21. say yes to rujuk (edisi flashback)

553 52 11
                                    

*Ceritanya ini pas Ver sama Naomi belum cerai.






Pasangan suami istri ini masih sangat nyaman terlelap dibalik selimut ditemani putri kecil yang berada ditengah keduanya. Sayangnya kenyamanan itu tidak berlangsung lama setelah dering ponsel membuat sang istri terpaksa bangun terlebih dahulu. Dengan malas dia pun menyibak selimutnya dan meraih kesal ponsel yang diletakkan di atas meja tersebut. Bibirnya berdecak kesal melihat siapa yang sudah mengganggu hari bermalasnya ini.

'Halo, ada yang bisa saya bantu?' sapanya dengan suara ramah meski dalam hati dia mengumpat kesal.

'....'

'Hah? Tapi-'

'...'

'Ahh iya iya baiklah saya mengerti, satu jam lagi saya sampai pak.'

Tut

Ponsel tak berdosa itu melayang seketika ke atas meja setelah sambungan telpon itu dia putus, wanita cantik itu mengusap wajahnya sebal dan turun dari ranjangnya perlahan. Dia berjalan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri, telpon dari atasannya yang memintanya menemani untuk bertemu client tak bisa dia tolak, meskipun ini adalah hari minggu.

Tak ada banyak waktu, hanya butuh lima belas menit dia sudah selesai mandi lalu keluar dengan balutan handuk yang menutup badannya, langkahnya berhenti didepan lemari pakaian. Setelah memilih setelan yang cocok dia pun tanpa ragu melepas handuknya dan memakai pakaiannya tadi dengan santai. Polesan make up yang tipis sudah cukup untuk membuat nya terlihat sempurna, orang cantik mah bebas aja dah.

Setelah semuanya selesai, mata wanita cantik ini melirik kembali ke arah ranjang. Dia berjalan menuju ranjang dan duduk ditepi, saat melihat putri kecilnya yang terlelap membuat bibirnya menyunggingkan senyum tak kala melihat wajah damai si princess. Tak ingin mengganggu tidur putrinya, dia memilih untuk mengusap wajah suaminya saja yang masih terlelap di dalam selimut tebal itu.

Diusapnya dengan lembut wajah rupawan sang suami membuatnya sedikit menggeliat dalam tidur dan memaksanya untuk membuka mata. Wajahnya terlihat bingung mendapati istrinya sudah rapi seperti itu.

"Kok udah rapi?" tanyanya langsung bangun mendudukkan diri di depan istrinya, melihat ada keraguan di wajah istrinya membuatnya langsung mengetahui kemana sang istri akan pergi. "Kerja?"

Istri cantiknya itu menunjukkan raut tak menyesal namun nyatanya memang seperti itu.

"Ver-"

"Alah shuttt diem, terserah kamu aja. Pergi sana, kerja dan urusin bos genit kamu itu." potongnya sebelum istrinya yang bernama Naomi itu menjelaskan terlebih dahulu. Dia menarik selimutnya lalu kembali merebahkan diri membelakangi Ver dan putrinya.

Naomi menghela nafas panjang, tak ingin masalah tambah rumit maka dia memilih untuk segera pergi dari sana. Sebelum pergi tentu dia memberikan kecupan perpisahan untuk putrinya terlebih dahulu.

"Aku titip Gre ya Ver." ucapnya pelan, Ver sang suami cuman bergeming.

Begitu pintu kamar tertutup, Ver kembali menyingkap selimutnya. Tangannya meremas kuat selimut tebal itu, tetapi kehadiran Gracia disamping membuat dia tersenyum getir. Emosinya berangsur turun begitu melihat wajah damai putrinya yang terlelap itu.

"Gre, nanti kalo kamu udah gede jangan kayak bunda kamu itu ya. Jadi istri ya dirumah aja dan urus anak, jangan sok sok an kerja mulu kayak gitu. Gre dengerin ayah ya sayang." ucapnya sambil mencubiti pipi gembul putrinya.

....

"Huaaaa undaa... undaaaa...."

Tangisan dari anak perempuan yang berusia dua tahun ini sudah berlangsung sekitar dua jam yang lalu. Ver tidak bisa menenangkan Gracia yang sedari tadi merengek meminta agar Naomi pulang.

os jeketiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang