, jangan pada ngobrol!", sambung Figo.Kenalin si Pak uztad itu, Rizaluddin. Siswa dengan ilmu agama tertinggi dan terluas di kelas Figo.
Setelah makan, merekapun beranjak dari tempat duduk dan kembali ke kelas.
"Guys, ayok kita pulang ke kelas, udah mau masuk nih...", ajak Lusiana.
"Ayo, sekalian di kelas kita bahas soal tugas sejarah.", ucap Putri.Merekapun berjalan menuju kelas yang telah menampung kisah mereka.
Quotes:
"Maksimalkan detikmu selagi yang kau sayangi di sampingmu. Jangan tunggu dia pergi selagi kamu sayang-sayangnya."

KAMU SEDANG MEMBACA
saudara tak sedarah
Novela JuvenilSebuah kisah yang dibumbui dengan imajinasi epic, yang bercerita tentang seorang individu yang sulit menjadi dirinya sendiri. individu ini menjalani takdir yang luar biasa dengan menemui seseorang dalam naskah kehidupannya yang mampu membuat dirinya...