19

1K 53 2
                                    

@gothamcity
"Mereka akan pergi ke Taipei??" Pria tua itu mematikan rokok yang sudah mengecil itu.
"Iya pak, sepertinya Daehwi dan Jinyoung sudah menemukan keberadaan Seren dan jadwal penerbangan mereka pagi ini" jawab pria bertubuh gempal dan berambut pirang tersebut.
Tn.Kim, ayah Seren tersenyum puas.
"Kita sudah tidak memiliki banyak waktu, ikuti mereka dan bawa Seren padaku."
.
.
.
.
.
.

Seren mengajak kedua temannya untuk bertemu dengan bibi Ong. Mereka pasti akan sangat senang, apalagi mereka akan disuguhkan jejeran cake dan roti yang sangat enak.
"Selamat sore" sapa Seren saat memasuki toko tersebut. Toko masih terlihat ramai walaupun sudah menjelang malam hari. Wajar saja, ini adalah jam pulang kerja, jadi pasti akan sangat ramai.
"Seren!!" Panggil Seong woo setelah dia mengantar pesanan pelanggan.
"Kakak, kok udah pulang?" Tanya Seren. Seharusnya jadwal mereka pulang dari villa Ji-Sung adalah besok
"Untuk apa kami Disana kalau pemeran utamanya tidak Disana lagi" jawab Seong woo. Dia melirik kedua teman Seren.
"Wah, jadi ini sahabatmu??"
"Ah iya aku hampir lupa. Kak, perkenalkan ini temanku Daehwi dan Jinyoung" ucap Seren dan menunjukkan mereka satu persatu.
"Daehwi, Jinyoung, this is Guanlin's friend Seong woo"
"Nice to meet you,broth" sambut Daehwi terlebih dahulu.
"Wah aku tidak terlalu lancar berbahasa Inggris, bagaimana ini??"
"Aku akan jadi penerjemah kak" jawab Seren.
Seketika muncullah bibi Ong sedang membawa roti yang baru saja dipanggang.
"Kita sepertinya kedatangan tamu"
Mereka semua melihat bibi Ong.
"This is Ong aunty. Seong woo's mother, the owner of this cake store"
Jelas Seren pada kedua temannya
"Nice to meet you, aunty" lagi lagi Daehwi yang menyapa bibi Ong.
"Nice to meet you too, do you Hungry? Let's get some cake and tea. Seren, bawa mereka duduk, bibi akan membuatkan makanan kepada mereka."
"Lalu aku??" Tanya Seong woo.
"Roti masih dipanggangan, cepat ambilkan"
"Mamaaaa" erang Seong woo
Seren dan bibi Ong hanya menahan tawa.

"Sepertinya mereka ramah" ucap Jinyoung yang sedari tadi diam.
"Sangat. Mereka sangat baik dan ramah. Dipertemuan pertama kami pun begitu. Bibi Ong langsung mengajakku masuk kedalam toko ini dan memberiku roti dan teh gratis. Aku sangat menyukai bibi" jawab Seren.
"Anaknya juga sama. Sepertinya kau sudah nyaman berada disini" tambah Jinyoung lagi.
"Ya, tapi aku ingin bersama kalian lebih lama."
Daehwi dan Jinyoung menghela nafas.
"Kami juga tentunya. Tapi untuk apa kau pulang kalau harus bertemu dengan ayahmu lagi? Kami lebih menginginkan kebahagiaanmu daripada kau harus datang kepada kami tiap hari dengan tangisan. Itu membuat kami merasa sakit juga. Kami sahabatmu dari kecil tapi kami tidak bisa melindungimu sekalipun," jelas Jinyoung. Diangguki Daehwi.
"Darl, you are so precious. You just have a precious life too. Kalau kami, kami bisa saja berkunjung dan menemuimu kapanpun kami bisa. Jadi jangan khawatirkan kami. Kami selalu ada untukmu. Ingat aku adalah ibumu dan Jinyoung adalah ayahmu. Jadi kami akan selalu bersamamu walaupun dijarak yang jauh" saran daehwi.
"Terimakasih Daehwi, Jinyoung" lirih Seren.
"Kau seperti homo, Daehwi" celutuk Jinyoung geli.
"I don't care!!"
Tiba tiba handphone Seren berdering. Ada telepon masuk dari unknown number.
"Aku harus mengangkat telepon dulu" pamit Seren dan pergi keluar toko.
"Halo"
"........."
Seren masih menunggu lawan bicaranya membuka suara. Sampai tiba tiba
"Aku di belakangmu"
Seren yang terkejut langsung berbalik dan semuanya menjadi gelap.
_______

