17

1.1K 59 2
                                    

Mereka tiba di villa disaat hari sudah subuh. Disana mereka mendapati teman teman sedang menunggu mereka dengan cemas.
Minhyun adalah orang yang pertama kali menghampiri mereka.
"Kalian kok lama??"
Tapi Seren tidak menggubris perkataan Minhyun malah dia langsung masuk ke kamarnya.

Mereka semua mendadak heran dan langsung saja melihat Guanlin. Guanlin yang ditatap hanya menggendikkan bahu.

"Kami butuh penjelasan, Guanlin" ucap Ji-Sung datar.



Guanlin menceritakan semuanya kepada mereka. Keadaan ruang tamu menjadi sangat panas,
"Aku sudah bilang dia akan menghancurkan acaranya" Ji-Sung mengamuk sendiri. Daniel disampingnya berusaha menenangkan Ji-Sung.
"Bicarakan ini baik baik, hal ini tak semudah yang kita kira." Daniel mengelus punggung Ji-Sung pelan.
"Aku sudah bilang padamu untuk jangan takut."
Jihoon mengangkat bicara.
"Aku tahu dan aku menyesal. Tapi kalian seharusnya membicarakan ini dulu kepadaku. Aku sungguh tidak ingin mengecewakan kalian, aku tau kalian sudah berusaha keras untukku"
Semua hanya diam. Mereka maklum dengan keadaan teman mereka ini.

Trauma bukanlah sembarang penyakit mental yang bisa disembuhkan. Dan itulah yang dialami Guanlin pada saat ini. Dia takut seandainya Seren berpacaran dengannya, Seren akan terluka dan akan dalam keadaan bahaya. Terlebih lagi Seren memilii ayah yang super serakah, kita tidak bisa memprediksi bahwa Seren akan baik baik saja kedepannya. Pemikiran Guanlin memang seluas itu.

"Lin, aku kekamar Seren dulu" ucap Seong woo dan dia langsung pergi kesana.  Berusaha mengabaikan tatapan tajam Guanlin.
______

Seren tidur telungkup di tempat tidurnya ketika Seong woo masuk.
Badannya bergetar menandakan dia menangis.
"Seren....."
Seren terkejut. Dia menghapus air matanya dengan kasar.
"Ada apa kak???"
Seong woo menepuk pelan bahu Seren.
"Tidak apa, jangan menangis. Kekecewaanmu hanyalah kekosongan belaka. Guanlin bukannya tidak mencintaimu, dia sangat. Bahkan melebihi perasaanmu padanya. Kau bisa merasakannya kan??"
Seren mengangguk pelan.
"Kau masih ingat cerita tentang adikku,kan??"
Lagi lagi Seren mengangguk.
"Dia masih belum bisa lepas dari traumanya menyangkut adikku itu. Dia masih merasa takut dan menepis kuat perasaanya padamu. Dia masih butuh waktu sedikit lagi, kau tidak perlu khawatir, Seren. Dia milikmu begitu juga sebaliknya." Ucap Seong woo lembut.
"Terimakasih kak, kakak itu memang benar benar sosok kakak sejati. Aku selalu ingat kak Jae jika kakak sudah berbicara seperti ini"
Seong woo tertawa kecil.
"Semenjak kau ada bersama Guanlin, kau sudah menjadi adikku."
"Kak, sekali lagi aku ingin bertanya. Kenapa kakak tidak pernah membenci Guanlin? Dia itu adalah penyebab dari kematian adikmu"
Seong woo lagi lagi tertawa.
"Bukan Guanlin, tapi hati adikku sendiri. Dia yang memutuskan untuk menyerah. Dan sekali lagi aku katakan kalau aku sangat percaya pada Guanlin"

Guanlin mendengar semua perbincangan mereka dari pintu yang sedikit terbuka. Guanlin tersenyum lembut. Air mata juga sudah keluar dari tempatnya.
Tidak ada yang lebih menenangkan hati daripada seorang sahabat yang berjiwa kakak seperti Seong woo. Dia merasa bodoh sudah curiga kepada Seong woo.
"Kak, sepertinya besok aku harus pulang. Teman temanku besok akan berkunjung kerumah" ucap Seren tiba tiba.
"Kalau begitu kau harus beritahu Guanlin" saran Seong woo.
Mendengar itu, Guanlin langsung lari ke sebelah. Kamar Jihoon.

__________

Siangnya Guanlin dan Seren berpamitan ingin pulang lebih dulu. Mereka juga minta maaf atas kekacauan yang mereka perbuat. Terlebih kepada Ji-Sung yang sudah mempersiapkan segalanya.
Guanlin berjanji akan segera meng-officialkan (!?) Hubungannya dengan Seren. Walaupun Guanlin sendiri masih bingung bagaimana caranya.

Diperjalanan mereka bahkan hanya diam. Hening. Mereka sibuk dengan pikiran mereka sendiri. Guanlin juga jadi merasa bersalah kepada Seren. Dia harus menyelesaikan masalah ini. Dia tidak tahan kalau harus berdiaman dengan Seren.
Seren sendiri jadi merasa gelisah. Dia merasa tidak nyaman karena sudah marah kepada Guanlin.
"Kak"
"Seren"
Mereka kompak saling memanggil.
"Kakak duluan" ucap Seren.
Guanlin menarik nafas dalam.
"Aku minta maaf soal kemarin" ucapnya.
"Aku sudah memaafkan"
"Karena Seong woo???"
Seren memandang terkejut.
"Kakak tau darimana???"
"Aku mendengar semuanya semalam. Maafkan aku" ucapnya.
"Jadi aku ingin tau, apa yang dikatakan kak Seong woo itu benar atau tidak??"
"Dia benar" Seren tersenyum.
"Kakak bukan pecundang yang masih takut sama trauma trauma kaya gitu. Seharusnya dari dulu kakak mencari pengganti yang bisa membuat kakak sembuh dari luka kakak dan trauma kakak itu"
"Tidak semudah itu Seren"
"Aku tau itu tidak mudah. Makanya aku bersedia. Jika suatu saat nanti aku terluka, itu adalah konsekuensiku. Tapi aku tidak akan cepat menyerah ketika aku punya masalah."
Guanlin menepikan mobilnya di pinggir jalan secara mendadak. Posisi mereka sekarang sedang berada di hutan dengan pohon pohon panjang di samping jalan.
"Seren, aku tidak akan menjalin hubungan kalau hubungan itu hanya menciptakan luka."
"Tidak ada hubungan yang berjalan mulus. Tantangan sebuah hubungan adalah luka. Dan kalau tidak dihadapi secara bersama maka hubungan itu akan kandas. Dan aku... I Will always by your side" 
Guanlin tergugah mendengar penuturan Seren.
"Kenapa kau memilihku?? Aku hanya orang gila yang selalu mengurungmu. Aku bahkan berbuat yang aneh aneh kepadamu."
Seren tersenyum.
"Perasaan tidak pernah bisa ditebak. Dia hanya mengenal rumahnya tanpa kita bisa tau dimana. And she found her home in your heart without permission with me. Perasaan juga muncul karena kita terbiasa. Dan aku sudah terlanjur ketergantungan denganmu,kak"
Guanlin menatap Seren lekat. Dia mencari kebohongan Dimata Seren.
"Lalu, kakak sendiri??"
Guanlin masih tetap menatap Seren lekat. Jantungnya masih berdegup kencang. Ketakutan masih ada dipikirannya. Dia berusaha menolak ketakutan itu.
"Karna kau gila, dan aku gila" ucapnya.

Guanlin menarik pinggang Seren dan mengangkatnya untuk duduk dipangkuan Guanlin. Tentu saja Seren terkejut. Posisi mereka sekarang sangat dekat.
"Apa aku harus menyiapkan alasan untuk sebuah perasaan??"
Seren tidak tau darimana asal keberaniannya untuk memulai semua ini. Tapi perasaannya sudah memuncak dan dia bukan tipe gadis yang akan mendiamkan perasaannya. Dia bahkan berani mengungkapkannya duluan seperti kemarin. Dia tidak masalah dengan hal itu.

Dia menyentuh rahang Guanlin.
"Jangan jadikan aku anjingmu lagi," ucapnya. Guanlin tertawa kecil. Dia mendongak menatap mata Seren.
"Kau masih tetap jadi anjing cantik untukku. Aku lebih suka itu."
Seren mendecih.
"Aku tidak jadi menyukaimu" ucap Seren malas dan akan beranjak dari posisinya. Tapi segera ditahan oleh Guanlin.
"Aku bercanda," ucapnya.
Dia menyentuh dan mengusap pelan pipi Seren.
"Bolehkah?" Tanya Guanlin. Seren yang tau maksudnya memberikan senyuman lembut kepada Guanlin.
Selanjutnya keduanya sudah menyatukan bibir mereka dan menikmati permainan yang mereka ciptakan tanpa perduli pada mobil yang berkewarganegaraan disekitar mereka.

Dan hari ini sampai seterusnya, mereka sudah menjadi pasangan kekasih, bukan lagi anjing dan majikan. Tapi apakah semuanya akan berjalan mulus??
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Keep voment ceritanya ya 🙏🙏
.
.
And happy birthday my lovely husband Kim jae Hwan


Tetap jadi Jaehwan imut punya Saia ❤️❤️
Main Vocal main dancer main rapper main fashionista (23)
❤️😘❤️😘

INNEFABLe[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang