Tidak ada lagi yang selalu ceria dan tersenyum, hari-hari yang buruk kini melekat pada diri Figo. Melihat kondisi Figo yang kini berubah derastis membuat sahabatnya merasa canggung untuk memulai percakapan padanya.
"Figo kenapa sih? Kok dia aneh banget, padahalkan kalau dah datang di sekolah dia yang paling ribut.", tanya Lusil.
"Iya nih, eh put! Figo kenapa, tumben dia kayak gitu!", tambah Wilya.
"Entahlah, mungkin dia sedang ada ujian hidup!", jawab Putri.Merasa tak bisa memendam lagi rasa penasaran, mereka pun menuju ke Figo dan mulai bercakap.
"Go, tumben diam... Kurang cas?", tanya Lusil.
"Hahahaha, bisa aja lu Lus! Figo belum makan kali... Kan Figo tukang makan, pasti dia lapar...", canda Wilya.Mulai merasa risih dengan kebahagian yang ada disekitarnya, Figo pun meninggalkan mereka tanpa sepata kata yang terlintas.
"Ehh, go! Mokem?", tanya Putri.
"Emang kenapa! Gak usah sok deket sok kenal!", jawab Figo.Mendengar jawaban Figo yang nyeleneh seketika membuat sahabat mereka terdiam dan cuman bisa menambah pertanyaan mereka.
"Ini gak bisa dibiarin, Figo pasti mengalami masalah serius. Kita harus balikin Figo ke semula!", tekad Putri.
Dari luar kelas, Ayu memanggil mereka dan memberitahu sebab mengapa Figo seperti itu.
"Woeee! Gua tau kenapa Figo bersikap aneh hari ini!", seru Ayu.
"Kenapa Ayu, gara-gara apa?", tanya Wilya.
"Tadi Ka Nurul bilang, kalau kemarin kan Figo dikasih kejutan ultah, tapi acting si Ka Riztan berlebihan banget, lo taukan siapa dia dikehidupan Figo. Sampe nangis parah katanya Figo kemarin.", jelaskan Ayu.
"Astaga! Figo! Gak seharusnya dia kayak gitu, seharusnya dia kuat. Tapi kalau dipikir sih kayaknya layak deh Figo kayak gitu, soalnya yang kasih ujian saudara tak sedarahnya. Gua jadi takut nih kalau dihadapin ama Ka Riztan itu.", kata Putri
"Figo emang rapuh yah, walaupun dia sering ngatain kita di kelas dan jadi ibu tiri kita... Gua gak bisa lagi dah berkata-kata!", sambung Wilya.Melihat percakapan yang nampak menarik, dari kejauhan Dimas dan Rizal merasa bingung. Merekapun mendekat dan menuju ke Putri dkk.
"Ada apa nih? Serius amat! Kayak lagi bahas gua aja... Hahaha!", canda Dimas.
"Ehhhhh, cemumut eak unccch unchhh lope lope ku! Gak nih, kita gak bahas kamu... Lagi bahas si Figo yang super duper baper!", kata Ayu.Dimas hanya membalas dengan senyum dan kedipan manja.
"Oalahhh... Sempat yah bahas cinta, yu!", sirik Wilya.
"Hahahaha... Cinta emang buta!", sambung Rizal.
"Emang kenapa Figo baper?", tanya Dimas.
"Lo taulah, si Riztan siapa di hidup Figo... Hatinya di gores ama dia!", jawab Putri.
"Figo... Figo! Anggap saudara boleh, tapi kalau sampe berlebihan janganlah! Kayak pacaran aja mereka berdua!", kata Dimas.Figo yang mendengar kata-kata Dimas merasa sangat marah dan tak bisa membendung amarahnya.
"Maksud lo apaan! Maksud lo apa ngatain gua gitu?", tanya Figo.
Melihat Figo yang tiba-tiba datang membuat mereka kaget.
"Haaa!! Ini gak seperti yang lo kira, Go! Jangan salah sangka dulu!", ucap Dimas.
"Iya, Go! Kita emang bahas elo, tapi lo dapatnya cuman pas bagian jeleknya aja!", sambung Wilya.
"Gua emang gak sama seperti lo, gua akuin itu! Gua emang beda! Tapi setidaknya gua gak pernah mau cerita dengan gaya munafik!", kata Figo.Mereka semua masih remaja, masih kurang pendewasaan. Mendengar perkataan Figo yang kurang masuk ke akal Dimas, membuatnya tak habis pikir Figo bisa bersikap seburuk itu hanya karena seniornya itu.
"Dia cuman manusia, dia kayak lo juga! Ada gua! Ada sahabat-sahabat lo! Kita akan selalu ada suka maupun duka. Walaupun hanya saat butuh, tak apa jika kau ingin datang.", ucap Dimas penuh dengan arti.
Terdiam... Dan mulai merasa risih.
"Berharga! Dia berharga, dan gua gak mau dia hilang. Karena itu gua harus lebih kuat. Ingat!", kata Figo membalas ucapan Dimas.
"Tapi lo gak harus jadi orang lain hanya karena hati lo hilang sepotong.", balas Dimas.
"Gua gak minta tangan lo!", hina Figo.Melihat percakapan yang mulai tak terkendali, membuat sahabat Figo merasa aneh dan mulai angkat bicara.
"Go!!! Semua orang berhak menolong, walaupun kita gak bisa nolong semua orang, setidaknya kita pernah berjuang. Lo harus tau itu, Go!", tegur Putri.
"Dia terlalu mudah mengambil hati lo, tanpa harus berjuang kayak gua! Lo harus sadar dan lihat orang-orang sekitar lo yang juga butuh perhatian lo!", sambung Lusil.Merasa muak dengan omong kosong uluran kebaikan, menyulut kaki Figo untuk menjauh.
"Sikap lo berubah, Go!", kata Rizal yang melihat Figo menjauh pergi.
"Lo gak baik cuman ngelihat gua yang satu sisi.", jawab singkat Figo.Begitu rapuh hingga satu sentuhan saja mampu merusak siapa dia di masa kebaikan. Tak perduli seberapa mengerti orang lain, sekali dia yang terkasih menyakiti menyulut sisi buruk mu untuk terbangun.
Quotes:
"Hanya karena hilang 1, bukan berarti dirimu sudah tak memiliki arti."

KAMU SEDANG MEMBACA
saudara tak sedarah
Fiksi RemajaSebuah kisah yang dibumbui dengan imajinasi epic, yang bercerita tentang seorang individu yang sulit menjadi dirinya sendiri. individu ini menjalani takdir yang luar biasa dengan menemui seseorang dalam naskah kehidupannya yang mampu membuat dirinya...