Seorang siswi dengan rambut di kucir kuda berjalan menunduk menyusuri koridor kelasnya, kaca mata bulat yang di kenakan hampir saja terjatuh saking rendahnya dia menunduk. Dengan mencengkram erat tali punggung tasnya dia berjalan cepat menghindari tatapan maut dari siswa-siswi lainnya yang seakan ingin menelannya hidup-hidup.
Sesampainya di kelas dia pun duduk di kursi terdepan, tetap menunduk tak berani sedikitpun mengangkat kepalanya.
Huft..
Dulu semuanya tidak seperti ini. Seminggu yang lalu semuanya masih biasa saja.
Dulu dia hanya sesorang siswi kutu buku yang kehadirannya tak dianggap bahkan mungkin mereka tidak peduli dengan dirinya. Meski kutu buku tetapi sebenarnya dia tidaklah jelek, hanya saja kecantikannya tertutupi dengan kaca mara tebalnya. Namun semua berubah...
Semua berubah saat siswa terpopuler di sekolah itu tiba-tiba menariknya ke tengah lapangan basket. Menggenggam erat kedua tangannya yang tentu saja pada saat itu penuh dengan keringat.
Tak pernah dia sangka jika hari itu seorang Vernando -si prince nya SMA Hutama Bangsa menyatakan cinta padanya dan juga meminta dirinya untuk menjadi kekasihnya. Gadis ini tak bisa banyak berbuat, banyak siswa lain yang menyorakinya membuat kepalanya mengangguk ragu menerima pernyataan cinta yang mendadak itu.
"Gadis gak tau diri..."
"Najis, mukanya pengen gue cakar."
"Apa yang Ver liat dari anak cupu kek gitu sih."
Huft....
Gadis ini memejamkan rapat kedua matanya, ucapan-ucapan seperti itu kini mulai menjadi makanan sehari-harinya. Tapi dia sadar jika semua yang mereka ucapkan tidaklah salah.
"Sayang..."
Kepala gadis ini mendongak begitu mendengar suara yang memanggilnya, terlihat Ver sudah berdiri didepannya dengan menampilkan senyum manisnya.
"Mikirin apa? Aku panggilin dari tadi kenapa gak nyaut?" tambah Ver, menarik kursi lalu diletakkan di samping kekasihnya. Yang bisa dilakukan gadis ini hanya menggeleng dan tersenyum simpul, membuat Ver menghela nafasnya panjang.
"Cihh ada yang buat kamu gak nyaman ya?" nada Ver mulai meninggi, dia hendak berdiri dari kursinya tetapi langsung ditahan oleh gadis tadi.
"Aku gak papa, Ver." tahannya, dia tahu betul jika Ver pasti akan mengamuk. Dia tidak ingin Ver terlibat masalah hanya karena dirinya.
Ver tersenyum kembali, tangannya terangkat untuk mengacak rambut kekasihnya dengan gemas.
"Yaudah kalo gitu aku balik ke kelasku dulu ya, sampai jumpa Naomi."
Naomi mengangguk lalu membalas lambaian tangan dari Ver, senyum gadis ini hilang begitu Ver keluar dari ruang kelasnya. Kembali lagi Naomi harus mendengar ucapan pedas dari teman sekelasnya.
....
Kini Naomi dan Ver tengah berada di salah satu pusat perbelanjaan.
"Naomi, keyaknya ini cocok untuk kamu deh. Cobain ya."
"Tapi Ver, ini udah banyak-"
"Eitt gak boleh nolak, kamu tau kan aku paling gak suka penolakan!"
Naomi menghelas nafasnya panjang, dia mengangguk lalu menerima dress yang tadi Ver pilihkan untuknya. Dia bergegas masuk ke kamar pas untuk mencoba dress tersebut.
Gadis ini benar-benar tak habis pikir dengan kekasihnya, padahal di tangan Ver sudah banyak paperbag yang semua isinya adalah baju yang Ver pilihkan untuk Naomi. Tetapi masih saja Ver terus memilihkan lagi baju yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
os jeketi
Short Storyo.. o.. o.. os aja ya kan... oneshoot pairing jkt-an yang kebanyakan tentang veomi.