15. love scenario

1K 67 22
                                    

Nampak gadis cantik duduk di depan cermin dengan beberapa orang yang sibuk merias dirinya, kecantikan murni dari gadis ini makin terpancar jelas dengan di bumbuhi make up yang menuncang penampilannya. Sungguh dengan melihat sekilas wajah gadis ini tak ada satupun lelaki yang sanggup berpaling lagi darinya.

Namun tak ada senyum menghiasi bibir merah nan mungil itu, yang ada hanya tatapan datar dan wajah tanpa ekspresi yang dia perlihatkan. Tak lama ada seseorang masuk kedalam, dia tersenyum takut kearah gadis tadi yang masih memasang wajah datarnya.

"Naomi, ini naskah untuk film kamu selanjutnya." ucapnya menyodorkan lembaran kertas tebal kepada gadis tersebut.

Diterimanya naskah itu, hanya dia buka sekilas saja. Lalu di lihatnya di bagian akhir, mulutnya berdecak remeh setelah melihat bagaimana nanti endingnya.

"bla bla bla... pemeran utama pria dan wanita bertemu kembali setelah berpisah lama, menyatakan perasaan mereka dan akhirnya menjadi pasangan yang saling mencintai dan selesai... ah cerita yang sangat klasik." komennya lalu melemparkan begitu saja naskah tebal tersebut ke atas meja.

"membosankan, gimana mungkin mereka berharap mendapatkan banyak penonton dengan film seperti ini? satu-satunya yang jadi alasan orang-orang menonton film ini adalah aku, karna aku bintangnya maka film murahan sekalipun pasti akan jadi menarik." lanjutnya tersenyum tipis dengan bangganya.

Semuanya terdiam, tak berani berkomentar mengenai ucapan gadis bernama Naomi itu. Karna memang itu benar adanya.

Siapapun rela mengantri dan berdesak-desakkan untuk melihat akting memukai seorang aktris wanita yang paling terkenal seantero Indonesia. Dengan wajah cantik serta kemampuan berakting yang begitu naturan membuat seorang Naomi Agatha di puja-puja oleh banyak orang. Namun yang tak pernah mereka tahu adalah jika bintang yang mereka segani itu memiliki sifat yang sombong. Mereka semua tertipu dengan akting Naomi di dunia nyata maupun di layar lebar.

"ah iya Sen, siapa yang akan jadi pemeran pria nya?" tanya Naomi yang baru sadar jika dia belum tahu siapa yang akan menjadi lawan mainnya.

Naomi selalu menyerahkan semuanya kepada sang manajer yang bernama Sendy, dia hanya mau terima beres asalkan nilai yang rumah produksi tawarkan sesuai dengan yang Naomi minta. Selain itu juga ada satu syarat yang membuat Naomi menyetujui kontrak, yakni dia hanya mau bermain dengan aktor-aktor yang sudah terkenal saja.

Alasan itu dikarenakan Naomi malas bekerja dengan orang-orang baru yang belum tentu bisa bekerja dengan baik, baginya akan sangat melelahkan bekerja dengan orang yang tak mampu mengimbangi kemampuan beraktingnya.

Mata Naomi memicing melihat manajernya menggigit bibir bawahnya dengan takut, dia mengangkat tangannya. Menyuruh dua penata riasnya menghentikan pekerjaan mereka sebentar. Di putarnya kursi beroda yang dia duduki untuk bisa menghadap kearah Sendy.

"Sendy apa aku perlu mengulang pertanyaanku?" tanya Naomi kembali, wajahnya sungguh tidak ada bersahabatnya sama sekali. Dingin dan penuh intimidasi, sangat menakutkan.

"hmm produser sendirilah yang memilih pemeran prianya, namanya adalah Ver Tamaharja."

"Ver? siapa dia?"

"dia masih baru Mi, tapi-"


Brakk...



Naomi menggebrak meja dengan sangat keras, kedua tangannya mengepal menahan amarah. Dia berdiri dari kursinya dan mendorong bahu Sendy dengan sangat keras hingga wanita yang lebih tua beberapa tahun dari Naomi itu terhuyung kebelakang.

"sudah aku bilang jangan terima kontrak jika mereka tidak memenuhi standarku! apa kamu gila hah! mana mungkin seorang Naomi Agatha beradu peran dengan seseorang yang amatiran seperti itu. Suruh mereka cari aktor lain atau mereka akan kehilangan aku sebagai pemeran utamanya!"

os jeketiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang