"aku..."
Guanlin memamerkan senyumannya kepada Seren
"Aku baik karena kau anjing peliharaan ku kan" ucapnya.
Seren menatapnya datar.
"Berhenti memperlakukanku seperti hewan -_-"
Guanlin terkekeh. Dia bertekad bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya. Ini masih terlalu awal dan Guanlin masih terlalu takut kejadian yang lalu terulang.
"Kenapa aku harus menjadi anjing peliharaanmu kak?? Apa aku tidak bisa menjadi lebih? Seperti menjadi manusia"
"Sayangnya belum hahahahaha" Guanlin kembali tertawa. Ini menyenangkan, mengganggu Seren dan melihat wajahnya merah menahan emosi.
"Apa anda sudah selesai makan?? Hewan ini akan kembali bekerja" ucapnya sambil berdiri membereskan makanan.
Guanlin berhenti tertawa.
"Aku belum selesai makan,"
"Sepertinya kau sudah selesai, tuan. Silahkan pergi. Billnya aku yang bayar" ketus Seren.
Guanlin tertawa kecil. Ada yang merajuk sepertinya.
"Baiklah baiklah, maafkan aku Serena. Kau itu manusia" ucapnya dan membawa Serena duduk kembali.
"Kau memaafkan ku??" Tanya Guanlin saat melihat tidak ada tanda tanda Seren akan menjawab.Guanlin mendekatkan kursinya ke sebelah Seren. Dia mulai menyingkap rambut hitam Seren yang tergerai ke punggungnya. Dia mendekatkan bibirnya ke telinga Seren
"Aku minta maaf Aqira Serena" bisik Guanlin.
Seren terkejut. Seketika dia merinding mendengar suara berat Guanlin dan hembusan nafas yang menggelikan.
"Apa yang kau lakukan, dasar mesum" pekik Seren membuat semua pelanggan melihat mereka.
Bukannya takut, Guanlin malah tidak peduli. Dia hanya senang melihat tingkah Seren yang begitu imut untuknya. Apalagi ketika Seren merengut dan menutupi telinganya.
"Hanya cara itu yang harus kulakukan agar kau bisa menjawab ku" Guanlin kembali tersenyum.Seren hampir gila. Bagaimana bisa pria tampan dan terlihat polos ini tidak peduli setelah dia berteriak mesum di depan umum? Tapi lebih gilanya lagi, dia tidak merasa marah tapi malah senang. Dia benar benar gila.
"Ayo pulang, kita harus belanja makanan." Ajak Guanlin.
Sebenarnya Seren masih ingin membantu bibi Ong untuk bekerja, tapi dia juga tau kalau Guanlin tidak suka dibantah. Dia masih tidak ingin membuat Guanlin murka ditengah umum seperti ini."Aku akan izin dengan bibi dan juga kak Seong woo" izin Seren dan pergi ke dapur untuk menemui kedua orang itu.
"Guanlin, kenapa kau selalu menggangguku dengan Seren. Dia masih ingin bekerja," komentar bibi Ong.
"Maaf Bibi, ini sudah sore dan kami masih harus belanja bahan makanan." Ucap Guanlin meminta maaf. Bibi Ong masih terlihat kesal.
"Besok aku akan datang lagi Bu, iyakan kak??" Tanya Seren dan menyenggol siku Guanlin.
Guanlin berdecak malas. Dia tau kalau Seren sedang memanfaatkan kesempatan supaya Guanlin memberi izin mutlak.
"Baiklah lakukan sesukamu" ucap Guanlin pasrah.
"Tenang saja, ibuku tidak akan merebut anjing peliharaanmu, dia hanya ingin bersenang senang dengan putri barunya" jelas Seong woo dan terkekeh kecil.
"Tunggu sebentar" bibi Ong berjalan ke dapur dengan terburu buru dan begitu juga saat kembali. Dia membawa 2 paper bag sedang dan diberi kepada Guanlin."Ini cake buatan bibi, bibi ingin kamu juga memakan ini disaat makan malam nanti. Biar kalian berdua semakin gemuk." Ucap bibi Ong.
"Ah terima kasih, bi. Bibi memang terbaik" guanlin langsung memeluk tubuh pendek bibi Ong.
__________Setelah selesai membeli bahan makanan, Seren dan Guanlin menonton televisi. Entah kenapa televisi menjadi hobi baru mereka berdua.
"Kau akan bersekolah Minggu depan kan??" Tanya Guanlin di sela sela tontonan mereka
"Iya, kakak juga mulai kuliah Minggu depan kan??" Tanya Seren. Guanlin mulai jengah.
"Aku bukan saudaramu, berhenti memanggilku kakak" ucap Guanlin.
Seren tampak cemberut.
"Aku hanya berusaha sopan. Jadi aku harus memanggilmu apa??"
"Panggil namaku saja."
"Big no!! Itu tidak sopan, biarkan aku memanggilmu kakak. Aku lebih suka."
Guanlin mendesah pelan.
"Terserah kau saja"
Mereka lanjut menonton televisi. Tiba tiba Seren teringat akan undangan Ji-Sung dan Jihoon untuk datang ke villa Ji sung besok pagi.
"Kak"
"Apalagi???"
"Besok pagi, kita harus pergi ke villa kak Ji-Sung. Kita ada acara katanya"
Guanlin menatap Seren terkejut.
"Kapan kalian bertemu dengan Ji-Sung? Dan kenapa yang diberitahu hanya kau saja?? Kapan dia katakan hal itu??" Tanya Guanlin bertubi tubi.
"Kemaren waktu aku ngikat kakak di tempat tidur, sebenarnya aku ada janji dengan kak Ji-Sung, kak Jihoon dan kak Woo jin. Dan kami pergi ke villa kak Ji sung." Jelas Seren.
"Tumben Jihoon tidak memberitahu" gumamnya tapi kedengaran oleh Seren.
Seren menatap Guanlin ngeri.
"Jadi benar kalian gay??"
Pertanyaan Seren mengejutkan Guanlin.
"Apa kau bilang??"
"Kemarin ibu kakak bilang kalo kakak sama kak Jihoon itu gay"
"Kapan mom cerita seperti itu??" Tanya Guanlin sambil menahan amarahnya. Ibunya sudah kelewatan kali ini.
"Sewaktu kau melempar pisau daging" kata Seren.
"Tapi sepertinya itu tidak benar" tambah Seren.
Guanlin menoleh ke arah Seren.
"Kemarin kakak menciumku lebih dari satu kali, dan saat mabuk kakak bukannya mencari kak Jihoon" tambah Seren.
Guanlin tiba tiba salah tingkah. Guanlin jadi teringat dengan kejadian mabuk itu. Dia bahkan lancang mencium leher Seren saat itu.
"Jangan diingat kak, muka kakak merah" ucap Seren dan beranjak ke kamarnya.
"Dasar Seren gila" umpatnya kesal.
________Paginya mereka bersiap. Untung saja Guanlin tau dimana letak vila pamannya Ji-Sung jadi dia tak harus pusing bertanya. Dia dan Seren mengepak barang masing masing karena mereka diharuskan menginap selama beberapa hari Disana.
"Sebenarnya ada acara apa ini??" Tanya Guanlin saat mereka memasukkan barang barang mereka kedalam mobil.
"Aku tidak diberitahu, aku hanya membantu mendekor ruangannya. Sebenarnya acaranya seharusnya dimulai kemarin. Tapi aku memberitahu mereka bahwa kau sedang marah. Akhirnya mereka menetapkan tanggalnya hari ini" jelas Seren.
"Acaranya penting??" Tanya Guanlin lagi tapi Seren hanya mengendikkan bahu.
"Yasudah ayo berangkat"Selama perjalanan mereka hanya berbincang ringan dan kembali diam. Mereka juga sempat terjebak macet di jalan karena ada insiden kecelakaan. Alhasil mereka datang terlambat.
Terlihat semua teman teman Guanlin termasuk Seong woo menunggu mereka diluar.
"Kenapa lama sekali??" Tanya Ji-Sung.
"Kami terjebak macet kak" jawab Seren.
"Ada acara apa sebenarnya ini??" Tanya Guanlin to the point
"Santai bro, ini hanya liburan biasa." Jawab Daniel.
"Kalian hanya menghabiskan waktuku" ketus Guanlin
"Kami terpaksa mengajakmu karena kalau tidak kau tidak akan membiarkan Seren berlibur bersama kami" celutuk min Hyun.
Guanlin mendecih
"Jadi kalian sudah menemukan teman baru dan meninggalkan teman lama" sindir Guanlin
Mereka terkekeh geli. Teman mereka ini sangat mudah percaya.
"Sudahlah yang penting pelaku utamanya sudah datang" ucap jihoon. Semua menatap Jihoon kesal. Jihoon tersadar bahwa dia hampir membocorkan rahasia kejutan mereka. Tapi terlambat, Guanlin sudah mendengarnya.
"Apa Hoon?? Tamu utama? Maksudmu apa??"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Guys
Keep vote & comment ya guys
Biarpun aku udah ga update tiap hari lagi 😪😪😪😪
KAMU SEDANG MEMBACA
INNEFABLe[END]
RomanceJudul lama : YOUR LOVE IS A TRAP "menjualku bukanlah jalan keluar dari masalah ini, ayah. Aku tidak akan pernah berangkat ke Taipei" seperti sudah menduga jawabanku, ayah tiba tiba menancapkan jarum suntik ke bahuku. "ayah berhutang untuk membesar...