10

1.5K 62 4
                                    

Setelah mereka sarapan, Guanlin merapikan meja makan dan Seren mencuci piring. Suasana masih sangat canggung, Seren juga menyadari bahwa Guanlin sedari tadi menatap Seren tajam. Tapi Seren berpura pura tidak tahu.
"Serena" panggil Guanlin.
Seren reflek berbalik karena saking terkejutnya.
"Setelah cuci piring, temui aku di kamarku" ucapnya datar lalu pergi meninggalkan Seren.

Seren merasakan jantungnya berdegup sangat cepat. Seren sangat gugup karena saat ini, dia belum siap untuk berbicara kepada Guanlin. Terutama tentang kejadian yang terjadi semalam. Jihoon bahkan meninggalkan dia sendiri Disana kemarin tanpa berkata apapun. Tapi dia ingat, dia harus meminta maaf kepada Guanlin tentang permasalahan Daehwi dan Jinyoung kemarin, dia sudah sangat kasar berbicara pada Guanlin. Itu pasti sangat menyakitkan untuk Guanlin.
Seren menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat dan segera ke kamar Guanlin.
"Permisi kak," izin Seren dan masuk ke dalam kamar Guanlin. Dilihatnya Guanlin sedang duduk di beranda kamarnya. Seren langsung menghampiri Guanlin.
Keadaan hening. Tidak ada satupun yang mau membuka pembicaraan. Mereka berdua sibuk dengan pikirannya. Karena sudah tidak tahan lagi, akhirnya Seren membuka pembicaraan.
"Kak, aku minta maaf" ucap Seren menyesal.
"Apa yang harus kumaafiin?" Tanya Guanlin masih memandang lurus ke depan.
"Tentang perkataanku kemarin,kak. Aku menyesal karena sudah berbicara kasar pada kakak. Seharusnya aku bersyukur kakak masih memperlakukanku dengan baik, tapi aku malah berperilaku buruk pada kakak." Sesal Seren.
"Iya, kau sangat buruk" ucap Guanlin. Mendengar itu, Seren langsung mencelos.
"Maka dari itu kak, tolong maafkan aku. Aku janji tidak akan berbicara kasar" lirih Seren.
Kali ini Guanlin melihat Seren.
"Kau bahkan lebih buruk daripada berbicara kasar" ucap Guanlin tajam.
"Maksud kakak??"
Guanlin mendecih.
"Jangan sok polos! Kau berbuat mesum dengan Jihoon didepan ku, bahkan di kasurku!!! Bukankah itu sangat buruk? Ah tidak, itu menjijikan" ucap Guanlin sarkas
Bukannya marah, Seren malah tertawa.
"Hei, aku berbicara serius kau malah tertawa" ucap Guanlin sewot
"Ternyata kalau kakak mabuk, kakak jadi lupa segalanya" ucap Seren masih tertawa.
"Apa maksudmu? Aku sadar! Aku ingat segalanya" bela Guanlin pada dirinya sendiri.
Seren menyeringai.
"Jadi karena hal ini, kakak marah sama aku?" Tanya Seren sambil mendekatkan tubuhnya pada Guanlin. Sisi jahil Seren muncul. Dia ingin membalas apa yang terjadi semalam.
Melihat Seren yang semakin mendekat membuat Guanlin jadi salah tingkah. Dia mengalihkan badannya dengan berdiri di pagar balkon. Seren ingin tertawa dengan sikap Guanlin.
Ini menyenangkan batin Seren.

Dia berdiri menghampiri Guanlin.
"Kakak mau tau apa yang kulakukan dengan kak Jihoon?" Tanya Seren menggoda.
"Tentu tidak" jawab Guanlin masih gugup. Seren akhir akhir ini sangat sering menggoda imannya. Bahkan sekarang, posisi mereka membuat Guanlin sangat tersiksa.
Seren menggenggam tangan Guanlin erat. Tangan yang satu lagi dia letakkan di rahang Guanlin.
"Kemarin kak Jihoon menjatuhkan ku di ranjang, tepat disampingmu" ucap Seren menjelaskan kejadian semalam.
Guanlin semakin merasa tegang. Dalam hati, dia memaki Serem yang semakin hari semakin gila.
"Kak Jihoon naik juga ke kasur, dan dia mendekatkan wajahnya ke wajahku" lanjut Seren.
Guanlin menggeram. Seren ternyata nekat menceritakan hal itu kepada Guanlin.
"Tapi...."
Guanlin menatal Seren, berharap Seren melanjutkan ceritanya. Mereka berdua saling menatap tajam.
"Yang dilakukan kan Jihoon bukan menciumku"
"Lalu??" Tanya Guanlin penasaran.
Seren melepaskan tangannya dari Guanlin.
"Tadi kakak bilang kakak tidak mau mendengar ceritanya" ucap Seren sambil berusaha menahan tawanya.
Guanlin kembali salah tingkah. Guanlin membuang muka.
"Tapi, kak Jihoon malah membangunkanmu, dan dia memberitahu kalau dia ingin bercinta denganku"
Guanlin melotot. Dia berusaha mengingat kejadian itu,
"Aku sebenarnya sudah sangat takut. Bahkan aku menggenggam tangan kananmu dengan sangat kencang. Pasti rasa sakitnya masih terasa" lanjut Seren kali ini benar benar bercerita.
Guanlin memang merasa tangan kanannya sangat sakit terutama di jari jarinya.
"Lalu kakak bangun. Kakak langsung mencariku. Disaat itu, kakak setengah sadar. Mata kakak masih tertutup dan kakak masih dalam halusinasi"
"Apa yang kukatakan??"
"Kakak memanggilku dan mengatakan bahwa aku tidak boleh pergi. Dan aku memeluk kakak. Aku disaat itu sangat takut dengan kak Jihoon. Tapi kak Jihoon malah meninggalkan kita dikamar."
Guanlin mengangguk mengerti. Tapi dia kembali ingat dengan bekas kemerahan di leher Seren. Dia tiba tiba mengangkat kepala Seren dan mengecek leher Seren.
"Lalu siapa yang melakukan ini?" Tanya Guanlin menunjuk leher Seren.

Seren diam. Wajahnya memerah. Dia mengalihkan pandangannya dari Guanlin.
"Katakan siapa yang melakukan ini!" Tanya Guanlin dengan nada agak keras.
Seren menatap Guanlin tajam.
"Ini..., Kakak yang lakuin" jawab Seren.
"Kamu mau nipu aku??" Guanlin tidak percaya.
"Kakak yang bikin leher aku begini."
"Setelah kak Jihoon pergi, kakak banting aku dan kakak langsung ci.. cium aku" ucap Seren malu.
Guanlin diam. Dia berusaha mengingat kejadian itu.
"Aku tetap tidak percaya, pasti Jihoon yang melakukannya, iyakan??"
Seren sudah sangat malu kalau membahas hal seperti ini.

Seren langsung menangkap wajah Guanlin dan berjinjit untuk mencium Guanlin. Dia melakukan persis seperti yang dilakukan Guanlin semalam.
Seren memainkan bibir Guanlin. Lalu dia beralih pada leher Guanlin. Dia mengecup dan menghisap leher Guanlin. Lalu menyudahinya. Dia sudah sangat malu.
"Aku mencontohkan yang kakak lakukan semalam" ucapnya malu. Dia hanya diam dan menatap ke bawah. Dia tidak berani menatap Guanlin.

Sedangkan Guanlin sendiri, dia terdiam. Dia terkejut dengan tindakan Seren tadi. Seren memang gila, Teriaknya dalam hati. Tapi dia senang. Guanlin meraba lehernya.
"Jadi aku yang melakukan itu, lalu apa aku melakukan hal lain? Kau tidak mau mencotohkannya lagi??" Goda Guanlin dan terkekeh.
"Jangan mesum" ucap Seren malu.
"Aku bertanya, apa aku melakukan hal lain??" Tanya Guanlin sedikit membungkuk untuk memperhatikan wajah Seren yang sudah merah.
"Tidak. Aku lupa," jawabnya membuang muka dari Guanlin.
"Sepertinya kita melakukan lebih" goda Guanlin lagi.
"Aku tidak tahu" jawab Seren berusaha menghindar dari Guanlin.
Tapi Guanlin semakin gencar menggoda Seren. Dia mencubit pipi Seren.
"Hei, jangan mencubit pipiku" protes Seren.
"Ciumanmu tadi sangat hebat, kau sering berciuman ya?" Guanlin semakin gencar menggoda Seren.
"Hentikan.." erang Seren.
Guanlin tertawa lepas. Dia merasa wajah merah Seren sangat lucu.
Dia kembali mencubit kedua pipi Seren dengan sangat kuat.
"YA!!! Kemari! Aku akan membalas kakak!!" Pekik Seren dan berusaha mengejar Guanlin yang sudah berancang-ancang untuk melarikan diri.

Dan jadilah mereka berlarian seperti kucing dan tikus. Mereka sama sama tertawa menimbulkan kesan bahagia diantara mereka berdua. Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada yang memperhatikan mereka dari bawah.
"Sepertinya Guanlin sudah melupakannya, iyakan Seong woo" ucap Jihoon melihat mereka.
"Aku senang kalau Guanlin sudah menemukan yang terbaik untuk hidupnya" ucap Seong woo tersenyum lembut.
"Sepertinya trik ku kemarin berhasil" puji Jihoon pada dirinya
"Memangnya kau melakukan apa?" Tanya Seong woo
"Memperkosa Seren!?!?" Ucap Jihoon yang langsung mendapat toyoran keras dari Seong woo
"SHIT!!!"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
HELLO im back.
Thanks buat yang selalu support cerita ini. :)
Cerita ini bukan apa apa tanpa kalian.
Tetap tunggu update baru dari cerita ini ya, aku bakalan sering sering update sesuai dengan permintaan kalian, semoga kalian suka sama cerita ini.
.
Tadi aku liat cerita ini udah dapat rating 327 tag-an Jihoon.
Semoga ratingnya meningkat untuk pemeran utamanya ya 😊😊😊😊
.
.
Keep vote and comment ceritanya ya :) :)
Love you semuanya

Panwink forever 😘😘😘

Bonus pict pacar akuuu mas Jaehwan

Cool banget yatuhan, masa depan aku ini 😍😍😍

INNEFABLe[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang