13

1.3K 65 3
                                    

Kedua pria itu tengah duduk di ruang tamu keluarga besar Kim. Guanlin menatap tajam orang tua itu begitu juga sebaliknya.
"Jadi, apa tujuan anda datang kesini??" Tanya Pak Kim ayah Seren kepada Guanlin.
"Mencari sesuatu" jawabnya ketus masih dengan tatapannya
"Mencari putraku??"
"Entahlah" jawab Guanlin.
Pak Kim mendecih
"Kenapa kau tidak sopan sekali anak muda!?"
Guanlin hanya tertawa remeh
"Aku tidak suka berperilaku sopan kepadamu, aku sendiri pun bingung. Aku hanya mengikuti keadaan hatiku" ucapnya
Pak Kim hanya diam
"Dan anda tau, kondisi hati saya sedang tidak baik. Ini semua karena putri anda" ucap Guanlin.
"Jangan bermain dengan api anak muda, aku ini berbahaya dari penglihatanmu"
"Aku senang bermain api, lalu aku akan menghembuskan angin supaya apinya makin besar" jawab Guanlin menyeringai.
_________

Sudah 2 hari kak Guanlin tidak menjemput ku dari sini. Aku tidak tahu dimana keberadaan kak Guanlin. Kemarin aku meminta kak Seong woo untuk mengantarku pulang, tapi kak Seong woo bilang kak Guanlin ada urusan pekerjaan keluar negri.
Tapi aku merasa ini sangat mendadak. Padahal kemarin saat aku menangis, tidak ada tanda tanda kak Guanlin akan bekerja ataupun packing barang untuk keluar negri.

Kata terakhir yang diucapkan padaku kemarin adalah
"Tenang saja"
Dan aku tidak mengerti maksudnya. Aku memimpikan Kak Jae diculik oleh ayah dan ayah menyakiti kak Jae, aku terbangun dan menangis, lalu kak Guanlin datang, dia menenangkanku tapi tiba tiba dia mengatakan kata itu dan menarikku pergi kesini. Bukankah semuanya sangat janggal??

"Seren?!" Bibi Ong menghampiri ku di kamar dan membawa beberapa potong roti.
"Aku tidak lapar Bu," ucapku. Bibi Ong hanya duduk di sampingku sambil memegang tanganku.
"Sudah saatnya kamu cerita tentang latar belakangmu" ujar bibi Ong.
_______

Guanlin berpamitan pergi dari rumah sepasang lansia itu. Dia tidak dapat menemukan keberadaan Jaehwan, tapi nenek itu berjanji akan memberitahu Jaehwan untuk mengabari Guanlin bahwa dia akan mempertemukan Seren dengan Jaehwan maka dari itu dia memberi nomor ponselnya kepada nenek itu.

Setelah menempuh perjalanan panjang akhirnya dia tiba di Taipei. Dia langsung menuju rumahnya.
"Ah aku lupa, Seren dirumah Ong " gumamnya saat ia mendapati rumahnya kosong.

Tanpa menunggu lama, dia langsung menuju rumah Seong woo untuk menjemput Seren. Toko roti itu sedang ramai ternyata. Pantas saja, ini sedang jam makan siang.

Dia masuk kedalam toko itu dan matanya langsung menuju gadis cantik yang sedang membersihkan meja di sudut ruangan. Dia tersenyum sendiri saat melihat Seren. Entah kenapa dia merasa akhir akhir ini Seren sangat imut dan dia sangat menyukai gadis itu.
Dia sangat ingat, ketika dia dan gadis itu bertengkar, rasanya waktu sangat cepat berlalu dan perasaannya semakin besar kepada gadis itu. Sekarang saja, dia sangat ingin langsung memeluk gadis itu. Tapi dia harus menahannya.

Dia memilih duduk di bangku sudut yang sudah dibersihkan tadi. Dia kira yang akan melayaninya adalah Seren, tapi yang datang malah Seong woo.
"Bagaimana?? Kau menemukan kakak Seren??" Tanya Seong woo sambil memberi buku menu.
Guanlin mendengus malas.
"Tidak. Dia sedang kabur" jawab Guanlin sambil melihat buku menu.
Seong woo hanya mengangguk.
"Apakah roti cocok untuk makan siang??"  Tanyanya
"Kau bisa minum kopi atau teh." Tawar Seong woo.
"Tidak. Aku akan memesan soft choco cake ini 2 dan rainbow cake 1 dan minumnya aku pesan teh dan 1 latte" pesan Guanlin. Seong woo tertawa
"Aku ragu kau akan memakan itu semua" ledeknya.
"No no, aku tidak makan sendirian. Tolong panggilkan pegawai baru kalian kesini"  ucapnya dan menunjuk Seren yang sedang mengantar minuman ke meja yang tak jauh dari mereka.
"Aish, dia sedang bekerja, jangan ganggu dia"
Guanlin menatap Seong woo.
"Aku tidak pernah mengizinkan Seren kerja disini, pak Ong" tegas Guanlin.
"Terserah kau saja Bos Guanlin" ucap Ong Seong woo menyerah dan pergi meninggalkan Guanlin yang sedang tertawa.

Tak lama kemudian Seren datang sambil membawa semua pesanan Guanlin.
"Kak Guanlin!?" Pekik Seren senang. Guanlin membalasnya dengan senyuman.
"Kakak darimana?? Apa kakak bersama seseorang?? Pesanan kakak sangat banyak" tanya Seren dan meletakkan semua pesanan itu di meja.
"Aku dari suatu tempat, aku sendirian, makanya aku memintamu duduk manis di kursi dan membantuku menghabiskan ini semua" ucap Guan. Seren mendecih
"Dasar orang kaya yang boros." Seren mencibir, tapi dia tetap duduk dan menarik piring kue coklat itu kearahnya.
"Kau harus makan banyak, aku ingin melihatmu gemuk." Ucapnya dan ikut makan seperti Seren.
"Astaga kenapa ini sangat enak??" Seren semakin lahap memakan kue itu. Guanlin yang melihatnya terkekeh dan mendorong piring rainbow cake kearahnya.
"Kau bisa makan semuanya. Ini milikmu" ucapnya.
Seren terlihat berbinar. Memang dia sedang lapar karena pengunjung toko roti ini sangat banyak. Semenjak bibi Ong mulai menambahkan berbagai jenis cake dan minuman kemenunya, toko ini semakin laris.
"Kau bisa meminta lebih jika kau mau" tambah Guanlin. Seren sangat senang dan dia berniat untuk memesan beberapa untuk dibawa kerumah.
"Lakukan sesukamu" kata Guanlin.
"Benarkah?" Tanya Seren dan Guanlin mengangguki.
"Lalu bagaimana jika aku datang kesini setiap hari?? Aku ingin kerja disini" Seren memelas. Dan itu membuat degupan jantung Guanlin semakin kencang karena saat ini Seren dalam mode imut.
"Tapi kau harus sekolah sebentar lagi" ujar Guan mengingatkan.
Seren tampak berfikir
"Aku hanya ingin mengisi waktuku disini, boleh ya" ucap Seren memohon.
Guanlin tertawa kecil.
"Aku mengizinkanmu kesini kapanpun kau mau, tapi..."
Seren semakin memelas
"Aku tidak mengizinkanmu bekerja. Kau bisa membantu sedikit saja. Karena kau masih harus belajar untuk mengejar ketertinggalanmu. Kalau bisa berkunjunglah untuk makan siang atau apapun tapi tidak untuk bekerja" putus Guanlin.
"Baik pak" seru Seren dengan senyum manisnya.
Guanlin mengusap rambut Seren gemas.
Mereka kembali melanjutkan makannya.
"Ngomong ngomong terima kasih"
Guanlin melihat Seren.
"Untuk apa??"
"Untuk keputusan kakak, setidaknya aku tidak terkurung lagi dirumah"
"Aku tidak mau diikat lagi. Itu sangat menyiksa" ucap Guanlin datar. Dia menjadi sedikit kesal mengingat kejadian itu.
"Maafkan aku, itu kesalahanku"
Guanlin hanya mengangguk.
"Kenapa kakak sangat baik kepadaku??" Tanya Seren penasaran. Guanlin menatap mata Seren.
"Aku....."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hallo gaiss 👋👋
Akhirnya aku kembali setelah sekian lama tak bertemu.
.
.
Aku mau cerita sedikit boleh ya?? Tadi waktu wawancara, aku totally failed banget.
Aku ga bisa menjawab beberapa pertanyaan dari interviewernya. Aku juga ga menjawab pake bahasa Inggris karena disaat itu aku gugup :( :(
.
.
Udahlah tidak usah diingat lagi :')
.
.
.
Oh iya, author pengen kalian tau kalo visual Seren disini bebas. Kalian bisa membayangkan Seren itu diri kalian sendiri atau yang lain juga boleh ( kalian bayangin authornya juga boleh :') )

Keep vote & comment ya ❤️❤️


Sungguh tampan engkau wahai masa depanku 😘😘😘

INNEFABLe[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang