24

847 60 9
                                    

"Seren!!"

Ketiga manusia itu melihat si pemanggil. So pemanggil juga terdiam di tempatnya.
"Who are you!?" Tanya Samuel. Ya, si pemanggil itu Samuel.

"Guanlin, tolong aku, dia berusaha memperkosaku" ucap Seren. Guanlin tentunya terkejut. Dia tidak salah dengar pastinya.
"Fuck!! Kau berusaha memperkosa pacarku!!!!" Ucap Guanlin meninggikan suaranya. Emosinya meluap.

"You're Seren's boyfriend??" Tanya Samuel balik.
"Ah banyak bicara kau!!!" Bentak Guanlin dan langsung menghantam wajah Samuel dengan tinjunya.
"GUANLIN!!" Teriak Jaehwan dan Seren berusaha mencegah. Mereka berdua belum menyadari kehadiran masing masing. Mereka terfokus pada Guanlin yang akan menghantam Samuel.

Tapi guanlinnya malah tak perduli. Dia terus menghajar Samuel. Meluapkan rasa marahnya pada Samuel. Samuel tidak memberontak. Dia diam dan membiarkan Guanlin melakukan sesukanya pada tubuhnya. Dia sadar dia salah. Tepatnya dia salah karena telah membenarkan pernyataan justin. Dia salah memperlakukan gadis yang seharusnya dijaga nya bukan malah memaksa melakukan ikatan dengannya. Dia keluar untuk meminta maaf pada Seren. Tapi dengan ajaib, orang yang mengaku pacar Seren berada di depannya dan sedang menghajarnya.

"Lai Guanlin! Cukup!!" Hingga sebuah suara menginterupsi mereka semua.
Dua pasangan parubaya menghampiri mereka. Si wanita menangis membawa anaknya yang terluka ke pelukannya.
"Dia tidak salah! Kami yang membelinya, kenapa kau melukai anakku!!!" Erang sang wanita.
Guanlin malah terkejut. Dia tidak menyangka

"Paman!?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jaehwan dan Seren kini sedang berduaan di taman dekat perumahan Samuel. Seren tidak hentinya menangis di pelukan Jaehwan.
"Kakak...." Lirihnya di sela tangisannya
"Maafin kakak, Seren" Jaehwan pun ikut mengeluarkan air matanya. Suasananya sangat pilu. Jaehwan yang terhitung hampir setahun meninggalkan adiknya ini malah bertemu dengan Seren yang hampir diperkosa.
"Kakak darimana kak? Kenapa ga jemput Seren dari dulu??" Lirihnya masih dipelukan Jaehwan.
Jaehwan tak membalasnya. Dia masih memeluk adiknya erat. Dia sangat merindukan adiknya. Sangat. Dia merasa bersalah sudah meninggalkan adiknya itu.
"Sekarang kakak disampingmu" ucapnya dan mengelus rambut adiknya lembut.
Seren menjauhkan badannya dari
jaehwan. Jaehwan masih bisa melihat air mata adiknya yang membasahi pipinya.
"Aku kangen kakak" ucapnya.
Jaehwan tersenyum dan menghapus air mata adiknya.
"I Miss you more than you Miss me. I worry about you every day. I always thinkin' about you." Ucap Jaehwan.
Seren tersenyum simpul.
"Kakak jelasin kemana aja kakak selama ini??"
"Aku kuliah dan bekerja"
"Bekerja??"
"Aku sudah diterima di tempat yang selalu kuimpikan" ucap Jaehwan dengan senyum indahnya.
"Aku kira kakak akan melanjutkan karir kakak sebagai penyanyi"
"Siapa bilang kakak berhenti bernyanyi?"
Seren melongo
"Kakak masih bernyanyi, tapi hanya untuk acara acara saja. Seperti pernikahan, ulang tahun dan perayaan lainnya." Jelasnya.
Seren mengangguk dan kembali tersenyum. Melihat kakaknya saat ini adalah hal yang membuatnya paling senang.
"Bagaimana denganmu?? Daehwi dan Jinyoung cerita kepadaku kalau kau bahagia dengannya"
Seren mengangguk. Dia mengerti maksud Jaehwan adalah Guanlin.
"Dia menyebalkan" cibir Jaehwan.
Seren tertawa kencang.
"Dia memang menyebalkan. Pertemuan pertama kami tidak begitu lancar. Bahkan dia pernah melempar pisau daging"
Jaehwan melongo tak percaya. "Akan kubalas pria kurang ajar itu"
Seren menggeleng.
"Tapi setelah itu, dia memberi banyak kasih sayang dan perhatian kepadaku. Dia juga sangat melindungiku. Aku aman dan nyaman bersamanya, kak"

Jaehwan bisa bernafas lega sekarang.
"Bagaimana dengan pria barusan. Yang hampir memperkosamu itu"
Seren diam. Dia tiba tiba merasa takut.
"Dia... Mengerikan kak"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Dia anak kandung kalian?"
Kini Guanlin, Samuel dan kedua orangtua Samuel sedang berada di ruang tamu.
"Iya, maaf kami tak pernah memberitahukan kepada keluarga kalian, Guan." Ucap ayah Samuel.
"Kami... Kami tidak mau ibumu memarahi istriku. Aku sudah berjanji tidak akan menikah dengannya, tapi dia sudah terlanjur mengandung Samuel pada saat itu. Dan mau tidak mau aku harus menikahinya dan bertanggung jawab akan Samuel"

INNEFABLe[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang