15

1.1K 53 3
                                    

"apaan sih Lin, emang kamu kira kamu yang aku maksud ya??"
Semua ikut membantu Jihoon dengan tertawa terbahak bahak.
"Tamu utama kami itu Seren, bukan kamu" tambah Ji-Sung menjelaskan.
Guanlin hanya berdehem datar. Dia jadi malu sendiri karena terlalu percaya diri.
" Yasudah ayo masuk kedalam. aku ingin tidur." Ucap Guanlin lalu masuk duluan ke kamar.

Setibanya di lobby vila, Ji-Sung mengumpulkan mereka kembali.
Saat ini mereka akan mendapatkan kunci kamar dari Ji-Sung.
"Kamar ini ada 8 yang layak pakai. Jadi aku akan membagikan kalian masing masing 1 kamar", ucap Ji-Sung lalu memberikan masing masing 1 kunci kamar. Sampai akhirnya tiba giliran Seren yang menerima.
"Kak Guanlin belum dapat kunci kak"  kata Seren.
"Lalu!?" Tanya Ji-Sung
"Kak Guanlin tidur dimana??" Tanya Seren.
"Tentu saja kalian berdua satu kamar" kata Ji-Sung santai. Guanlin melotot tak percaya.
"Kau gila???" Pekik Guanlin, Seren juga sama terkejutnya.
"Dia kan adikmu, tidak masalah kalau kalian tidur bersama" jelas Ji-Sung.
"Hei jangan bodoh, dia ini perempuan dan aku pria, kami tidak memiliki hubungan darah sama sekali"
Ji-Sung hanya mengendikkan bahu dan ikut pergi seperti yang lainnya.

Seren tambah terkejut saat Guanlin menendang koper mereka kuat.
"Kakak jangan marah, kakak bisa memiliki kamarnya, aku akan tidur disini" ucap Seren dan memberi kunci tersebut.
Guanlin menatap nanar Seren
"Kau gila juga ya?? Aku bukan pria bodoh yang membiarkan wanita tidur diluar. Lebih baik aku pulang saja!.aku tidak dibutuhkan disini" tukas Guanlin dan bersiap siap pergi.
"Kak..." Panggil Seren menahan tangan Guanlin.
"Kakak pergi aku juga pergi. Jangan tinggalkan aku" ucap Seren.
"Bersenang senang lah dengan teman barumu" ketus Guanlin mencampakkan tangan Seren.
Tapi Seren tidak menyerah.
"Aku tidak bisa berada disini tanpa kakak. Aku akan ikut kemanapun kakak pergi" jawab Seren bersikeras
Guanlin mendesah pelan. Dia akhirnya menghentikan aksi ngambeknya dan berbalik menghadap Seren.
"Baiklah aku akan tetap disini. Kau bisa ambil kuncinya, dan aku akan berbagi kamar dengan Jihoon atau Seong woo" ucapnya dan pergi kelantai atas meninggalkan Seren.

Mereka tidak sadar bahwa sedari tadi mereka semua memperhatikan keduanya.
"Ini sangat sulit" Ji-Sung menghela nafas.
"Sepertinya kita harus berhati hati jika menghadapi tempramen Guanlin. Untung saja Seren menghambatnya pergi, kalau tidak rencananya akan gagal." Tambah Daniel.

"Jihoon, sebisa mungkin tolak untuk berbagi kamar dengan Guanlin. Kau juga Seong woo" pinta Ji-Sung.
Jihoon menggeleng tidak setuju.
"Guanlin tidak akan melakukan itu walaupun kalian mengurungnya dengan paksa. Lebih baik kalian pikirkan cara lain yang lebih berkualitas." Jawab jihoon dan melenggang pergi ke kamarnya.
Jelas saja Jihoon tidak setuju. Dia sangat amat mengenal Guanlin.
"Aku sepertinya sependapat dengan Jihoon. Maafkan aku" tambah Seong woo dan ikutan pergi.

"Teman dengan sahabat memang beda. Kita seharusnya mengajak mereka juga membuat rencana ini, jadinya kita tidak harus memikirkan cara lain lagi" komentar Minhyun.
"Aku sudah menduga kalau rencana ini tidak akan berhasil" tambah Seung woon.
Mereka mendesah kecewa.
"Tapi aku punya cara lain yang lebih lembut" ucap woojin menatap Seren penuh arti.
______

Akhirnya Guanlin memilih untuk selamar dengan Jihoon yang kebetulan tepat disebelah kamar Seren. Jadi dia tidak akan khawatir kalau kalau Seren kenapa kenapa.
"Kau istirahat saja Hoon, aku akan kekamar Seren sebentar." Ucap Guanlin setelah Jihoon keluar dari kamar mandi.
"Sebegitu khawatirnya??" Pertanyaan jihoon membuat langkah Guanlin terhenti.
"Kalau kau sangat khawatir kau tinggal ungkapkan. Jangan kau pendam sendiri. Burung disangkar sewaktu waktu akan melarikan diri juga." Tambah Jihoon membuat Guanlin berfikir lagi..

"Lin, aku tau kau masih takut. Tapi kau sudah 20 dan kurasa waktu untuk merasa takut itu sudah habis. Saatnya kau mencari lagi. And Seren appeared. She is here for you, catch her and don't let her go" ucap jihoon lagi.
Guanlin kembali duduk disebelah Jihoon.
"Apa yang membuatmu sangat yakin bahwa Seren orangnya?" Tanya Guanlin.
Jihoon tersenyum
"Tatapanmu yang tidak pernah bisa berbohong itu Guanlin. Tatapanmu menandakan kau membutuhkan dirinya"
_______

23.20
Guanlin tidak bisa tidur. Sedangkan Jihoon disebelahnya sudah terlelap.
Guanlin masih memikirkan perkataan Jihoon tadi. Jihoon kembali mengingatkan Guanlin. Itu berarti Jihoon benar benar serius.
Guanlin merasa kepalanya semakin sakit jika memikirkan hal itu. Ketakutan masih menghantuinya.
"Aku bisa gila" gumamnya dan melangkah keluar kamar untuk mengambil air.
Di dapur Guanlin mendapati woojin dan Seren sedang berbincang
" Jadi Guanlin itu baik?? Kenapa kau bilang seperti itu??"
"Kak Guanlin itu perhatian dan dia mendaftarkan ku ke sekolah. Kupikir orang jahat tidak akan melakukan hal itu"
"Lalu, apa kau menyukai Guanlin. Kau bilang dia sangat baik"
Guanlin masih setia mendengarkan jawaban Seren
"Tentu saja aku suka. Dia bagaikan kak Jaehwan untukku. Melindungi dan mengurusku layaknya aku adiknya. Walaupun dia sering menyamakan ku dengan anjing, tapi aku tidak masalah dengan itu."
Guanlin mendesah kecewa. Sebatas itu saja?? Tidak lebih??
Dari situ saja Guanlin tahu bahwa perasaannya hanya perasaan semu dan tak berpemilik. Dia sudah terlanjur kecewa jadi dia kembali keatas meninggalkan mereka tanpa mendengar kalimat terakhir Seren.
"Tapi akhir akhir ini dia banyak menyita perhatianku dan membuatku banyak memikirkan dan bahkan merindukannya, itu sangat lucu padahal kami tinggal seatap"


Pagi telah menyapa. Mereka semua sudah terjaga dari tidurnya. Mereka memulai kegiatan mereka dengan makan bersama.
"Ini sangat enak" pekik Jihoon yang notabenenya makan sangat banyak. Semua kompak terkekeh melihat tingkah Jihoon kalau sudah makan. Bahkan Seung woon melemparkan irisan tomat dan mengenai wajah Jihoon.
Tapi hanya keheningan yang terjadi antara Seren dan Guanlin. Guanlin hari ini bersikap sangat dingin membuat Seren bingung.

"Hari ini kita akan menyusuri hutan dan mengumpulkan bendera merah. Kalian semua akan dibentuk beberapa kelompok, satu kelompok terdiri dari dua orang" jelas Ji-Sung
"Kau mau membuat kelompok kita jadi kelompok jelajah alam??" Komen Guanlin.
"Kamu diam dulu tuan lai" jawab Ji-Sung datar.
"Bagi siapa mendapat bendera terbanyak plus bendera kuning, mereka akan mendapat jatah bepergian dengan kapal layar selama 1 hari penuh. Tapi bagi yang kalah, mereka akan tinggal di villa sampai 3 hari" lanjut Ji-Sung.
Siapa yang tidak tertarik dengan tawaran itu, semuanya pasti mau.
"Baiklah aku akan membagikan kelompok"
"Kelompok pertama yaitu aku dan Seung woon. Kelompok kedua yaitu Daniel dan Seong woo. Kelompok ketiga yaitu Minhyun, Jihoon dan woojin. Dan kelompok terakhir yaitu Seren dan Guanlin"
"Kalian bilang 1 kelompok ada 2 orang" komen Guanlin lagi
"Kami lebih baik memasukkan Jihoon ke kelompok Minhyun daripada dia harus menjadi pihak ketiga diantara kalian -_- " balas Ji-Sung yang sudah sangat kesal dengan Guanlin.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Guanlin ga ngeselin kok :') percaya sama author.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Keep vote and comment ya
Jangan jadi siders doang :'(

INNEFABLe[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang