Part dua dari cerita sebelumnya (blood version)
Happy reading....
Seorang bocah laki-laki berlarian di halaman depan rumahnya, dia berusaha mengejar kupu-kupu yang sedari tadi menyita perhatiannya. Sedangkan tak jauh dari bocah kecil yang berusia sekitar empat tahunan ini ada wanita cantik yang tak lain adalah mamanya tengah memperhatikan dengan senyum merekah kala melihat tingkah menggemaskan dari sang anak.
"mama... kupu-kupu..." ucap bocah tadi menunjuk kearah kupu-kupu yang hinggap di salah satu bunga. Sang mama mengangguk lalu beranjak menghampiri anak laki-lakinya itu.
Sang mama hendak ikut menghampiri anaknya namun ponselnya yang berbunyi menghentikan niatnya, segera dia merogoh kantong sakunya dan melihat siapa yang menghubunginya. Senyumnya mengembang melihat nama sang suami disana.
'halo, assalamualaikum..' sapa dari sebrang.
'waalaikumsalam, kenapa Bil?'
'Sinka, maaf aku hari ini bakal pulang agak malem soalnya harus nyelesein kerjaan ku dulu. Gak papa kan sayang?'
'oh gitu, iya gak papa kok.'
'makasih ya sayang, kalo kerjaanku udah selesai aku bakal langsung pulang kok.'
'iya aku ngerti kok, hati-hati ya Bil.'
'pasti sayang, yaudah aku lanjut kerja dulu ya yang.'
Tut...
Begitu Nabil menutup telpon Sinka langsung tersenyum miris, dia mengingat sudah seminggu ini Nabil selalu pulang terlambat bahkan hingga larut malam. Entah dia harus bersyukur atau malah sebaliknya karena kini Nabil menjadi salah satu karyawan yang dipercaya oleh atasannya. Namun yang pasti karena posisi itu kini Nabil menjadi lebih sibuk dari biasanya, bahkan terlalu sibuk hanya untuk sekedar menghabiskan waktu bersama dirinya dan sang putra.
Sinka mengusap wajahnya, dia menghela nafasnya panjang.
"huft~ Nabil kerja demi aku dan Bara, aku harusnya dukung Nabil bukan malah sedih gini." gumam Sinka lalu mengejar sang anak. "Bara... mainnya udahan yuk, sekarang waktunya mandi sayang..."
Bagi Sinka ini sangat sulit. Dia tak suka bila Nabil terlalu fokus pada pekerjaannya, namun tidak ada yang bisa Sinka lakukan. Semuanya dia pendam didalam hatinya sendiri.
Malam sudah larut, Sinka masih telaten mengusap rambut Bara dengan lembut. Dia melirik ke jam yang berada diatas meja samping ranjangnya. Sudah hampir tengah malam, namun belum ada tanda-tanda sang suami pulang bahkan sekedar memberi kabar saja tidak ada.
Broom broom
Suara deru mesin mobil yang memasuki pekarang mmebuat Sinka bisa menghela nafasnya lega, dengan perlahan dia beranjak dari tempatnya agar tidak membangunkan Bara. Dengan sigap Sinka turun ke lantai satu untuk membukakan pintu.
Cekrekkk...
Pintu di buka dan menampilkan wajah lelah dari sang suami, wajahnya begitu kusut tak kalah kusut dari baju yang tengah dia pakai.
"kamu belum tidur?" Sinka menggeleng kecil, mengambil tas kerja milik Nabil.
"aku siapin air hangat dulu ya."
"makasih."
Kini keduanya berbaring diatas ranjang sambil memandang langit-langit dikamar. Mereka berdua memang sudah tidur terpisah dari Bara karena sejak umur tiga tahun Bara sudah meminta untuk tidur dikamar sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
os jeketi
Short Storyo.. o.. o.. os aja ya kan... oneshoot pairing jkt-an yang kebanyakan tentang veomi.