23. say yes to rujuk please (4)

709 61 33
                                    

......





"Ka...kalian siapa?"




Degggg...





Rasanya ada berton-ton kantong pasir yang menimpa dada Naomi, dia menatap tak percaya kearah Ver yang barusn bertanya siapa dirinya. Apa Ver lupa dengan mantan istri yang belum bisa dia move on kan dan juga sudah lupa dengan anak gemay nya itu?

"Ayah.... ini Gre yah, ayah lupa?" ucap Gracia sudah berkaca-kaca, tangis bocah kecil ini sebentar lagi runtuh apalagi Ver menanggapi pertanyaannya hanya dengan gelengan kepala saja.

Sedangkan Naomi bergeming, perlahan dia mundur mengambil jarak dari Ver. Kedua tangannya digunakan untuk menutup mulut yang terbuka lebar itu.

"Ver? Gagar otak lo? Perasaan tadi gak gini, dokternya ini dimana sih!" Keynal maju mendekat, di taruhnya punggung tangannya di kening Ver untuk memeriksa suhu tubuh sahabatnya itu.

Ver langsung menepis kasar tangan Keynal dari keningnya. Pria ini tak tahan untuk meneruskan aktingnya, akhirnya kekehan kecil keluar dari mulut Ver membuat Naomi, Keynal serta Gracia kebingungan.

"Hihihihi... aku bercanda." ucap Ver langsung tertawa lepas, di peluknya dengan erat putri kecilnya yang masih melongo diatas pangkuannya itu.

"Heh? Ayah boong?" tanya Gracia menatap polos kearah ayahnya.

Lagi-lagi Ver mengangguk pelan, kedua bibir Gracia tertarik keatas dengan lebar. Langsung dipeluknya sang ayah dengan erat sambil menciumi penuh sayang wajah Ver.

Tangan Keynal mengepal erat, dengan eksal dia menggeplak belakang kepala Ver untuk membalas tingkah menyebalkan sang sahabat. Hampir saja Keynal teriak-teriak memanggil dokter untuk memeriksanya, namun ternyata itu semua cuman tipuan. Kan kampret.

Berbeda dengan Gracia dan Keynal yang sudah berubah senang dengan keadaan Ver, justru Naomi masih bertahan diam di tempatnya. Kepala wanita ini menunduk berat menatap ujung kakinya.

Ver baru sadar dengan sikap Naomi, pria ini mengangkat Gracia dari pangkuannya untuk di berikan kepada Keynal. Dia turun dari ranjang perlahan untuk menyusul ke tempat dimana Naomi berdiri mematung disana.

"Mi..." panggil Ver. Belum sempat tangan Ver menyentuhnya namun Naomi terlebih dahulu menepisnya kasar.

"Mi aku gak maksud bohong, tadi cuman bercanda Mi." lirih Ver

Ver takut jika Naomi kembali makin marah karena merasa dibohongi olehnya, sungguh dia hanya bercanda karena rak tahan melihat wajah Naomi tadi. Terakhir kali kebohongannya lah yang membuat marah Naomi meledak, dan kali ini Ver sangat takut jika hal yang sama kembali terulang.


Grepp...


"Syukurlah kalo kamu baik-baik saja Ver..."

Tubuh Ver mematung disana saat Naomi tiba-tiba memeluknya erat. Wajah wanita ini berada di dada bidangnya untuk menyembunyikan tangisnya yang pecah. Ver tersenyum kecil, dia ikut mendekap Naoni untuk dipeluknya makin erat.

"Maafin aku ya Naomi." Di kecupnya puncak kepala wanita yang tingginya hanya sebatas dagunya saja.

Ver merilik kearah Keynal, dari lirikannya Keyanl tau jika pria itu tengah memberinya kode. Sebagai sahabat yang baik maka Keynal mengerti arti lirikan itu, dia menghela nafasnya panjang melihat drama didepannya.

"Gre ikut om Keynal bentar yuk, ayah sama bunda biar bicara berdua dulu." bisiknya membuat Gracia mendongak kemudian mengangguk perlahan. Keynal tersenyum lalu membawa Gracia keluar dari sana, sebelum benar-benar keluar Keynal kembali menoleh kearah Ver Naomi. "Gue tadi udah ngabarin bokap nyokap lo, mereka lagi otw kemari."

os jeketiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang