20

1K 43 9
                                    

Jangan salahkan hatimu, apapun yang terjadi kau hanya sedang diberi cobaan.
Jangan juga salahkan pikiran dan tindakanmu, mereka hanya mengikuti apa yang hatimu katakan.
Kehilangan pertama kali, bukan menjadi alasan untuk kehilangan kedua kalinya.
Cukup tetapkan dihatimu kalau kita memang dipilih Tuhan untuk saling melengkapi dan saling menyayangi dan kita akan bersama untuk selamanya.
°°°°°°°°°°°°°
@guanlin POV
Kali ini, aku harus bertindak. Aku tidak akan bersembunyi dan menangis lagi. Ini lah tantangan ku dan aku hanya perlu menyelesaikannya.
Kemarin Seong woo mendapat kabar dari Daniel bahwa Daniel mendapat info dari pihak dalam bandara kalau Seren pergi ke LA. Itu artinya dia diculik dan dibawa kesana. Sungguh selaras dengan pesan Jaehwan. Aku bahkan tak habis pikir. Untuk apa Seren dijual lagi padahal Seren sudah sepenuhnya milik keluarga kami. Bukankah ini namanya serakah?? Dia egois, dan aku tidak suka.
"Jadi hari ini kau tidak akan bekerja??" Seong woo tiba tiba sudah berada di kamarku.
"Tentu. Seren lebih penting daripada kerja dan kuliah"

Tiba tiba bel pintu terdengar. Aku sudah menduga ini pasti Jaehwan. Semalam Jaehwan mengatakan kalau dia akan segera tiba disini dan ikut denganku untuk berangkat ke LA.
Aku segera membuka pintu sembari Seong woo pergi ke dapur.
"Morning"
Tapi yang kulihat malah orang lain.
________

Gadis itu bangun dari tidurnya. Dia merasakan sakit dikepalanya dan merasakan tulang punggungnya remuk. Dia mulai membuka matanya dan melihat sekeliling.
"Where am i?? " Gumamnya pada diri sendiri.
"Ouwh, she's wake up" Seren melihat kearah datangnya suara dan melihat dua orang dewasa sedang berbincang.
"Hello little girl" sapa wanita parubaya.
"Who are you??" Tanya Seren masih mengusap keningnya.
"We are your new family. Your father send you to us. I hope you have your comfort here" kali ini yang laki laki berbicara.
"Apa?? Ayah?? Tidak. Kalian salah. Aku sudah dijual ke Taipei, untuk apa aku bersama kalian??" Ucapku.
Mereka hanya saling menatap bingung.
"Aku sudah membelimu untuk melunasi hutang ayahmu" ucap sang laki laki.
Seren terdiam. Apa yang terjadi?? Batinnya.
"Why he so Rude" lirih Seren. Dia tidak bisa berfikir jernih. Dia hanya kembali merasakan sakit seperti pertama kali dijual kerumah Guanlin. Ah, Guanlin. Seren merindukan pria itu.
"Antar aku pada Guanlin. Kumohon" Seren memelas.
"Hey,listen. Kami sudah dijual kepada kami, jadi jangan coba coba pergi dari kami, kami bisa rugi besar. Kau cukup berada disini dan menemani putra kami. Mengerti" ucap sang wanita. Lalu mereka berdua pergi meninggalkan Seren didalam kamar.

Semuanya kembali terulang. Dimana dia ditinggalkan di dalam ruangan yang asing. Dia yang kembali menangis merindukan seseorang. Tapi kali ini orang yang berbeda. Dia Guanlin. Seren sangat merindukan Guanlin. Guanlin yang melindunginya.
"Aku menyesal sudah keluar rumah tanpamu" lirih nya dan menangis pilu.
Tiba tiba pintu kamarnya terbuka. Menampilkan seorang pria yang memegang nampan berisi roti dan susu.
"Kau pasti lapar. Kau bisa makan ini." Ucapnya dan meletakkan nampan di nakas.
"Terima kasih" jawab Seren diiringi sesenggukan nya.
"Aqira Serena, namaku Samuel" ucapnya dan tersenyum. Seren membalas senyuman itu dengan anggukan canggung.
Samuel mengambil kursi dan duduk dihadapan Seren.

"Kau merindukan keluargamu?"
Aku rindu Guanlin, bibi Ong, kak Seong woo dan teman teman mereka. Batinnya.
"Sebelumnya maafkan keluargaku, kami mengambil tindakan ini karena kami kasihan padamu. Bagaimana bisa seorang ayah menjual anaknya hanya untuk melunasi hutang, apa dia pikir anak itu hanyalah barang??"
Aku sudah mendengar ini dari uncle dan aunty Lai. Batinnya lagi.
"Kami tidak akan memperlakukan mu dengan kasar. Berbuat baiklah. Dan Mari bersenang senang."
"Terima kasih" ucap Seren dan memaksakan senyum.
Samuel mengusap rambut Seren pelan.
"Kau sangat cantik, jadi jangan menangis lagi" ucapnya dan pergi dari kamar Seren.
Seren tidak mematuhi ucapan Samuel. Dia kembali menangis.
"Jemput aku Guanlin" lirihnya.
________

"Kumohon pergilah, chaeyon." Guanlin masih berusaha bersifat lembut kepada gadis ini.
"Why?? Aku hanya sedang merindukanmu" ucapnya masih tetap bermanja manja di lengan Guanlin.
"Aku tidak merindukanmu sama sekali. Aku bahkan tadi tidak mengingat namamu." Balas Guanlin ketus.
"Apa gunanya nama, aku hanya ingin bermain lagi denganmu seperti dulu" ucap chaeyon dan mengusap dada Guanlin.
Guanlin sudah tidak perduli lagi. Dia mencampakkan chaeyon hingga dia jatuh.
"Kau hanya jalang. Jangan coba coba menyentuhku. Aku sudah memiliki pemilik. Jadi jangan coba coba memegang aset miliknya" ucap Guanlin.
Chaeyon menyeringai.
"Memangnya dia mau aset bekas?"
Guanlin berhenti berjalan dan berbalik.
"Kau kira aku bermain denganmu tanpa penutup? Percaya diri sekali" ucapnya lalu pergi meninggalkan chaeyon.
"Dasar orang kaya sialan!!" Umpat chaeyon.

"Diluar ada siapa?" Tanya Seong woo menyiapkan makanan.
"Jalang" jawab Guanlin.
Seketika Seong woo tertawa keras.
"Kau dalam bahaya,Lin. Jalangmu sampai mendatangi rumahmu, habislah kalau paman sampai tau"
Guanlin hanya mendengus kasar. Dia tidak mau mempermasalahkan hal ini sekarang. Ada yang lebih penting. Serennya.

Bel pintu berbunyi lagi. Kali ini Guanlin akan lebih berhati hati membuka pintu rumah. Dia melihat kearah monitor terlebih dahulu. Setelah mengetahui orangnya, dia membuka pintu.
"Lama menunggu?" Tanya orang itu.
"Tidak. Masuklah. Aku sedang sarapan."
Jaehwan masuk dan melangkah lebih dulu melewati Guanlin. Guanlin sempat melihat bentukan pistol dari balik baju yang dikenakan Jaehwan. Pria itu sepertinya sangat hati hati.
"Selamat pagi" sapa Seong woo pada Jaehwan. Jaehwan hanya mengangguk dan meletakkan tasnya di sofa.
"Bergabunglah dengan kami" ajak Guanlin.
"Terima kasih" lalu Jaehwan ikut duduk disebelah Guanlin.
Mereka menikmati makanan yang dimasak Seong woo

Guanlin dan Jaehwan diantar oleh Seong woo dan Jihoon ke bandara.
"Kalian memangnya sudah tau mau kemana??" Tanya Jihoon.
"Yang pasti kami akan pergi ke Amerika." Jawab Guanlin.
"Kami akan ke Gotham terlebih dahulu." Jawab Jaehwan.
"Berhati hatilah" pesan Seong woo.

Mereka pun pergi. Mencari sesuatu yang belum pasti bukanlah hal mudah. Akankah Seren bertemu dengan Guanlin??
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

INNEFABLe[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang