01

4.4K 100 0
                                    

"menjualku bukanlah jalan keluar dari masalah ini, ayah. saya tidak akan pernah berangkat ke Taipei dengan pria itu"
seperti sudah menduga jawabanku, ayah tiba tiba menancapkan jarum suntik ke bahuku.
"ayah berhutang untuk membesarkan mu dan juga kakakmu, jadi jangan membantah" hanya itu kata terakhir yang kudengar sebelum akhirnya semua menjadi gelap.

Ketika aku membuka mata, bukan sosok kakak yang kulihat, tapi dua pasangan dewasa yang sedang berbincang.
"Oh astaga, kau sudah sadar sayang??" Tanya sang wanita. Dia berbahasa China, dan aku sudah tau.. aku resmi dijual.
Aku hanya diam menatap mereka tajam.
"Dia butuh istirahat. Sekarang kita ke kamar anak itu saja, aku khawatir dia akan segera membakar rumah ini" ucap yang pria.
Mereka pergi meninggalkanku sendiri di ruangan ini. Aku bangun dan menatap diriku di kaca yang letaknya berhadapan denganku.
Pakaianku masih sama dan rambutku acak acakan. Ada noda darah di bahu sebelah kiriku. Aku menebak itu adalah luka jarum suntik dari ayah.
Ayah. Aku kangen ayah. Aku kangen kak Jaehwan. Aku ingin pulang.
Tapi aku sudah dijual. Ke daerah yang jauh dari rumahku.
"Ayah, jemput aku pulang" lirihku sambil menangis. Aku lebih memilih menenggelamkan wajahku diantara kedua kakiku. Aku ingin mengeluarkan rasa sakit hati ini.
Ini terlalu kejam. Aku baru 17 tahun dan ini semua terasa tidak adil.
------
Namaku Aqira Serena. Biasa dipanggil Seren. Aku lahir di Boston dan tinggal di Gotham city sejak umurku 7 tahun. Sebenarnya aku berkebangsaan Korea, ibuku lah yang berkebangsaan Amerika. Nama Korea ku Kim Sae Ren. Aku memiliki seorang kakak bernama Kim Jae Hwan. Nama lainnya adalah James Han. Kak Jae Hwan saat ini berumur 20 tahun.
Kenapa aku lahir di Boston yaitu karena pada saat itu, perusahaan keluarga ibu mengalami kebangkrutan dan mengharuskan ibu dan keluarga harus ada Disana menangani masalah itu, karena ibuku anak tunggal. Ibu yang sedang mengandung menyerahkan tugas ini pada ayah.
Dalam seminggu, kebangkrutan bisa ditangani ayah. Tidak ada yang tahu, bagaimana cara ayah mengatasinya. Sampai akhirnya, disaat aku berusia 9 tahun, ibu dan ayah bertengkar hebat.
Ternyata ibu menemukan berkas bahwa perusahaan itu mengalami kerugian besar, sehingga ayah menjual perusahaan itu kepada pengusaha sukses di Taipei. Dan ayah meminjam uang kepada mereka dengan jumlah yang sangat besar.
Ayah dan ibu bertengkar di hadapanku dan kak Jae Hwan, sampai pada saat ibu mengalami serangan jantung dan seminggu perawatan, ibu meninggal.
Kami sangat membenci ayah pada saat itu. Kami ingin lari, tapi ayah sangat cepat membuat kami tak bisa lari. Ayah mengurung kami di rumah dengan pengawalan ketatnya. Dia bahkan tak segan menyuruh pengawal pribadinya untuk menghajar kami ketika kami memberontak. Kak Jae Hwan sering menjadi korban mereka karna kak Jae selalu ketahuan saat ingin lari.
Sampai akhirnya sebulan kemarin, kak Jae berhasil kabur. Dia memberiku sebuah surat. Di surat itu, dia memberitahu bahwa aku akan dijual ayah. Dia lari untuk mencari bantuan kepada kakek di Boston jadi aku bersabar menunggu.
Tapi sampai sekarang, kak Jae belum memberikan kabar,
Aku sangat sedih dan merindukan kak Jae. Dia sudah berjanji dan aku menunggunya sampai saat ini
---
Dan disini lah aku sekarang. Terduduk menangisi nasibku yang malang ini.
Aku terus menangis tanpa memperdulikan orang yang ada disini
"MOM! DAD! SINGKIRKAN JALANG ITU SEKARANG JUGA! DIA SANGAT MENGGANGGU"
Aku terdiam. Siapa yang berbicara itu?
Dia bilang apa? Jalang?? Walaupun dia berbahasa China, tapi aku mengerti, karna aku bisa bahkan sangat lancar berbahasa China.
"WHAT THE FUCK!! SIAPA YANG KAU PANGGIL JALANG, SIALAN!!!" Mulut Lantamku mulai lagi.
"BITCH!!" ucap pria itu dari luar dan terdengar suara barang pecah yang mengagetkanku.
Tiba tiba pintu ruangan ku terbuka. Seorang pria muda menggunakan topi hitam berjalan ke arahku dan menjambak rambutku
"close your disgusting mouth BITCH, you just a rubbish, kau hanya jalang yang dibeli ayah dan ibuku, jangan coba coba bertingkah. Disini akulah penguasanya" ucap pria itu.
Hatiku mendadak hancur.  Dia melecehkanku.
Aku menendang kakinya sehingga dia melepas jambakannya di rambutku.
"Fuck you BITCH! Jangan harap kau tenang di rumah ini"
Dari perkataan nya aku tau, aku telah tiba di dalam neraka.

INNEFABLe[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang