07

1.7K 69 14
                                    

Ini adalah bulan pertamaku di China. Keadaanku semakin membaik disini.
Teman teman kak Guanlin sangat menghiburku, begitu juga dengan kak Guanlin. Terlebih lagi kak Seong woo. Dia itu sangat manis dan baik. Persis seperti bibi Ong. Jadi, kalau kak Guanlin api yang siap membakarku kapan saja, maka kak Seong woo menjadi air yang selalu siap melenyapkan api dari tubuhku.

Hubunganku dengan kak Guanlin masih belum bisa dikatakan baik. Aku masih menyimpan rasa takut pada kak Guanlin. Aku sering mendapatinya mengamuk sendirian dikamar yang aku tidak tahu alasannya apa. Dia juga sering menatapku tajam saat aku sedang berbicara pada kak Seong woo. Tapi dibalik itu semua, dia punya sosok pelindung yang tak bisa kudapat dari ayah.

Dia menjaga dan merawat ku sangat baik. Dia bahkan memasak untukku setiap pagi. Dan kemarin dia menawarkanku untuk sekolah lagi. Bukankah itu luar biasa untuk seorang Lai Guan Lin yang kemarin datang membawa pisau daging kepadaku??
Dia juga manis ketika tersenyum dan dia sangat lucu ketika marah. Itu semua kudapat dari keseharian kami disini.

Tapi, dia tak pernah mengizinkanku keluar rumah. Aku masih tidak mengerti apa alasannya. Bahkan ke rumah bibi Ong pun aku tidak diizinkan. Dia terlalu berlebihan jika beralasan dia takut aku tersesat. Maka dari itu, hari ini aku melakukan aksi gila untuk membuatnya mengizinkanku keluar rumah.

"Kak" panggilku sambil mengguncang badannya yang masih terlelap.
Dia hanya bergumam dan menepis tanganku.
Aku menyeringai seketika. Ternyata dugaan ku benar. Dia itu sangat susah dibangunkan ketika tidur. Maka dari itu, akan sangat mudah melancarkan aksiku disaat seperti ini.
______

Guanlin menggeliat saat ia merasakan sinar matahari menusuk kedalam matanya. Dia berusaha mengucek matanya yang sedikit gatal. Tapi entah kenapa tangannya tidak bisa bergerak. Dia kembali menggerakkan badannya tapi tangan dan kakinya tidak dapat bergerak.
Dia mulai membuka matanya dan kembali menggerakkan kaki dan tangannya.
"What the fuck!!!" Pekiknya.
Ternyata kaki dan tangannya diikat di sisi tempat tidur nya.
"Siapa yang melakukan ini??" Teriaknya. Dia sangat kesal.
Lalu pintu terbuka dan menampakkan sosok Seren yang datang membawa jus ditangannya.
"Wah, sudah bangun kak"
Guanlin ternganga melihat sikap Seren.
"Ini semua ulahmu??" Tanya Guanlin menggeram
seren hanya mengendikkan bahu.
"Jangan main main Seren" ucap Guanlin memperingatkan
"Aku tidak akan seperti ini kalau kakak tidak mengizinkanku pergi kerumah kak Seong woo untuk bermain."
"Aku juga ingin bermain dengan kucing yang diceritakan kak Daniel, dan aku juga ingin melakukan banyak hal diluar" pernyataan Seren membuat Guanlin terdiam. Dia diam tak mau menjawabnya. Dia ingin menulikan telinganya dan membuang muka. Tapi sampai kapan dia akan seperti itu.

Melihat reaksi Guanlin, Seren tersenyum pahit.
"Oke kak, katakan aku gila, tapi aku akan segera kembali. Aku janji tidak akan pergi dari sini. Aku orangnya tahu membalas Budi, jadi jangan khawatir"
Guanlin melotot.
"Aku mengikat kakak supaya kakak tidak mengejarku" ucap Seren sambil mengambil tas kecilnya.
"Aku pergi" katanya dan pergi.
"SERENA!!!! KEMBALI!!!!" teriak Guanlin sekeras mungkin. Wajahnya memerah menahan amarahnya.
Dia terengah-engah karena memaksa tali itu lepas dari tangan dan kakinya.
"Awas saja kau Seren sialan!!" Erangnya.
Malangnya Guanlin~~~~
____

Woojin, Ji Hoon dan Ji sung sudah menunggu di dalam mobil di depan gerbang rumah Guanlin. Mereka menunggu Seren keluar dari rumah Guanlin. Mereka tidak yakin apakah Guanlin akan mengizinkan Seren keluar rumah. Mereka tahu bagaimana perangai Guanlin yang super posesif.

Tapi sepertinya mereka salah duga. Seren sudah terlihat menutup gerbang kecil rumah Guanlin.
"Sudah menunggu lama kak?" Tanya Seren sambil memasuki mobil.
"Tentu saja, pasti berat meminta izin pada Guanlin" ucap woojin dari belakang.
Seren hanya tersenyum paksa. Mereka tentunya tidak tahu apa yang sudah Seren lakukan pada Guanlin.
"Jadi kemana kita akan pergi?" Tanya Seren mengalihkan pembicaraan.
"Kerumah Jisung. Kita akan memasak makanan enak malam ini." Jawab jihoon.
"Kenapa hanya kita? Kak Seong woo dan kak Guanlin tidak diajak? Atau kak Daniel dan lainnya?"
Jihoon dan woojin berpandangan.
"Kau tidak mengundang yang lain?" Tanya Ji Hoon pada Ji-Sung.
"Tentu tidak." Jawab Ji-Sung.
"Lalu?"
Ji-Sung hanya tersenyum.
"Kalian lihat saja nanti"
Mereka terdiam. Mereka bingung dengan tingkah Ji-Sung.

INNEFABLe[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang