06

1.9K 69 6
                                    

Memasuki Minggu kedua, Guanlin dan Seren mulai mengalami perkembangan. Mereka sudah mulai akur dan Seren juga sudah terbiasa dengan Guanlin. Guanlin membuktikan kekhawatirannya dengan peduli kepada Seren.
Setiap harinya Guanlin datang ke kamar Seren untuk memberitahu Seren untuk makan.

Semakin lama, Guanlin semakin terbiasa nongkrong dikamar Seren hanya untuk sekedar curhat kepada Seren. Walaupun dulunya Seren tak menanggapi, tapi kemudian Seren mulai merespon Guanlin dan akhirnya lama kelamaan mereka mulai akur.
Seong woo juga sering mengunjungi mereka dan bermain juga bersama Seren. Seong woo juga kerap kali membawa roti buatan mamanya untuk diberikan kepada Seren.

Dan hari ini, tepatnya malam ini, Guanlin dan Seren sedang menikmati roti yang baru saja diantar Seong woo kepada mereka. Mereka hanya makan tanpa diselingi aktivitas lain, membuat Guanlin bosan.

"Seren, kau tidak bosan," tanya Guanlin sambil mengunyah rotinya.
"Memangnya kakak udah bosan??" Seren masih setia memakan roti itu. Ah, dan juga mulai 8 hari yang lalu, Seren resmi memanggil Guanlin dengan sebutan kakak. Tempo hari Seren bingung mau memanggilnya dengan sebutan apa,  dan pada saat Seren memanggilnya dengan sebutan kakak, Guanlin tertawa sangat keras. Dia menganggap itu sangat lucu.
"Ini sudah jam 6 sore dan kita hanya dirumah saja" keluh Guanlin
"Kakak kan ga pernah mengizinkanku keluar, jadinya kita dirumah saja." Ucap Seren.

Guanlin menghembuskan nafas kasar. Untuk apa dia meng-ultimatumkan peraturan yang akhirnya akan disesalinya. Tiba tiba Guanlin dapat ide
"Teman temanku baru saja kembali dari Rusia, aku akan mengundang mereka ke sini, kau pasti akan menyukai mereka." Tawar Guanlin.
"Berarti kak Seong woo juga ada kan kak??" Guanlin menjadi diam. Dia tidak suka cara Seren mengucapkan nama Seong woo dengan mata berbinar seperti itu. Dia juga iri dengan kedekatan Seren dan Seong woo. Seren  sangat akrab dengan Seong woo dibandingkan dengan dirinya. Kerap kali Guanlin melihat mereka tertawa bersama. Sedangkan Guanlin tidak bisa seperti itu.
"Iya-_-" jawab Guanlin datar. Dia lalu mengambil handphone nya dan mengirim pesan ke grupnya untuk bermain kerumah dan membawa banyak oleh oleh.

Sebelumnya Guanlin sudah memberi tahu kepada temannya tentang keberadaan Seren. Awalnya, teman temannya terkejut seperti Seong woo, tapi akhirnya mereka bisa menerima alasan dari Guanlin. Guanlin juga sering mengajak Seren untuk bergabung saat mereka sedang melakukan video call. Banyak temannya yang memuji Seren karena Seren memang sangat cantik. Terutama Min Hyun. Min Hyun sangat ingin bertemu dengan Seren.

"Mereka akan tiba 15 menit lagi" ucap Guanlin dan meletakkan handphonenya. Keadaan kembali hening.
"Berapa usia mereka?" Tanya Seren tiba tiba.
"Ah, maksudku teman temanmu" tambah Seren.
"Oooh.. aku, Ji Hoon, Woojin, Seong woo dan Daniel sudah 20 tahun sedangkan Min Hyun, Ji-Sung dan Seung woon sudah berusia 22 tahun. Memangnya kenapa?"
Seren kini mengalihkan perhatiannya pada Guanlin.
"Aku hanya penasaran, apa kalian semua bekerja atau pengangguran" pertanyaan Seren yang polos membuat Guanlin tertawa.
"Ini musim panas Seren. Perusahaan kami selalu libur saat musim panas selama 3 Minggu" jelas Guanlin.
"Perusahaan kami?"
"Kami semua bekerja di perusahaan ayah" jelas Guanlin. Seren mengangguk sekaligus kagum.
"Kau teman yang baik ya," puji Seren.
"Apa maksudmu? Mereka semua masuk bukan karena aku, bahkan aku juga masuk melalui jalur reguler bersama teman temanku, walaupun aku anak pemilik perusahaan itu" Seren menganga
"Benarkah?? Kenapa begitu?"
"Dad hanya ingin aku mencari pengalaman sebelum aku tamat S2 nanti" jawabnya.
"Kakak mengambil program magister? Kapan?" Tanya Seren.
"Tepat disaat kau masuk sekolah nanti"
"Pardon??"
"Aku mendaftarkanmu ke sekolah menengah atas terbaik disini, jadi kita akan memiliki aktivitas baru bersama."
Seren terharu. Ternyata orang yang tidak disukainya bisa menjadi sebaik ini. Dia bahkan sampai menangis karena dia bisa sekolah lagi.
"Kau menangis??" Guanlin tampak khawatir
"Aku senang....." Isak Seren.
"Aku senang masuk sekolah" isakan Seren makin keras dan terdengar kekanak-kanakan.
Guanlin tertawa keras karena dia menganggap itu lucu.

____

Teman teman Guanlin sudah tiba dirumahnya. Mereka datang sambil membawa banyak oleh oleh. Mereka berkumpul diruang tengah mengelilingi Seren. Mereka seperti mendapat mainan baru saat melihat Seren.
"Hoon, sekarang kau memiliki saingan kiyowo" canda Daniel sambil menyikut Ji Hoon.
"Dia sangat manis" timpal Ji sung sambil mencubit gemas pipi Seren. Seren hanya tertawa kecil melihat tingkah teman teman Guanlin. Dia kira mereka akan terlihat menyeramkan, tetapi ternyata tidak.
"Jangan kencang kencang, nanti pipinya hilang" kritik Guanlin dan menepis tangan Ji-Sung.
"Dia masih muda, apa kau bisa bersih bersih??" Tanya Min Hyun to the point.
"Ah tentu" jawab Seren.
"Untuk apa kau tanyakan hal itu?" Tanya woo jin.
"Setidaknya, Guanlin Tak akan meneleponku lagi untuk membersihkan rumahnya" jawab Min Hyun membuat semua orang tertawa.

Mereka menikmati malam Minggu mereka dengan bercanda satu sama lain. Seren juga banyak tertawa bahagia. Guanlin yang melihat itu juga merasa lega. Setidaknya anak itu tidak merasa tertekan lagi.
Guanlin merasakan debaran itu lagi. Dia tahu perasaan itu, tapi dia menepis itu tegas. Dia tidak mau ada perasaan itu lagi. Dia masih ragu dan takut. Dia menolak keras perasaan itu. Dia tidak sadar, sejak tadi dia menatap Seren dan hal itu ditangkap oleh Seong woo.

Seong woo bukannya cemburu, tapi ia lega. Sahabatnya itu telah menemukan obat. Tapi apakah obat itu akan bertahan, atau akan menjadi racun yang lebih ganas untuk Guanlin. Seong woo pantas mengaku bahwa dia lebih mengerti Guanlin daripada Guanlin sendiri. Mereka sudah bersama lebih dari separuh umur mereka. Dan waktu itu tidak singkat sehingga mereka saling mengenal sisi masing masing.

Dia juga mulai memahami sisi Seren. Seren hanya senang dengan orang yang pandai menghibur seperti dirinya. Dan Seong woo tahu bahwa Guanlin sangat payah akan hal itu. Tapi dia harus bisa membuat Guanlin kembali merasakan perasaan itu dan terbebas dari masa lalunya yang menyakitkan.
"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Guanlin menatap Seong woo
"Aku hanya berharap Seren lah orangnya" ucap Seong woo.
Mereka berdua menatap Seren yang sedang asik bermain dengan teman yang lain.
"Maksudmu apa?" Tanya Guanlin tetap fokus pada Seren.
"Kuharap Seren akan menjadi pembuka hatimu."
"Itu tidak akan terjadi, dia hanya seperti adik untukku, dan memang itulah posisi dia seharusnya."
Seong woo menatap Guanlin. Begitu juga Guanlin.
"Tapi, mata dan hatimu berkata sebaliknya Guanlin. Aku ini sahabatmu dan aku tahu"
Guanlin menyeringai
"Jika aku masih menolaknya apa kau akan merebutnya??"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Sorry buat update yang telat.
Aku sibuk ngurus surat keterangan lulus, jadi ga sempat megang hp.
Aku juga lagi sedih, soalnya nilai UNBK aku rendah semua 😭😭

Oh iya, bentar lagi aku mah SBMPTN jadi update agak lambat. Sorry ya guys 😪😪😪

Guanlin from the stats

INNEFABLe[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang