16

1.2K 54 10
                                    

"Kami lebih baik memasukkan Jihoon ke kelompok Minhyun daripada dia harus menjadi pihak ketiga diantara kalian -_- "
Guanlin semakin curiga. Entah apa yang teman temannya rencanakan sampai sampai mereka nekat membuat Guanlin selalu bersama dengan Seren.
"Aku makin curiga dengan kalian, apa kalian punya niat lain selain berlibur???" Tanya Guanlin.
Woojin tertawa remeh
"Seandainya kami memasukkan Seren ke kelompok lain, memangnya kamu terima?? Kamu bakal marah marah kalau sampai itu terjadi. Makanya kami lebih baik selalu membuatnya ada di sisimu, kami tidak ingin mengambil resiko" ucap Woojin yang diangguki mantap oleh semuanya.

Guanlin membenarkan pernyataan woojin dalam hatinya. Dia merutuki otaknya yang berfikir aneh aneh. Dia melirik kearah tangan Seren yang menggenggam tangannya di atas paha Guanlin. Guanlin terkesiap.
"Kakak jangan aneh aneh, nanti liburannya ga seru" bisik Seren dan melepaskan genggamannya.
______

Ji-Sung telah membagi wilayah pencarian mereka masing masing dan kelompok Guanlin mendapat di daerah selatan hutan. Hutan tersebut sangat gelap dibanding arah yang lain membuat Seren mulai merasa takut.

"Aku sudah duga kita dipermainkan" ucap Guanlin tiba tiba saat mereka mulai berjalan.
Seren mendongak menatap Guanlin.
"Maksud kakak??"
"Kau tidak merasa kalau mereka merencanakan sesuatu untuk kita?? Aku mulai merasa takut sewaktu Jihoon berbohong tentang tamu utama itu"
Seren masih terlihat bingung
"Aku kenal jihoon, dia akan tertawa kecil ketika dia berbohong dan dia tidak akan melakukan kontak mata denganku ketika dia berbohong. Aku sudah yakin mereka menyembunyikan sesuatu."
Seren mengangguk kepala
"Mungkin mereka hanya ingin bermain saja, lebih baik kita selesaikan misinya dan pulang ke villa" saran Seren.

Mereka menyusuri hutan sesuai dengan petunjuk arah. Tapi tak ada satupun bendera yang mereka temukan. Guanlin mulai merasa kesal.
"Fucking BITCH!! Dimana benderanya??? Kita sudah hampir 3 jam berjalan menyusuri hutan ini." Erangnya marah.
Seren menghela nafas
"Kakak sabar dulu, ini kita kan nyari sama sama"
"Ayo pulang!! Aku sudah tidak peduli" ucapnya menarik tangan Seren.
Belum mereka melangkah tiba tiba terdengar suara petir yang kencang. Seren yang terkejut langsung memeluk Guanlin erat. Dia memang sangat takut dengan suara petir.

"Astaga! Apa yang kau lakukan??" Pekik Guanlin.
"Kak, aku takut" lirih Seren. badannya bergetar dan air mata sudah merembes sejak tadi.
Tak lama kemudian hujan turun sangat deras mengharuskan mereka mencari tempat berteduh.
Lama berlari akhirnya mereka menemukan sebuah pondok tua dan mereka berteduh Disana.

"Kau baik baik saja??" Tanya Guanlin lembut. Dia mengusap rambut Seren yang sempat basah terkena air hujan.
"Im okay"  ucapnya.
Setelahnya mereka terdiam. Tak ada satupun yang membuka pembicaraan di tengah keheningan seperti ini.
"Kak" akhirnya Seren membuka suara.
"Kakak masih ingat sewaktu kakak demam kemarin"
Guanlin terdiam.
Oh tidak jangan bahas itu pekiknya dalam hati.
"Kenapa" tanya Guanlin ragu ragu
"Aku cukup terganggu sama ucapan kakak kemarin. Aku hanya ingin kakak menjelaskan yang kemarin."
"Yang mana? Aku tidak tau" elak Guanlin.
"Kakak mengajakku menikah dan kakak bilang kakak menyukaiku" jawab Seren langsung. Bukannya malu, dimalah terlihat blak blakan.
Guanlin diam tak mau menjawab. Dia sudah sangat malu kemarin dan sekarang Seren membahas itu lagi
"Kak, jawab. Aku perlu tau" paksa Seren.
Guanlin menghela nafas.
"Seharusnya kau mengabaikannya. Itu hanya omongan ngelantur saat sedang sakit. Kau seharusnya bisa membedakan mana omongan serius dan mana yang tidak" jawab Guanlin.