Guanlin meremas rambutnya kuat. Dia sangat marah,panik dan khawatir sekarang. Baru saja dia mulai membuka diri menjalin hubungan baru dengan orang yang spesial baginya, tapi orang itu sudah mengalami penderitaan. Dia merasa sangat kecewa pada dirinya sekarang. Sejak tadi Guanlin tak berhenti menjambak dan memukuli kepalanya.
"Tenangkan dirimu dude, kami sudah melapor ke pihak berwajib" ucap Seong woo sambil mengelus pelan bahu sahabatnya itu.
Daehwi juga sedari tadi tidak berhenti menangis. Dia dan Jinyoung sama khawatirnya dengan Guanlin. Ini sudah jam 2 dini hari tapi sampai sekarang belum ada kabar dari pihak berwajib dan teman temannya.
"Bodoh!! Seharusnya aku tidak membiarkannya pergi sendiri" erangnya memperkuat remasan pada rambutnya. Wajahnya sudah memerah dan air mata sudah keluar sejak tadi.
"Jangan bodoh. Tenangkan dirimu. Sejak tadi kau hanya membuat kerusuhan" ujar Seong woo. Mereka semua bergidig ngeri melihat keadaan rumah yang sudah rusak parah bahkan beling berserakan dilantai serta noda darah yang merupakan darah dari kaki Guanlin.
"Itu salahmu yang tidak memperbolehkanku pergi mencari Seren" jawabnya.
"Bagaimana aku membiarkanmu mencari Seren dalam keadaan kacau seperti ini!? Kau harus tenang baru kita mencarinya bersama sama. Percayalah Seren pasti baik baik saja. Sekarang tenangkan hatimu. Berhenti menyakiti dirimu sendiri"
Guanlin membenarkan perkataan Seong woo dalam hati.
Setelah menerima telepon dari Daehwi, dia seperti gelap mata. Dia bahkan tidak merasa sakit pada luka di tubuhnya.

Yang dia pikirkan hanyalah Seren. Dimana serennya? Hingga tiba tiba notifikasi laptopnya berbunyi lagi. Itu pasti dari jaehwan. Sebelumnya Guanlin sudah memberitahu tentang hilangnya Seren kepada Jaehwan. Dan Jaehwan bilang dia akan mencarinya.

Guanlin beranjak dari sofa menuju laptopnya. Dia melihat isi pesan dari jae Hwan

  Tanyakan pada Daehwi dan Jinyoung apakah mereka memberitahu ayahku tentang keberangkatan mereka ke Taipei

Guanlin berfikir sebentar. Dia tiba tiba merasakan feeling tidak enak tentang ayah Seren.

"Apakah kalian memberitahu ayah Seren kalau kalian sedang berkunjung kesini??" Tanya Guanlin pada kedua orang itu.
"Dia memang sering bertanya pada kami apakah kami tau dimana keberadaan Seren, tapi kami tidak memberitahukannya. Kami bahkan tidak memberitahukan kalau kami mengetahui keberadaan Seren." Ucap Jinyoung. Sedangkan Daehwi hanya menangis kencang. Tangisannya sangat pilu.

Guanlin segera membalas apa yang dikatakan Jinyoung kepada Jaehwan. Lama mereka menunggu, Jaehwan tidak membalas pesan Guanlin. Guanlin makin cemas.

"Hei, stop crying" ucap Seong woo pada Daehwi. Tapi Daehwi enggan berhenti.
"Aku salah, maaf aku salah" ucapnya.
"Ini semua salah kita semua, sudahlah berhenti menangis" kali ini giliran Jinyoung yang menenangkan sahabatnya itu.  Dia tau apa yang dimaksud Daehwi. Tapi dia lebih memilih menenangkan Daehwi terlebih dahulu.

Setelah beberapa jam hanya isakan tangis Daehwi yang terdengar. Mereka semua diam, berkelut dengan pikiran mereka sendiri. Terutama Guanlin. Jantung Guanlin juga tidak berhenti berdetak cepat. Entah kenapa dia merasa ini ada sangkut paut dengan ayah Seren.
"Jangan bermain main dengan api anak muda"
"Aku suka bermain dengan api, maka aku akan menghembuskan angin kuat untuk membuat api semakin besar"
Guanlin merutuki mulutnya yang sangat kasar itu.

Tiba tiba suara notifikasi laptop Guanlin berbunyi bersamaan dengan ponsel Seong woo membuat semuanya terkejut.
Guanlin dengan cepat mengecek balasan Jaehwan dan Seong woo mengangkat teleponnya.
Guanlin melotot tak percaya melihat isi email Jaehwan.

  Seren diculik ayah dan sudah dijual

"APA?? SEREN DILARIKAN KELUAR NEGRI????" pekik Seong woo.

Guanlin dan Seong woo bertatapan.
"SIALAAN!!!" Dan berakhir Guanlin menghantam laptopnya kelantai.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Udah klimaks teman teman 😂😂
Sorry kalo ngeselin ya hehehe...
Keep vote and comment ya ❤️❤️

Ini seong woo apa bukan sih?? 😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini seong woo apa bukan sih?? 😌

Aku ga liat, aku pake headset :'( :'(

INNEFABLe[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang