Mendadak dangdut
Eh mendadak kangen deh...
Dua wanita cantik berjalan beriringan, paras ayu mereka mampu menghipnotis kaum adam yang melihatnya dan tentu juga membuat iri para wanita yang jelas kalah telak dibandingkan dua orang ini.
"Naomi...."
Seruan salah satu nama mereka membuat keduanya secara kompak menoleh ke belakang melihat si pemanggil, terlihat seorang pria berlari kecil kearah mereka.
"Apa?" tanya wanita yang bernama Naomi tadi, dia melipat tangannya di atas dada. Terlihat dia agak tidak suka dengan kehadiran si pria yang cukup tampan ini.
"Ini buat kamu, terima ya." ucap pria ini memberikan sekotak coklat berbentuk hati serta sebuket bunga mawar merah kepada Naomi.
Wanita yang disebelah Naomi cuman menahan senyumnya dan menggeleng pelan. Bukannya menerima tetapi Naomi malah mendorong balik coklat dan bunga itu,
"Norak!" marah Naomi. Dia melirik kearah wanita di sampingnya, kekesalannya makin menjadi saat menyadari wanita itu malah tertawa kecil.
"Awas aja kalo lo ngasih beginian lagi, gak usah ngarep deh lo!" lanjutnya menarik lengan wanita di sampingnya untuk segera pergi dari sana. Tak peduli jika lelaki bernama Edo tadi sudah menunduk kecewa.
Naomi menghempaskan diri di kursi nomor dua dari depan, kursi yang sudah biasa dia tempati hingga membuat orang-orang tidak pernah duduk disana karena pasti jika nekat duduk maka Noami akan mengusirnya secara tidak menyenangkan. Diikuti Ve yang mengambil duduk di sampingnya, dah dua kursi itu udah jadi hak paten buat dua princess ini deh.
"lain kali kalo mereka masih ganggu aku pake cara norak kayak tadi bakal aku kasih gamparan deh sumpah." keluh Naomi mengeluarkan kaca kecil dari tasnya untuk melihat penampilannya yang selalu luar biasa bahkan sempurna.
"gak boleh kasar gitu dong Mi." ucap Veranda geleng kepala melihat sikap Naomi yang sudah terlalu berlebihan menurutnya.
Naomi dengan santainya mengangkat bahunya acuh. "biarin, mereka udah mengganggu dan aku gak suka kak." Jawabnya sambil memasukkan kembali cermin kecilnya kedalam tas.
Veranda hanya berdeham pelan, menyerah dengan sikap acuh yang dimiliki sahabatnya ini. Wanita cantiknya tentu sudah hafal jika sahabatnya ini susah sekali di bilangin, mereka sudah berteman sejak lama bahkan dari kecil.
Veranda sudah seperti pawang Naomi, tiap ada Veranda maka disitulah ada Naomi yang setia ngintilin dia kemana aja. Saking sukanya ngintilin Ve, si Naomi ini nyampe bela-belain ikut kelas akselerasi biar bisa masuk kuliah ditahun yang sama dengan Ve yang beda dua tahun darinya. Niat kan, untung pinter tuh anak.
"eh Mi nanti pulang kuliah aku mau ke toko buku dulu. Kamu ikut ya, nanti aku beliin es krim deh" ucap Ve sambil mengeluarkan buku dari dalam tasnya.
Ucapan Ve langsung menarik perhatian Naomi, dia mengangguk antusias dan bertepuk tangan membuat Ve gemas melihat tingkah Naomi yang seperti anak kecil ini. Sikap imut itu terlihat jauh lebih baik dari pada sikap dingin yang biasanya Naomi berikan kepada orang lain, sikap yang dimana hanya Naomi tunjukan jika didepan Veranda seorang.
Dengan gemas Ve mencubit kedua pipi Naomi, membuat rona kemerahan langsung tercipta disana. Bukan merah karena kesakitan, namun merah karena sesuatu yang lain. Naomi mematung sejenak, memegangi kedua pipinya yang memanas. Bukan hanya pipinya yang bereaksi, tetapi pacu jantungnya pun ikut bekerja dengan extra.
Naomi berbalik badan untuk memunggungi Veranda masih tidak menyadari apa yang terjadi dengan sahabatnya ini. Dia memegangi dadanya sendiri, sedikit mengelus untuk mengurangi degup jantungnya yang berlebihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
os jeketi
Short Storyo.. o.. o.. os aja ya kan... oneshoot pairing jkt-an yang kebanyakan tentang veomi.