Entah kenapa Seren merasa kecewa dengan jawaban Guanlin. Dia merasa sakit mendengar jawaban itu. Seren mulai kehilangan moodnya.
"Kita berteduh saja dulu, baru kita lanjut mencari bendera" Seren mengalihkan pembicaraan.
Semuanya hening. Tidak ada satupun yang berani membuka percakapan.

Hujan perlahan berhenti dan mereka bergegas melanjutkan perjalanan mencari bendera.
Mereka sudah menempuh perjalanan sangat jauh dan bendera belum ditemukan.
"Kurasa kita menyerah saja," saran Guanlin.
Tapi Seren tidak menanggapi. Dia tetap berjalan terus.
Guanlin menghela nafas panjang. Dia tau kalau Seren sedang marah karena sudah mempermainkan Seren. Tapi Guanlin tetap pada pendiriannya. Dia tidak akan menyatakan hal itu. Dia masih takut.

Hari sudah malam dan mereka terus mencari. Mereka berjalan terus menelusuri hutan gelap itu. Acap kali mereka mendengar suara binatang malam melolong disekitar mereka.

"Berdiri di sampingku kak, aku takut" akhirnya Seren membuka suara setelah sekian lama mendiami Guanlin.
Guanlin menuruti saja dan terus berjalan hingga mereka mendapati ada samar samar cahaya di depan mereka.
"Aku rasa benderanya Disana kak" pekik Seren lalu dia berlari mendapati cahaya itu.
Guanlin yang sudah kelelahan menyusul dengan berjalan pelan.
Di mendapati Seren berhenti di tempatnya. Guanlin kira ada sesuatu yang berbahaya Disana, tapi yang mereka dapati adalah meja dan sepasang kursi yang cantik dan diatasnya terdapat makanan dan sepasang lilin. Ditengah meja itu ada bendera kuning kecil menancap.

"Itu benderanya??" Tanya Guanlin
Seren masih diam. Dia menatap kertas kecil yang digantung di pohon sekitar meja

A candle light dinner for our new sweet couple
Guanlin & Seren
Enjoy your dinner guys ^^

Guanlin juga melihat tulisan itu. Dia sudah menduga mereka memiliki rencana seperti ini. Tapi momentnya tidak tepat. Mereka sedang berdiam diaman terlebih Seren sudah merasa kecewa dengan Guanlin.
"Mereka salah" ucap Seren dengan suara parau.
"Mereka salah kalau mengira kita adalah pasangan. Hubungan kita hanya sebatas anjing dan majikan" tambahnya.
Guanlin menyesal. Dia tidak bermaksud mengatai Seren seperti itu. Itu hanya candaan saja.

Seren mengambil bendera kecil itu dan berbalik ingin pergi.
"Kita sudah ambil benderanya, sekarang kita pulang" ucapnya lalu pergi meninggalkan Guanlin sendirian.
Guanlin meremas rambutnya geram. Seharusnya dia tidak mengatakan hal itu tadi. Seharusnya dia mengikuti perkataan Jihoon.
Tapi dengan bodohnya dia merasa marah hanya karena masih dianggap kakak oleh Seren di perbincangannya dengan woojin semalam.
Teman temannya pasti akan merasa kecewa. Mereka sudah berbaik hati membantu Guanlin dengan mempersiapkan ini semua, tapi dia menghancurkannya begitu saja.
Tidak. Dia harus memperbaikinya.
Guanlin pun mengejar Seren yang belum jauh dari tempatnya.

"Seren, ayo kembali kesana" ajak Guanlin. Seren memandangnya bingung.
"Aku ralat perkataanku tadi, sekarang ayo kembali kesana" ajak Guanlin lagi.  Seren malah tertawa kecil.

"Aku tidak akan kembali kesana, aku mau pulang"
"SEREN!!"
Seren terperanjat karena Guanlin baru saja membentaknya
"Aku minta maaf tentang yang tadi, kumohon" Guanlin memelas

"Jangan meminta maaf seperti itu kak, aku jadi merasa kalau perasaan ku ini sangat salah dan tidak pantas untuk kakak."

Seren pergi meninggalkan Guanlin.
.
.
.
.
.
Double update
Sorry lama updatenya :'(

INNEFABLe[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang